WARNING *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA⚠️ ⚠️
Emile adalah seorang mahasiswi yang terpaksa harus menyudahi kuliahnya karena alasan ekonomi dan juga adik kesayangannya yang tengah sakit. Dia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan membiayai pengobatan adiknya yang tak ramah di kantong. Dalam pertemuan yang tak di sengaja dengan bosnya di sebuah bar membuat hidupnya berubah drastis. Ia terjebak dalam sebuah perjanjian kontrak dengan Harry Andreson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harry Anderson
Pagi ini suasana di perusahaan AD Company nampak begitu sibuk terutama para cleaning servis yang berlarian kesana kemari untuk membersihkan semuanya tanpa ada noda sedikitpun. Para staf kantor juga sudah mulai berbaris rapi karena pagi ini putra keluarga Anderson yang merupakan CEO AD Company sudah mulai mengambil alih perusahaan setelah ayahnya meninggal beberapa minggu yang lalu.
Ada desas desus jika CEO baru mereka sangat menyeramkan dan sangat anti dengan hal-hal yang berbau kotoran entah itu debu sekecil apapun semuanya harus sempurna tidak ada alasan.
"Dalam 20 detik dari sekarang Tuan muda Anderson akan memasuki kantor. Rapikan penampilan kalian dan jangan ada yang terlihat berantakan atau nyawa kita akan tamat. Dan jangan lupa senyum." Kata Andre yang merupakan manager di perusahaan AD Company.
Semuanya sudah berbaris rapi dan tersenyum dengan manisnya menampakkan gigi mereka. Walaupun sebenarnya para staf itu tengah gugup namun mereka tetap tersenyum.
"Kenapa tidak juga datang mulutku sudah sangat pegal." Bisik Viona pada rekan di sampingnya.
"Diamlah Kau!!!" Tegur Andin
"Hitung mundur 5 dari sekarang. 5 , 4, 3, 2, 1..." Kata Andre yang di ikuti semua staf.
Dan benar saja sedetik kemudian sebuah mobil Lamborghini bewarna biru berhenti di depan kantor mereka. Pria dengan setelan jas hitam turun dari mobil dan membukakan pintu mobil lainnya.
"Tuan kita sudah sampai." Kata Daniel seraya membukakan pintu mobil.
Seorang pria turun dari mobil kemudian merapikan jasnya dan mengambil kacamata lalu di pakainya. Dia berjalan dengan tegapnya. Kharismanya begitu terlihat membuat semuanya terhipnotis dengan pesonanya. Panggil saja pria itu Harry.
"Berikan salam pada tuan Harry." Kata Andre dengan suara sedikit keras.
"Selamat pagi tuan, selamat datang di perusahaan AD Company dan selamat berkerja, semoga hari tuan menyenangkan." Kata semua staf perusahaan dengan kompaknya.
Harry hanya mengangguk saja kemudian memerhatikan satu persatu karyawannya dengan seksama. Tentu saja hal itu membuat semuanya gugup dan langsung mengoreksi penampilan mereka sendiri.
Harry menuju ke barisan cleaning servis dan berhenti tepat di depan seorang gadis dengan rambut pendeknya. Harry melihat dari mata kaki hingga ujung kepala kemudian menunjuk lengan baju milik gadis itu.
Andre di buat panik melihat jika baju gadis itu ada sedikit kotoran. Dia buru-buru ingin mengalihkan pembicaraan namun Harry sudah bicara lebih dulu.
"Matilah aku..." Gumam Andre dengan keringat dingin.
"Bukankah laundry sudah banyak dan setahuku di sini juga ada mesin cuci. Sudah berapa tahun kau tidak mencuci bajumu? Walaupun kau cleaning servis disini kau tetap harus menjaga penampilan dan kebersihan mu jangan membuat perusahaan malu karena memiliki cleaning servis kotor seperti ini." Kata Harry dengan suara lantangnya.
Sontak saja gadis itu terkejut bukan main mendengar ucapan Harry dan langsung melihat lengan bajunya yang ternyata ada noda. Buru-buru dia langsung membersihkan lengannya.
"Siapa manager disini?" Tanya Harry yang membuat Andre semakin gugup.
"Sa saya tuan. Maaf atas ketidaknyamanan ini tuan sa...." Ucap Andre dengan menunduk dan langsung di potong oleh Harry.
"Kenapa kau tidak kompeten sekali dalam hal sederhana seperti ini. Seharusnya kau sebagai manager bisa mendisiplinkan semua karyawan. Mulai sekarang Buat 10 poin untuk semua karyawan. Jika kalian melakukan kesalahan lebih dari 10 poin yang aku berikan maka kalian akan di pecat dengan tidak hormat dan tanpa uang kompensasi." Kata Harry yang membuat semuanya terkejut.
Andre langsung menghampiri gadis yang tadi membuat masalah itu dan memukul bahunya dengan kesal.
"Seharusnya kau lebih perhatikan penampilan mu Emile. Kau lihat kau yang buat kesalahan semua orang yang terkena imbasnya. Hihhh ingin sekali ku makan kau hidup-hidup, hancur sudah harga diriku di mata tuan Harry." Kata Andre dengan frustasi.
"Saya juga tidak tahu jika tuan Harry memperhatikan ku. Lagipula ini pertama kalinya bukan saya mendapat teguran seperti ini." Ujar Emile membela diri.
"Kau masih saja membela diri ya. Jika lain kali kau mendapatkan masalah lagi jangan sekali-kali meminta bantuan ku." Kata Andre dengan berlalu pergi
"Sudah tidak perlu di pikirkan lebih baik ganti bajumu dulu." Kata Dini yang merupakan rekan kerja sesama cleaning servis.
"Pagi ini aku sudah di uji sampai mana batas kesabaran ku asal kau tau Din. Kau tahu ingin sekali aku memukulnya saat mengata-ngatai ku seperti tadi. Dia pikir siapa." Kata Emile yang terlihat kesalnya.
"itu berarti kau menggali kuburan mu sendiri. Sudahlah jangan banyak tingkah CEO baru kita terlihat tempramen. Tapi jujur dia sangat tampan hehehe hampir saja tadi aku berlari dan memeluknya." Ujar Dini dengan tersenyum salting yang membuat Emile bergidik sendiri.
Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Harry tak henti-hentinya mengomentari hal-hal sederhana yang dia lihat, seperti lift yang terlalu lama terbuka dan lambat, suara langkah kaki dan tempat resepsionis yang terlihat kurang bersih dan rapi.
"Tuan anda mau kemana? Jalannya sebelah sini." Kata Daniel yang membuat Harry berbalik arah dan menatapnya dengan tajam.
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi. Cih sungguh tidak kompeten." Gerutu Harry namun Daniel hanya bisa tersenyum paksa ke arahnya karena bagaimanapun Harry adalah atasannya.
Sesampainya di ruangan CEO, Harry langsung duduk di sofa dan melihat ke sekelilingnya. Mata elangnya menatap semua sudut ruangan dan fasilitas yang ada di dalamnya.
"Hmm sempurna. Kau boleh keluar." Kata Harry dengan berjalan menuju meja kerjanya.
"Jika ada perlu tuan bisa langsung memanggil saya." Ucap Daniel dengan menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan Harry.
Baru ingin membuka data-data perusahaan dering ponselnya berbunyi dan menampilkan panggilan dari bosnya.
"Kopi jangan terlalu panas dan manis."
"Sabar Daniel..." Ucap Daniel menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Tok...tok...tok....
"Masuk." Kata Harry dengan sedikit berteriak.
"Silahkan kopinya tuan." Kata Emile dengan meletakkan kopinya di atas meja kerja.
"Apa kau tidak lihat jika disini banyak berkas-berkas penting. Jika itu tumpah kau mau bertanggung jawab? Letakkan disana!!" Seru Harry yang membuat Emile langsung meletakkan kopinya di meja lain.
"Saya permisi tuan." Kata Emile dengan berlalu pergi.
"Sungguh tidak kompeten." Kata Harry dengan melanjutkan pekerjaannya.
"Apa-apaan orang itu seharusnya dia bisa berkata lebih lembut sedikit padaku." Gerutu Emile dengan kesalnya.
Setelah menyelesaikan setengah dari pekerjaannya kini Harry meregangkan tangannya dan berjalan menuju sofa. Dia menilik dengan seksama apakah cangkir dan kopinya bersih atau tidak.
"Byuuuiiiihhhh apa-apaan ini...." Harry menyemburkan kopinya ke lantai lantaran rasanya bukan manis melainkan asin.
Harry langsung memanggil pimpinan cleaning servis dengan nada marahnya. Semuanya cleaning servis pun berkumpul di ruangan Harry. Dengan suara lantangnya Harry memarahi semua cleaning servis itu.