NovelToon NovelToon
Asupan Lorong Kehidupan

Asupan Lorong Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Preman / Penyelamat
Popularitas:523
Nilai: 5
Nama Author: Miftahur Rahmi

Di sebuah desa kecil bernama Pasir, Fatur, seorang pemuda kutu buku, harus menghadapi kehidupan yang sulit. Sering di bully, di tinggal oleh kedua orang tuanya yang bercerai, harus berpisah dengan adik-adiknya selama bertahun-tahun. Kehidupan di desa Pasir, tidak pernah sederhana. Ada rahasia kelam, yang tersembunyi dibalik ketenangan yang muncul dipermukaan. Fatur terjebak dalam lorong kehidupan yang penuh teka-teki, intrik, kematian, dan penderitaan bathin.
Hasan, ayah Fatur, adalah dalang dari masalah yang terjadi di desa Pasir. Selain beliau seorang pemarah, bikin onar, ternyata dia juga menyimpan rahasia besar yang tidak diketahui oleh keluarganya. Fatur sebagai anak, memendam kebencian terhadap sang ayah, karena berselingkuh dengan pacarnya sendiri bernama Eva. Hubungan Hasan dan Fatur tidak pernah baik-baik saja, saat Fatur memutuskan untuk tidak mau lagi menjadi anak Hasan Bahri. Baginya, Hasan adalah sosok ayah yang gagal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miftahur Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehidupan yang terbalik

Dipenjara Fatur setelah menunaikan salat subuh, Fatur dan tahanan lainnyan bersiap untuk sarapan dikantin penjara. Sesekali Fatur juga masak didapur, memasak bersama petugas lainnya. Makanan yang tersaji salah satu hasil panen yang mereka tanam sendiri. Mereka makan dengan lahap.

Saat sarapan kegiataan mereka berlanjut berkebun ditaman penjara. Fatur dan teman-temannya ada yang menanam bibit bunga, ada juga yang sedang menyirami bunga-bunga yang sudah tumbuh besar.

Saat sudah selesai, mereka kembali ke sel. Fatur menerima tamu, dipenjara yang tak lain adalah uminya dan Agus. Mereka bercerita dengan riang dan sesekali Fatur tertawa cukup keras, saat Agus memberikan sebuah video untuk ditonton Fatur.

"Bagus, bagus... Nanti lakukan lagi dengan lebih seru..." tawa Fatur pecah.

Orang-orang disel melihat ada yang berbeda dari Fatur setelah ini. Setelah keduanya pulang, Fatur menenteng dua rantang masuk ke selnya dan makan bersama teman-temannya. Arlan menatap diam Fatur, melihat pria itu sangat bahagia dihari itu.

Sedangkan Arlan, merasa hidupnya hancur, beberapa hari ini dia terus mendapat masalah dirumahnya.

Sorenya mereka bermain bola dilapangan penjara. Mereka bermain dengan bahagia. Sorak-sorak kebahagian terpancar di wajah mereka. Fatur membawa aura positif di kalangan tahanan. Setelah selesai bermain bola, Fatur menuju perpustakaan penjara, dia membaca beberapa buku.

Saat magrib mereka kembali dikumpulkan mengerjakan sholat magrib. Kemudian mereka menghadiri pengajian kecil bersama tahanan lain. Di hari jumat, mereka bersama-sama sholat jumat dengan khusyuk. Dipenghujung pekan, mereka membuat kerajinan tangan dari anyaman, barang-barang bekas, ada juga melukis, bermain gitar dan lain sebagainya.

Semakin hari mereka semakin akrab, mereka sudah bisa menerima keadaan mereka masing-masing. Mereka mengangap penjara bukanlah akhir dari hidup, ada hari-hari yang lebih cerah menunggu mereka setelah bebas.

Begitulah kegiataan Fatur dipenjara. Fatur menikmati semua proses dipenjara menuju kebebasan.

Semakin hari hidup yang dilalui oleh Eva semakin berat. Teror-teror yang dialami membuat hidupnya berubah menjadi mimpi buruk. Setiap malah dia dihantui oleh bayang-bayang gelap yang muncul dirumahnya. Teror itu tidak hanya ada dirumah dia, tapi juga saat dia tidur dirumah teman-temannya dan itu membuat teman-temannya merasa terganggu. Terkadang enggan memberi Eva menginap dirumahnya.

Dia terus menemukan noda darah, pria berlumpur membawa cangkul hendak menyerangnya, wanita berpakaian putih, dan orang-orang seperti pocong terus menghantuinya. Teror tidak hanya sampai disitu saja, dia juga hampir setiap hari mendapatkan paket berupa ancaman. Eva makin terpuruk. Kini dia seperti orang gila beneran. Jarang mandi, pakaiannya pun jarang diganti, bahkan makan saja jarang. Karena tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal seperti itu.

Sosok-sosok yang menerornya tidak memberikan dia melakukan hal itu. Saat dia melaporkan ke warga, semuanya lenyap seketika. Tidak ada bukti nyata yang bisa diperlihatkan ke warga.

Awalnya warga desa merasa kasihan pada Eva. Tapi lama lama-kelamaan, tanggapan warga hanya biasa saja. Cerita-cerita hantu, darah dan teror lainnya dianggap mengada-ada.

"Dia sudah gila..." ucap warga saat melihat Eva melintas di jalan desa, dengan tatapan panik dan rambutnya kusut seperti tak terurus.

Kadang tiba-tiba berteriak, menangis dan tertawa. Warga makin yakin, kalau Eva sudah gila. Terkadang beberapa warga memberinya makan, saat melihat kondisi yang memprihatinkan. Kini tubuhnya kurus, matanya cekung, sembab karena hampir tiap hari menangis.

Joni dan anak buahnya terus mengambil hasil panen dari kebun Fatur. Meraka hanya mengambil hasil panen, tanpa menanam kembali bibit-bibitnya. Sayuran segar, buah-buahan mendominasi hasil panen kebun Fatur. Hasil panen itu diangkut dan dijual di luar kota. Karena warga desa kompak tak mau membeli hasil panen tersebut. Mereka mengangap Joni dan kawan-kawannya mencuri hasil panen kebun Fatur, dengan cara memfitnah Fatur.

Sering kali para warga mengingatkan Joni dan kawan-kawannya untuk tidak mengambil hasil panen. Namun mereka bersikeras, tetap mengambil hasil panen itu. Jika ada warga yang menegur, pasti dimarahi dan berakhir dipukuli. Kini warga hanya diam, namun tak membeli hasil panen itu.

Namun, kini bukan hanya Fatur yang dirugikan, tapi juga Joni dan kawan-kawannya. Mereka dirugikan karena selalu mendapat teror, sehingga orang-orang yang mengambil hasil panen menjadi enggan bekerja, karena terus diteror. Bahkan tak jarang, anak buah Joni yang mengantarkan hasil panen itu di kabupaten kota, mendapat serangan dan teror.

Kini mereka sering mengalami serangkaian kejadian aneh saat memanen hasil kebun. Suara-suara mesterius sering kali mereka dengar, bisik-bisikan lembut, kadang terdengar seperti tangisan. Padahal kebun selalu kosong. Hanya mereka para pekerja yang sering datang. Terkadang alat-alat pertanian, berpindah secara misterius, mobil pengangkut hasil panen terkadang hilang secara misterius, di siram lumpur, tai kandang, dan lain sebagainya.

Awalnya Joni hanya mengangap itu lelucon, yang dibuat oleh pekerja. Namun makin hari, teror itu makin terlihat nyata.

Saat sore, saat mereka masih bekerja. Salah satu anak buah Joni merasakan ada yang menyentuh belakangnya. Dia menoleh, tapi tidak ada orang dibelakangnya. Anak buah Joni bergidik dan melaporkan itu kepada Joni

Namun Joni tidak percaya. Karena Joni tidak percaya dengan hal-hal mistis. Joni hanya tertawa merasa temannya itu hanya bercanda. Sampai akhirnya Joni melihat bayangan di balik pohon disamping kebun. Namun dia mencoba abai.

Hari berikutnya mereka menemukan kantong hasil panen, berisi lumpur, terkadang darah, dan juga berisi tai kandang, kadang-kadang bangkai ayam disertai surat-surat ancamannya. Mereka makin ketakutan, saat sosok-sosok menyeramkan muncul disaat menjelang sore dan malam. Sering kali mereka di teror sampai saat mereka pulang kerumah mereka masing-masing.

Desas desus menyebar dikalangan mereka, mungkin kebun itu ditunggui makhluk halus, atau dikutuk atau dijaga makhluk ghaib. Tapi keserakahan tertanam dijiwa Joni. Jika dia tidak memanennya, mereka tidak bisa menghasilkan uang banyak. Teror dikebun semakin menjadi-jadi, si Joni melihat bayangan wanita berambut panjang di tepi kebun, namun saat didekati malah menghilang, meninggalkan suara tawa, membuat bulu kuduk merinding.

Saat Joni dan teman-temannya enggan memanen, saat esok harinya sayur dan buah-buahan tetap dipanen orang mesterius. Disana juga terlihat, banyak lumpur dan darah. Namun anehnya, hasil panen itu tidak dijual. Tetapi, saat malam tiba, para warga dikagetkan dengan sekantong sayuran dan buah-buahan didepan rumah mereka, juga terdapat tulisan dikertas, "Fatur mengizinkan kalian mengambilnya." Desas desus itu kian menyebar.

Joni nampak kesal, dan dia tidak membiarkan ada yang memanen sayuran itu lagi. Dia dan teman-temannya kembali memanen dan berusaha mengabaikan berbagai teror.

"Kehidupan kini pun terbalik, orang yang masuk penjara malah bahagia, dan yang bebas dirumah malah makin menderita. Itulah adilnya duni." by author

1
Miftahur Rahmi
Ayo tebak siapa yang teror Hasan dan Eva?
Graziela Lima
Cerita yang mampu.
Miftahur Rahmi: Makasih kak udah mampir. semoga suka ya, dengan ceritanya
total 1 replies
Ming❤️
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
Miftahur Rahmi: udah upload chapter 4 kak, tapi belum disetujui sama editor. makasih ya kak, udah mau baca novel saya. jika ada salah dalam penulisan, apalagi titik koma nya, harap di koreksi ya kak. maklum masih amatir kak😥😃
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!