NovelToon NovelToon
MENIKAHI KAKEK TUA

MENIKAHI KAKEK TUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Savana Alifa

Tidak pernah Jingga bayangkan bahwa masa mudanya akan berakhir dengan sebuah perjodohan yang di atur keluarganya. Perjodohan karena sebuah hutang, entah hutang Budi atau hutang materi, Jingga sendiri tak mengerti.

Jingga harus menggantikan sang kakak dalam perjodohan ini. Kakaknya menolak di jodohkan dengan alasan ingin mengejar karier dan cita-citanya sebagai pengusaha.

Sialnya lagi, yang menjadi calon suaminya adalah pria tua berjenggot tebal. Bahkan sebagian rambutnya sudah tampak memutih.

Jingga yang tak ingin melihat sang ayah terkena serangan jantung karena gagalnya pernikahan itu, terpaksa harus menerimanya.

Bagaimana kehidupan Jingga selanjutnya? Mengurus suami tua yang pantas menjadi kakeknya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MALAM INI

“Silahkan masuk, Nyonya. Tuan sudah menunggu!”

Suara tegas Alex menyambut kedatangan Jingga di kamar Langit. Gadis itu mengangguk gugup, kedua tangannya tampak saling meremas. Sekilas ia menoleh ke belakang, menatap bu Rika yang terlihat mengangguk. Memberi isyarat agar Jingga segera masuk.

Jingga kembali menatap Alex, pria itu menggerakkan tangannya agar Jingga segera masuk.

“Naaf, nyonya. Saya hanya ingin mengingatkan, jangan pergi dari kamar ini sebelum Tuan Langit benar-benar tidur.” Alex berpesan, mengingatkan Jingga agar gadis itu tak meninggalkan kamar itu sebelum tuannya benar-benar tertidur lelap.

Jingga pun mengangguk sebagai jawaban. Hanya mengangguk, karena untuk mengatakan IYA saja saat ini sangat sulit. Lidahnya seolah kelu, meski sudah mencoba mengenyahkan rasa takut dan rasa gugupnya, tetap saja Jingga masih tegang. Dan entah mengapa, ia tak bisa mengusir bayangan malam pertama antara dirinya dan Langit, padahal itu belum tentu terjadi.

Pemandangan yang pertama Jingga lihat saat pintu kamar itu terbuka lebar adalah suaminya. Pria tua itu tengah duduk berselonjor kaki dengan punggung bersandar pada sandaran ranjang.

Kaca mata bertengger di hidungnya, laptop menyala di pangkuannya, sepertinya pria tua itu tengah bekerja.

“Terima kasih,” cicit Jingga pada Alex yang kemudian pamit pergi. Begitu pun dengan Bu Rika, mereka pergi setelah pintu kamar itu kembali Alex tutup.

Tak ada reaksi apapun dari Langit, membuat Jingga diam membatu di depan pintu. Ia ragu untuk melangkah, tak di persilahkan masuk oleh sang empunya kamar membuat Jingga bingung harus diam dimana. Ia memilih diam di depan pintu sampai akhirnya suara tegas Langit terdengar, itu pun setelah beberapa menit Jingga hanya diam, tak bersuara juga tak melangkah maju.

“Masuklah!”

Kata kedua yang Langit tujukkan padanya. Jingga pun mengangguk, ia berusaha untuk tenang meski hatinya ketar ketir tak karuan. Dengan pelan Jingga melangkah, berdiri tak jauh dari ranjang dengan kepala tertunduk, ia sama sekali tak berani menatap Langit.

“Duduk di sana dan temani aku tidur!”

Jingga menoleh, menatap tempat yang Langit tunjuk. Ia pun kembali mengangguk, lalu melangkah ke sisi ranjang yang lain. Dengan tubuh sedikit gemetar Jingga duduk di sisi ranjang yang lain. Sedangkan Langit mulai berbaring di sisi yang lainnya setelah pria tua itu mematikan laptop dan menyimpannya di atas nakas. Tidak lupa juga Langit membuka kacamatanya dan menyimpan benda itu di laci nakas.

“Tetap nyalakan lampunya dan jangan coba-coba untuk pergi, mengerti?” ucap Langit dengan suara dingin, lagi-lagi perintah itu terdengar tegas tak terbantah. Entah mengapa Langit hanya mengeluarkan kalimat perintah saat bicara dengannya, menegaskan betapa berkuasanya pria itu, dan Jingga sama seperti yang lainnya. Meski berstatus istri, nyatanya ia sama dengan Alex.

Tapi Jingga bisa bernafas lega, ternyata tak ada malam pertama seperti yang ada dalam bayangannya. Ketakutannya tak terbukti.

Lima menit

Sepuluh menit

Tiga puluh menit

Satu jam..

Jingga mulai pegal, ia juga tak berani menoleh pada Langit yang entah sudah tertidur atau belum. Posisinya duduk di sisi ranjang membelakangi Langit. Ia juga tak berani bergerak sedikitpun, yang berani ia lakukan sejak tadi hanya bernafas, itu pun sesekali ia tahan agar hembusan nafasnya tak terdengar.

Jengah sendiri, Jingga pun memaksakan menoleh, keningnya berkerut saat ia melihat tidur suaminya tak tenang. Kedua mata pria itu memang terpejam, tapi keningnya tampak berkerut dan keringat membasahi dahinya. Sesekali kepalanya bergerak tak karuan, terdengar suara lirih keluar dari bibirnya. Entah bicara apa, Jingga tak dapat mendengarnya.

“Tu-tuan, apa anda baik-baik saja?” Jingga sedikit cemas, ia juga takut. Pandangannya mengarah pada jam dinding yang tergantung di atas sofa, “Jam sepuluh malam, apa aku menghubungi bu Rika?” gumamnya.

Tapi Jingga kembali berfikir, jika ia meninggalkan Langit, apa yang akan terjadi? Alex berpesan agar ia tak meninggalkan Langit sampai pria tua itu benar-benar terlelap. Selain itu, Langit juga mengatakan 'jangan coba-coba pergi dari sana'. Lalu apa yang harus ia lakukan? Situasi ini membingungkan.

“Tuan, apa semuanya baik-baik saja?” Jingga kembali bertanya meski sedari tadi ia tak mendapat jawaban apapun. Langit tetap memejamkan matanya dengan tak tenang. Mencoba memberanikan diri, Jingga pun naik ke atas ranjang, ia duduk menghadap Langit, dengan tangan bergetar ia mencoba meraih tangan Langit lalu menggenggamnya, “Tuan, jangan takut. Apa anda ketakutan? Ada aku disini, anda tidak tidur sendirian, anda hanya mimpi buruk. Percayalah, semuanya baik-baik saja,” lirih Jingga. Entah apa yang di mimpikan Langit, mengapa pria tua itu begitu tampak ketakutan. Apa ini alasan kenapa Langit selalu di temani Alex ketika tidur? Tapi mungkin pria itu memang hanya mimpi buruk, bukan karena hal lainnya. Yang bisa Jingga lakukan hanya terus menggenggam tangan Langit, berharap pria itu sedikit tenang.

Ajaibnya, cara itu ampuh. Membuat Langit terlihat tenang dan kembali tertidur, bahkan beberapa menit kemudian terdengar dengkuran halus dari pria tua itu, Langit benar-benar sudah terlelap.

Jingga menatap wajah damai Langit, jenggot tebal yang memenuhi area bibir dan hidungnya justru menambah kesan kharismatik untuk pria itu. Keriput halus yang terdapat di area matanya tak mengurangi garis ketampananya, Jingga tebak saat muda Langit pasti sangat tampan. Tanpa terasa, waktu menunjukkan pukul 24:00, Jingga pun sudah menguap lebar, matanya sudah perih menahan kantuk. Dengan masih menggenggam tangan Langit, gadis itu tertidur dengan posisi duduk bersandar pada sandaran ranjang di sebelah suaminya.

1
Wulan Unet
Luar biasa
vita
lucu nya
Tetty Nainggolan
sedih bgt
Siti Nurbaya
Lumayan
Aries suratman Suratman
Kirain Langit dan Jingga usianya beda 2th, kalo baca Kisah Turun Ranjang -Langit Jingga, cerita Dan karakter Tokoh utamanya hampir sama
Siti Nurbaya
lanjut saya lagi menyimak cerita nya bagus.
Morly sha
kereen Thor...buat kisah angkasa yg baru Thor...yg happy ending
Rahmawati
Luar biasa
Lina Aniel
jiaahhahahahha🤭
Lina Aniel
mau pke bgt thor
Lina Aniel
ngidam ini mah
Lina Aniel
Lumayan
Lina Aniel
Luar biasa
Lina Aniel
me...me...q aja Thor🤭kek nya bakalan gokil 🤣🤣🤣
Evy
Alex pria yang baik.. kenapa harus mengalami hal seperti itu...
Evy
jangan sampai Alex yg jadi korban..kasihan..masih perjaka..
Evy
Tidak sah dong nikahnya...Binti nya bukan bapak kandung.
Evy
Mungkin langit anak biologis nya Handoko..
Evy
Ada apa ya?
Evy
kemungkinan... langit itu masih muda ya Thor..dia menyamar menjadi tua gitu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!