Judul: The Fatalis
Nazzares, pemuda dengan mata merah yang dilahirkan untuk memburu raksha, memegang pedang abhiseka sebagai simbol takdirnya. Bersama istrinya, Kandita, yang telah bersamanya sejak usia 15 tahun, mereka menghadapi dunia yang penuh perang, pengkhianatan, dan rahasia yang tak terungkap. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada takdir yang penuh kejutan dan plot twist yang mengubah segalanya.
The Fatalis adalah kisah aksi, intrik, dan pengorbanan yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
anti mistis #3
Dipagi hari zares terbangun dengan kandhita yang sudah tidak ada di kamarnya. sinar matahari menyinari wajahnya membuat dia bangun dan harus membersihkan diri.
setelah selesai mandi..
Istrinya menyajikan makanan dengan muka merah dan senyuman.
"Kamu kenapa" tanya nazzares.
"Tidak kok, aku tidak papa" jawab kandhita. Yang sebenarnya sangat merasa bahagia tadi malam.
Nanti aku langsung lanjut latihan yah.."ujar nazzares.
"Baik tuan.. eh, maksudku.. baik suamiku sayang" dengan tersenyum cengengesan.
"Ih Dasar" jawab zares menahan tawa.
siang telah datang..
Nazzares pergi ke tempat latihan dengan berjalan kaki.
"Jika fatalis adalah sumur dan manusia biasa adalah ember maka...?" Pikir zarres yang sedang berjalan
"Oowww okey aku mengerti..." Ucap zares yang mulai mendapatkan jawaban di kepalanya.
Nazzarres berpikir jika energi mistis dalam seorang fatalis itu layaknya sebuah sumur. maka untuk menghasilkan anti mistis kau harus menyediakan tempat penyimpanan sementara seperti sebuah bak mandi yang siap digunakan, dengan itu, bak mandi walau pun habis akan selalu diisi dari sumur oleh pemiliknya.
Maka setiap dia menggunakan anti mistis dia harus menyediakanya terlebih dahulu dalam sebuah bak sampai penuh. Lalu jika dia dipakai dan berkurang maka masih bisa diisi lagi dari dalam sumur secara perlahan dengan ember secara sedikit demi sedikit sampai penuh kembali. Peran ember sangat penting karena sebagai proses konversi dari air sumur menjadi air bak.
"Baiklah aku akan mencobanya" zares seketika berteleport ke tempat latihan dan langsung mempraktekanya.
Zares mencoba metode latihan yang kemarin ia lakukan. Dengan bersiap zarres melemparkan batu yang ada di genggamnya dengan sangat kuat. "Wuuuussshhhh" dan "flassh" zares mampu ber teleport ke batu yang dilemparnya dalam sekejap. "Yaaaatttaaaaa, aku berhasil" teriak nazzares yang sangat senang.
Nazzares terus mengulangi hal itu secara berulang ulang namun, ketika dia mencapai percobaan ke 15 dia merasakan pusing dan sekujur badanya mulai merasakan kesemutan. Menandakan bahwa ia terlalu berlebihan menggunakan energi mistisnya.
"Arrrgghh"
Dengan mata yang mulai terasa berat dan tubuh yang susah untuk di kontrol, nazzares seketika pingsan. Dan terjatuh.
disisi lain..
"Duar duar duar" suara petir bergemuruh, kandhita yang mendengar itu langsung menutup semua jendela karena menyadari akan terjadinya hujan.
Langit yang mulai terlihat sangat gelap disertai kilatan petir lalu turunlah dengan sangat deras.
"Eh kenapa suamiku tidak pulang, ih aku jadi gak enak. Tapi kalau seorang fatalis mah sama sambaran petir gak mungkin mempan" pikir kandhita mencoba tenang.
Namun, hatinya mendorongnya untuk menyusul suaminya itu.
"Harpii, harpii, ayok ke tempat suamiku, aku merasa tidak enak" ucap kandhita ke harpii.
"Piiiii" harpi pun berubah menjadi bentuk besarnya. Namun, karena hujan dia kesusahan untuk terbang. Lalu, dia memutuskan untuk berlari menggendong kandhita dengan berlari sangat cepat.
Setelah beberapa saat harpii berlari..
Harpii dan kandhita melihat nazzares tengah tergelatak tak sadarkan diri di tengah tempat latihan berguyurkan air hujan. kandhita yang melihat langsung berlari menghampiri suaminya lalau mengankatnya dan menepuk nepuk pipinya. "Sayang! Sayang!" Dengan menangis haru kandhita memanggil suaminya.
Tanpa pikir panjang harpii dan kandhita membawanya ke rumah dengan sangat cepat.
beberapa saat kemudian..
Zares terbangun dengan kain di jidadnya ditemani harpii yang tidur diatas tubuhnya dan kandhita yang memeluk erat tubuhnya mencoba menghangatkanya.
"Ah.. sepertinya aku pingsan" namun, zares yang masih lelah melanjutkan tidurnya kembali dengan nyaman dijaga oleh istrinya dan harpii.
keesokan harinya..
"Aaarrrrkkkh" zares terbangun dengan rasa silaw di wajahnya, sinar mentari pagi meyinari langsung wajahnya. Ia beranjak dari tempat tidurnya. Namun, badanya masih berat untuk dibawanya berjalan.
"Hei pelan pelan" ucap kandhita yang melihat suaminya keluar dari tempat tidurnya. Lalu membawa suaminya dengan pelan ke belakang rumah agar mendapatkan sinar matahari pagi.
"Minumlah ini dulu" kandhita memberi minum teh hangat dengan ramuan bunga melati yang sangat enak terasa diperut kosong.
"Pelan pelan saja" ujar kandhita.
"Kau ini kemarin kenapa?" Tanya kandhita.
"Tidak, sepertinya aku terlalu memaksakan diri" jawab nazzares.
"Hey.. jangan begitu, pikirkanlah kesehatanmu, ada istri yang masih mengkhawatirkan keadaanmu" jawab kandhita dengan mewek imut menahan tangis.
"Heemmm. Iyah maafkan aku membuatmu khawatir" jawab zares lalu memeluk istrinya.
"Jangan lagi lagi berlebihan seperti itu" ucap kandhita
"Baik istriku" nazzares.
kandhita menyuapi suaminya merawatnya hingga keadaanya membaik sampai malam tiba.
"Aku sudah sehat sepenuhnya. Perawatan istriku memang yang terbaik" ujar zares kembali.
"Sayang, terakhir lusa kita harus sudah kembali jadi besok tidak perlu latihan yah" ujar kandhita. "Yah baiklah istriku" jawab zares.
setelah kembali lagi ke trowulan..
kandhita dan nazzares berangkat menuju akademi dengan santai berjalan kaki. Karena hari ini hanya mengambil seragam jadi tidak perlu terburu buru.
"Sayang nanti kita berjalan jalan sebentar yah ke perpustakaan akademi" kandhita.
"Baiklah istriku" nazzares.
Setelah mereka mengambil seragam masing-masing mereka langsung melanjutkan ke perpustakaan. Dalam perjalanan..
"kok punyamu ada dua sayang" kandhita.
"Ini yang satu untuk kita latihan langsung" nazzares.
"Owww. Okelah" dan merekapun sampai di perpustakaan.
"Besar sekali kan sayang" ucap kandhita.
"Iya pantas kau lama disini" jawab zares.
"Hehehe" dengan menaruh kepalanya di pundaknya.
"Baiklah kita duduk saja disana" kandhita.
Merekapun mulai membaca buku yang ada di perpustakaan. Nazzares yang mulai tertarik membawa setumpukan buku seputar teknik mistis ke kemejanya dan istrinya. kandhita yang melihat suaminya terlihat antusias membaca. kandhita hanya bisa tersenyum senang.
Mereka berdua pun membaca buku sampai hari mulai gelap. Penjaga perpus pun menegur mereka agar cepat pulang.
"Hey kalian berdua pulang lah" ucap sang penjaga dengan berbisik.
"Oh baik tuan , tapi kenapa anda berbisik" ucap zares yang ikut berbisik. Lalu dia menunjuk ke arah istrinya. Ternyata dia tertidur dengan buku diatas kepalanya.
"Hhhe maafkan aku tuan." Zares dengan senyum. Lalu zares menerbangkan semua buku itu ke tempat seperti semula dia mengambilnya. Lalu lekas pergi dan menggendong istrinya dari akademi.
"Eheehhh.. kok" kandhita yang terbangun sedikit terkejut ternyata dia sedang terbang dan digendong oleh suaminya. Suara keroncong perut terdengar dari perut kandhita yang lapar.
"Sayang aku lapar" ujar kandhita.
"Baiklah kita ke pasar malam saja yah, banyak makanan khas majapahit disana. Aku ingin mencobanya" ucap zares.
"Baiklah suamiku" jawab kandhita.
Mereka berkeliling dan mencoba setiap makanan yang terlihat cukup enak.
"Mmm enak" ucap kandhita memakan sate cumi khas majapahit.
"Ngomong ngomong tadi kamu belajar apa aja?, sekarang gantian aku yang pingin diceritain sama suamiku" kandhita yang penasaran.
"Ah.. bodo ah" jawab zarres dengan cueknya.
Plakkkkkkk
"Jadi, tadi aku belajar mengenai anti mistis, aku menyadari kenapa anti mistis disebut teknik bukan langsung menyebutnya energi. Karena kita sebagai seorang fatalis harus memproduksinya sendiri, dan itulah mengapa aku pingsan waktu lalu. Jika pemakaian nya yang berlebihan, itu akan sangat merusak otak dan tubuh. Karena semua penciptaan teknik mistis itu melalui otak. Kecuali kamu memiliki penyimpanan tambahan seperti khodam pendamping" jawab zarres.
"Khodam pendamping?" Tanya kandhita yang masih bingung.
"Khodam pendamping seperti perwujudan dari teknik mistis seorang fatalis berupa mahkluk mistis" jawab kandhita.
"Mmm.. Ada juga kekutan seperti itu" jawab kandhita kembali.
"Yaaa.. aku juga membaca jika fatalis yang menguasai anti mistis sangat sedikit bahkan diantara 10 fatalis hanya ada 3-4 yang bisa menggunakanya." Jawab nazzares.
Bersambung...
yuk mampir juga dinovelku jika berkenan