Niat melamar sang kekasih malah dijebak, membuat Raymond seolah-olah menjadi seorang pembunuh. Rupanya dia telah dijadikan kambing hitam oleh sang kekasih dan selingkuhan kekasihnya.
Disaat Raymond akan segera mendapatkan hukuman mati, tiba-tiba sebuah sistem datang menyelamatkan hidupnya. Sehingga Raymond terpaksa harus mengganti identitasnya agar terlepas dari kejaran para polisi.
Raymond bertekad ingin membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang sudah menghancurkan hidupnya. Sehingga dia harus menjalankan misi dari sistem untuk menolong wanita-wanita cantik dengan membuka sebuah usaha jasa sebagai pria bayaran. Membuatnya menjadi pria yang tampan, kuat, kaya raya, dan dikelilingi oleh banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Raymond telah melakukan teleportasi lagi, sehingga kini dia telah kembali ke kamar hotel yang telah disewa oleh dirinya dengan Shireen.
"Sudah hampir satu jam kamu berada di kamar mandi. Tidak mungkin kan kamu ketiduran disana?" Tanya Shireen dengan sikapnya yang jutek ketika melihat Raymond baru keluar dari kamar mandi.
Raymond hanya tersenyum smirk, dia pun segera berjalan mendekati Shireen. "Rahasia. Apa kamu sangat penasaran mengapa pria bisa lama berada di kamar mandi?"
Shireen terlihat salah tingkah. Mungkin karena dia takut berpikir yang bukan-bukan. "Ki-kita fokus ke rencana kita!"
Raymond menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mulai berbicara dengan serius kepada Shireen. "Sepertinya suamimu mengira kamu sudah mati."
Shireen membelalakkan mata, mungkin karena dia tidak paham, mengapa Kevin bisa menganggapnya sudah mati. "Kenapa bisa? Padahal keempat preman itu tahu kalau aku masih hidup."
"Ceritanya sangat panjang. Intinya saat ini Kevin mengira kamu sudah mati." Raymond tidak memiliki waktu yang panjang untuk menjelaskan semuanya kepada Shireen.
"Tapi kenapa kamu bisa tahu kalau Kevin mengira aku sudah mati?" Tanya Shireen lagi.
"Seperti nama perusahaanku, aku bisa melakukan apapun yang orang lain tidak bisa." Jawab Raymond sambil mengedipkan matanya, kemudian Raymond tersenyum manis.
Shireen segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, mungkin karena dia takut terpesona dengan ketampanan pria itu. Apalagi kalau Raymond tersenyum semanis itu, membuat Shireen menjadi salah tingkah.
"Emm... Ya sudah, kalau begitu apa rencana selanjutnya?" Walaupun Shireen sangat penasaran darimana Raymond bisa tahu kalau Kevin mengira dirinya sudah mati. Tapi Shireen berpikir mungkin saja Raymond memiliki alat yang canggih untuk menyadap ponselnya Kevin.
"Tentu saja kita akan datang ke pesta." Jawab Raymond dengan santai.
"Tapi bagaimana caranya? Semua tamu yang datang harus diperiksa satu persatu. Kita gak mungkin bisa lolos masuk ke dalam, apalagi jika aku dianggap sudah mati oleh mereka." Shireen bertanya kepada Raymond dengan memperlihatkan ekspresi wajahnya yang kebingungan.
Raymond tersenyum smirk, dia memandangi Shireen dengan tatapan menggoda. "Karena itulah kamu harus mendekat padaku!"
Gluukk...
Seketika Shireen menelan saliva mendengarnya. Sepertinya dia telah bekerjasama dengan seekor buaya.
Shireen segera memperlihatkan bogem ke arah Raymond, "Kamu mau apa? Jangan kurang ajar!"
Raymond tak mempedulikan ancaman Shireen, dia terus mendekatkan jaraknya pada Shireen.
Shireen ingin berjalan mundur, tapi tiba-tiba saja Raymond menarik tangannya, sehingga tubuh Shireen menubruk dada bidangnya Raymond, membuat jaraknya mereka sangat dekat sekali, tubuh mereka hampir saja menempel.
Deg...
Deg...
Deg...
Bahkan jantung Shireen berdebar-debar ketika tidak sengaja memandangi wajah Raymond, jarak hidung mereka hanya terpaut satu centimeter saja. Hampir menempel.
Raymond tersenyum menggoda memandangi Shireen, membuat mereka saling memandang satu sama lain. Tangan kiri Raymond bergerak untuk merengkuh pinggang Shireen, sedangkan tangan kanannya tiba-tiba menjentikkan jari.
Cetek...
...****************...
Wushhh....
Dalam sekejap, Shireen dan Raymond telah berpindah tempat. Mereka yang awalnya berada di kamar hotel, kini mereka sedang berada di kamar mandi. Walaupun posisi mereka masih sama, yaitu ketika Raymond yang sedang merengkuh pinggang Shireen dengan jarak tubuh mereka yang berdekatan.
Shireen segera menjauhkan jaraknya dari Raymond. Wanita itu nampak menganga sambil mengedarkan pandangannya memandangi setiap sudut yang ada kamar mandi. Mengapa tiba-tiba dia dan Raymond bisa berada di kamar mandi?
"Ki-kita... Kita berada dimana? Kenapa kita bisa berpindah tempat?" Tanya Shireen dengan memperlihatkan ekspresi wajahnya yang kebingungan.
Raymond hanya tersenyum samar ketika melihat ekspresi Shireen seperti itu. "Bukankah kamu ingin menghancurkan acara pesta? Kita sudah sampai di tempat suamimu berada."
Shireen mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang telah dengar. Dirinya yang sedari tadi sedang berada di kamar hotel, mengapa tiba-tiba bisa berada di acara pesta?
Shireen segera keluar dari kamar mandi untuk memastikannya. Kemudian dia tiba-tiba dia menghentikan langkahnya ketika dia tidak sengaja mendengarkan suara samar-samar Kevin yang sedang berpidato dari kejauhan.
"Selamat malam semuanya, Saya Kevin Pratama..."
Shireen nampak terperangah. Rupanya kini dia benar-benar telah berada di acara pesta. Rasanya sungguh tidak percaya. Dalam sekejap dia dengan Raymond bisa berpindah tempat.