"Masa lalumu biarlah menjadi masalalumu, dan masa depanmu adalah masa depan kita."
"Tapi aku takut mengecewakanmu."
"percayalah jika seseorang mencintaimu dengan tulus dia tak akan pernah mempermasalahkan masalalumu, tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah ataupun sebaliknya jadi tak semua orang harus mengetahuinya."
Novel ini mengisahkan perjuangan seorang gadis yang harus meninggalkan keluarganya dan oramg ia sayangi demi ketenangan hidupnya dan brusaha keras untuk mewujudkan semua impiannya.
Meski harus menikah di usianya yang terbilang masih muda dan menjadi gelar seorang Ibu baginya tak menjadi penghalang untuk mengejar apa yang telah ia impikan selama ini.
Apakah Alindia bisa bangkit dari keterpurukan dan menemukan kebahagiaan? Yuk baca novelnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosdiana meida sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 meninggalkan rumah
"Jangan berbicara yang tidak tidak soal Umi."
"Kenapa? memang itu kan faktanya, jilbab hanya menutupi keburukannya saja, kamu gak tau kan kalau ibumu itu pernah bekerja jadi perempuan malam."
"Itu tidak mungkin, kamu pasti berbohong."
Pak Wirawan mengambil ponselnya dan menunjukkan sebuah foto Wanita menggunakan baju sexy didalam club yang rupanya itu benar - benar Umi nya, Alin sangat terkejut melihatnya dan gak habis fikir dengan apa yang uminya lakukan selama ini.
Melihat Alin yang terdiam dan shook, Pak Wirawan segera memakai pakaiannya untuk segera berangkat ke kantor karena sudah hampir telat.
"Papa berangkat dulu ya sayang, terimakasih sudah menemani papa mandi." sambil mencium pipinya Alin.
Saat Papanya pergi, dia kembali menangis sambil memutar showernya.
"Kenapa harus aku yang mengalami ini, aku gak kuat, aku benar benar gak kuat."
Alin terus menangis dan mengguyur tubuhnya dengan air hangat, selesai mandi, dia langsung ke kamar memakai pakaian lengkap dan mengambil sebuah koper besar lalu memasukkan semua pakaian dan barang barang penting ke dalam kopernya laku pergi meninggalkan rumah.
Di sekolah Aldi terus mencari Alin tetapi belum juga kelihatan, Aldi pun bertemu dengan Naura tanpa disengaja.
"Ra kok Alin gak kelihatan kemana ya?"
"Aku juga gak tau Al tadi malam dia nangis telpon aku belum dijawab kenapa, udah putus telponnya dan sekarang dihubungi juga gak bisa."
"Duh kenapa sih ini anak aku jadi khawatir sama dia."
"Sory Al sebenarnya kamu itu maksudnya gimana sih sama Alin?"
"Aku gimana sih maksud kamu?" Aldi balik bertanya
"Ya kan kamu katanya sahabat tapi sikapmu melebihi itu Al, cewek itu gampang terbawa perasaan, perasaannya juga sensitif harusnya kamu bisa lebih hati - hati dalam bersikap karena menurutmu biasa tapi tidak bagi kaum cewek."
"Emangnya aku salah gimana sih Ra."
"Udahlah Al kamu jadi cowok gak peka banget, cari aja jawabannya sendiri." lalu Naura kembali ke kelas meninggalkan Aldi yang masih bingung dengan perkataannya.
Karena Aldi merasa khawatir dengan Alin, Akhirnya pulang sekolah Aldi nekat datang kerumah Alin, kebetulan disana hanya ada keisya sedangkan Laura dan Shela sedang pergi shopping di Mall.
"Maaf kak Aldi, dari tadi kak Alin gak keluar kamar, kamarnya juga dikunci."
"Apaa dari tadi? tolong Keisya antar kakak ke kamarnya Kak Alin, Kakak takut terjadi sesuatu sama dia."
"baik kak ayo..."
mereka berdua mulai menaiki anak tangga, sesampainya didepan kamar Alin, Aldi mengetuk pintunya karena sudah berulang kali tak ada jawaban, Aldi meminta izin pada Keisya untuk mendobrak pintunya dan setelah pintunya terbuka ternyata kosong gak ada siapa - siapa
"Ya Ampun kak Alin kemana?" Keisya mulai panik.
Keisya membuka lemari pakaiannya dan ternyata tinggal sedikit dan kopernya juga gak ada.
"Kak Alin kabur."
"Apaaa, kabur, kok bisa sih Key?" Aldi juga mulai panik
"Aku gak tau kak, terakhir tadi masih dirumah pas aku berangkat sekolah, terus gimana ini kak aku bingung." Keisya sangat sedih
"Key tenang ya, kakak akan cari Alin sampai ketemu, tunggu kabar dari Kakak ya."
"Iya kak trimakasih."
Aldi mengendarai motornya dan menyusuri kompleks tempat tinggalnya Alin lalu lanjut ke jalan raya berharap Aldi bisa menemukan Alin.
"Kamu kemana sih Liin, kenapa kamu jadi seperti ini."
Aldi terus keliling mencari Alin, karena Jakarta begitu luas, tak segampang itu Aldi menemukan keberadaannya Alin
"Ya Allah kamu kemana sih Lin.... apa yang terjadi sama kamu sebenarnya kenapa kamu menghilang kayak gini."
terdengar ponsel Aldi berdering dan terlihat ditampilan layar bertuliskan nama Chelin, "Astaga mau apa lagi sih ni cewek." gerutu Aldi sambil mengangkat telponnya.
"Aldi kamu dimana? ini aku dirumah kamu dari tadi nungguin kamu loh, om sama tante juga nyariin kamu."
"Aku masih sibuk."
"Sibuk apa? sibuk sama cewek itu, siapa sih dia Al segitu pentingnya buat kamu sampai - sampai mengabaikanku."
"Bukan urusanmu." Aldi langsung mematikan telponnya.
Melihat Alin yang tak ada dirumah dan kabur, membuat Pak Wirawan berdecak kesal, karena dia masih menginginkan Alin, bukannya khawatir dan mencari keberadaan anak tirinya itu, dia malah sibuk cari cewek di mechat untuk memuaskan hasratnya yang sangat tinggi, semenjak istrinya pergi ke luar kota membuatnya sangat kesepian itu sebabnya dia menyewa Wanita untuk menemaninya sementara.
Shela dan Laura tak pernah mengerti kalau dia punya Papa yang begitu brengsek suka bermain dengan wanita wanita penghibur diluaran sana, mereka hanya tau kalau Papanya itu sosok laki - laki yang baik dan setia pada Ibu Tirinya padahal dia gak tau kebejatan Papanya sampai membuatnya bercerai dengan Mama kandungnya.
Selama ini Mamanya Shela dan Laura tak pernah menceritakan apapun pada anaknya, alasan mereka bercerai, yang Laura dan Shela tau adalah karena sudah tidak cocok lagi, Padahal Mama dan Papanya jarang bertengkar didepan anak anaknya jadi mereka berfikir hubungan kedua orangtuanya harmonis dan baik - baik saja ternyata Alasannya cerai, Pak Wirawan ketahuan tidur dengan Wanita lain di hotel dan itu sudah berulang kali, ini yang membuat mereka berpisah dan Laura tak pernah mengetahuinya.
Setelah Pak Wirawan memboking seorang Wanita dari aplikasi mechat, dia langsung mengajaknya ke hotel, sesampainya dikamar hotel, Pak Wirawan langsung mengajak Wanita itu bercumbu.
"Sayang kamu minta apa malam ini?" goda cewek itu tanpa malu - malu dan memperlihatkan kalau dia sudah sering melakukan hal ini pada pria lain.
"Aku mau keluarin didalam, boleh?"
"Boleh sayang tapi harganya beda lagi."
"Tidak masalah yang penting kamu puasin dulu nanti aku kasih lebih tingggi dari harga awal."
Lalu Wanita itu mulai membuka kancing kemeja Pak Wirawan dan mereka mulai melangsungkan kegiatannya.
Tak terasa, seminggu telah berlalu, Bu Liliy telah selesai dengan pekerjaannya dan kini kembali pulang, sesampainya di rumah, dia memanggil anak - anaknya dan kebetulan suaminya juga sudah pulang, dia menyambut istrinya dengan senyuman.
"Udah pulang Maa? gimana kerjaannya disana?" tanya suaminya.
"Alhamdulillah lancar Pa.. oh iya Alin kemana kok aku gak lihat dia sama sekali?"
"Kak Alin kabur Maa udah ada semingguan." jawab Shela
"Apa? kabur, kok bisa Alin kabur dan kalian semua gak ada yang ngabarin Mama?"
"Kita takut ganggu kerjaan Mama." jawab Keisya
"Dan kamu Pa kenapa gak lapor ke polisi aja atas hilangnya Alin?"
"Ngapain aku repot repot bikin laporan orang hilang, Alin itu kabur dengan keinginan dia sendiri bukan diculik atau apa jadi ngapain aku lapor polisi."
"Terus gimana dengan anakku Pa? dia selama ini juga tak pernah mendapatkan kasih sayang darimu, kamu tak pernah perduli dengannya dan kamu selalu pilih kasih." Bu Liliy terlihat mulai kesal dan emosi pada suaminya
"Kok jadi nyalahin aku? itu salah anakmu sendiri susah diatur, lihat kan?? dia kabur berarti kan jelas gimana kelakuannya anakmu."
"Cukup Paa berhenti menyalahkan anakku terus, aku capek baru pulang dari luar kota malah dapat kabar seperti ini."
Bu Liliy langsung menarik kopernya dan menuju kamarnya
mampir juga di novel aku
"Bertahan Luka"