"Untuk hidupku sendiri, akan ku lakukan apapun yang bisa dilakukan, agar dapat bertahan hidup di dunia Aneh ini." ( Athena / Phoenix)
*****
'Phoenix'. Sebuah nama samaran dari seorang pensiunan yang bekerja sebagai psikolog kriminal.
Ia telah lama bekerja sama dengan para penyelidik di kepolisian untuk mengungkap banyak pelaku kejahatan. Banyak penghargaan serta mendali emas yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya.
Namun, hal itu tidak menyebabkan semua orang senang dengan kemampuan prediksinya. Terutama para penjahat yang telah di tangkapnya.
Pada akhirnya, Phoenix harus pasrah menerima kematiannya di tangan salah satu penjahat yang sempat ia tangkap.
Tapi..... Benarkah Phoenix benar-benar mati?
Atau takdir malah memberikan kesempatan kedua padanya untuk hidup di dimensi lain?
Simak kisahnya dalam cerita ini.
😌😌😌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon auroraserenity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18. kembali bertemu dengan kakak.
Menginjak pedal gas lebih dalam lagi, mobil melaju dengan sangat cepat menghindari kejaran zombie.
"Sial, mereka terus mengejar?" ucap Ryan mengumpat tanpa sadar.
"Mereka terlalu sensitif dengan aroma daging dan darah." ujar Athena yang juga terus menoleh ke belakang.
"Ck, hari yang sial untuk bertemu dengan gerombolan zombie 2 kali dalam sehari." batin Athena mengomel.
Sepintas, rencana cerdik terlintas dalam benak gadis itu. Athena dengan cepat mengeluarkan banyak daging segar dari dalam ruangnya dan membuka jendela mobil.
"Nona, apa yang anda lakukan?" tanya Daniel yang mengemudikan kendaraan.
Athena tidak menjawab dan lebih memilih segera membuangnya jauh ke sisi jalan.
Dengan tipuan daging tersebut, hampir setengah dari pasukan zombie berhenti mengejar dan memilih daging tersebut.
Daniel dan Ryan membulatkan kedua matanya saat melihat Sang nona menjalankan rencananya.
"Nona, anda sangat pintar. Bagaimana anda bisa memikirkan hal ini?" tanya Ryan kagum.
"Cukup sederhana, seperti yang kukatakan tadi zombie sensitif pada aroma daging dan darah. Bukan berarti hanya daging dan darah manusia saja yang menjadi makanan mereka. Daging dan darah hewan pun masih bisa mereka makan." jawab Athena tenang.
"Jadi, aku manfaatkan saja hal itu untuk memancing zombie menjauh dari kami." lanjut Athena sambil menaikan bahunya.
Daniel dan Ryan tidak bisa lagi berkata-kata, keduanya hanya mengangkat jempol mereka sebagai tanda pujian.
Setelah dirasa zombie yang mengejar tinggal sedikit, barulah ia memelankan laju kendaraannya.
"Langit sudah mulai gelap, ayo kita cari tempat untuk beristirahat malam ini." ujar Athena saat melihat ke langit.
"Oke!" balas Daniel singkat.
2 Hummer melaju dengan aman di tengah banyaknya zombie yang berdatangan. Tapi situasi ini masih dalam tahap yang mudah di tangani.
Setelah beberapa waktu mencari, akhirnya mereka memilih sebuah bangunan yang di gunakan untuk olahraga atau gim.
Terdapat banyak alat olahraga yang masih layak pakai disini, dan Athena sudah tidak sabar untuk memasukannya ke dalam ruang-space nya.
Dengan beberapa kali lambaian, ruangan yang nampak penuh dengan alat olahraga, mendadak kosong tanpa satu pun benda di dalamnya.
Semua pengawal sudah tidak terkejut lagi dengan kemampuan Nona-nya. Hanya saja mereka tidak mengerti, untuk apa sang nona mengambil semua alat olahraga itu?
Mengerti apa yang para pria pikirkan, Athena segera menjelaskan alasannya.
"Olahraga itu penting, terutama saat kita tidak keluar untuk mengumpulkan perbekalan. Aku tidak ingin otot-otot ku menjadi kaku hanya karena jarang di gunakan. Dan dengan semua alat olah raga ini, aku tidak perlu keluar rumah untuk berolahraga." jelas gadis tersebut.
Para pengawal hanya menganggukkan kepalanya. Mereka sudah memiliki ruang pelatihan sendiri, jadi mereka mengerti maksud dari nona-nya.
Setelahnya mereka berkeliling, mencari apakah ada orang yang selamat baik di lantai satu atau dua. Tapi tidak ada makhluk hidup yang mereka temukan selain beberapa staf yang telah berubah menjadi zombie.
Ke enam orang itu memutuskan untuk kembali tinggal di lantai 2. Setidaknya, ketinggian dapat membuat mereka dengan mudah mengawasi situasi dan kondisi di luar.
Segera, Athena mengeluarkan kasur lipat, bantal, guling, dan selimut untuk para pengawalnya. Sementara dirinya, tinggal di ruang staff.
Di lihatnya, ruang cukup kecil, hanya ada dua sofa panjang, meja kecil, lemari, meja kopi dan peralatan pembuat kopi.
Tapi gadis itu tidak keberatan, ini lebih baik dari pada tidur di alam liar atau mobil yang lebih berbahaya.
Segera, bulan mulai muncul. Sayangnya, sinar itu ditutupi awan mendung sehingga langit menjadi terlihat lebih gelap.
"Hei, ayo makan hotpot untuk malam ini!" ajak Athena, yang keluar untuk dari kamar untuk makan malam.
"Eh, Hot pot? Tapi kita tidak memiliki...." belum selesai pengawal itu berbicara, semua bahan dan peralatan telah tersedia di depannya.
Sepertinya pria satu itu lupa, jika ia telah banyak mengumpulkan bahan makanan selama perjalanan.
"Bahan dan peralatan yang di butuhkan sudah ada di depan mata, jadi tunggu apa lagi. Aku ingin makan makanan pedas." ucap Athena sedikit bersemangat.
Berkenaan dengan keinginan sang nona, mereka juga sudah lama tidak memakan makanan yang pedas.
Oleh karena itu, karena bahan dan peralatan sudah tersedia, Pengawal yang bertugas sebagai koki langsung menyalakan api dan mulai memasak.
Setelah beberapa saat, Aroma perlahan menguar dari panci ke segala arah. Athena yang sudah mulai kelaparan, merasa tidak sabar untuk memakan masakan tersebut.
Dengan cepat ia mengeluarkan 6 mangkuk, 6 pasang sumpit, 6 sendok dan aneka minuman bersoda.
Mereka dengan senang hati menikmati hidangan makan malam mereka. Beberapa orang bahkan mengeluh sebab tidak ada minuman beralkohol.
Athena tentu tidak ingin pengawalnya mabuk di malam hari. Maka dari itu, ia lebih memilih mengeluarkan minuman bersoda daripada minuman keras.
Tak lama, suara mesin kendaraan terdengar tak jauh dari posisi mereka. Semua orang menjadi waspada.
Daniel berdiri, berjalan ke arah jendela lalu mengeluarkan teropong dari tas nya. Dilihatnya, 2 truk disertai 3 mobil off-road tengah melaju ke arah tempat mereka tinggal.
"Apakah ada masalah?" ujar Athena, mendekati Daniel.
"Sepertinya ada rombongan tentara yang mendekat kemari." jawab Daniel sambil mengawasi kendaraan di luar.
"Apakah itu kelompok Kapten Andre?" tanya Ryan.
Itu wajar jika kedua kelompok akan saling bertemu kembali, sebab lokasi tempat mereka akan bertemu berada tidak jauh dari sini.
Athena penasaran, ia melihat keluar dan merasa jika rombongan itu bukanlah rombongan milik kapten Andre.
"Sepertinya itu bukan rombongan kapten Andre. Tapi..." ucap Athena sambil menyipitkan kedua matanya.
Setelah semua truk dan mobil off-road terparkir di area parkir dan pinggir jalan, 1 orang turun untuk berdiskusi.
"William?" ucap Athena dalam hati setelah melihat wajah orang yang datang.
"Hah, benar saja, itu rombongan kakak angkat ku." lanjut gadis itu mendesah malas.
"Apakah ini sebuah kebetulan? Atau takdir tidak mengizinkan aku untuk menjauh dari keluarga Radea?" tanya Athena, merasa tidak nyaman dengan kondisi ini.
"Kalian bisa menyambut mereka. Aku akan kembali ke kamar." ucap Athena dengan nada suara yang dingin.
Gadis itu memilih untuk meninggalkan acara makan malamnya dan masuk ke kamar. Tindakannya membuat para pengawal sedikit heran.
Hanya Daniel, yang mengerti jika hubungan adik-kakak ini tidak terlalu baik.
"Saya akan turun ke lantai bawah. Kalian, bereskan semua ini." ucap Daniel, sambil menunjuk peralatan masak dan makanannya.
Turun melewati anak tangga, sang kapten melangkahkan kakinya ke arah pintu. Mendorong beberapa alat olah raga rusak yang digunakan untuk menahan pintu, ia mempersilahkan wakil kapten William untuk masuk.
"Kapten Daniel, anda ternyata berada di kota ini!" seru William tidak menyangka akan bertemu kenalan di kota ini.
Mereka telah beberapa kali berkerja sama saat misi, dan hubungan keduanya cukup baik sebagai rekan juga teman.
"Yah, ini ada hubungannya dengan jenderal besar. Saya disini, untuk melaksanakan tugas dari beliau." jawab Daniel tenang.
"Ah, ternyata untuk misi." balas William paham.
Pria itu tidak menanyakan detail tugas apa yang dilakukan Daniel. Tapi kalau itu di perintah langsung oleh beliau, hal tersebut pasti merupakan tugas yang penting.
"Apakah anda bersama kapten Reagan?" tanya Daniel.
"Ya, beliau masih ada di dalam. Sebentar biar saya panggilkan." jawab William, kemudian berbalik berjalan menuju mobil off-road yang terparkir.
"Bos, ternyata orang di dalam masihlah kenalan kita. Itu Daniel dari tim xxx. Dia berkata sedang menjalankan misi penting dari ayah anda." ungkap sang wakil sedikit antusias dalam berbicara.
"Tugas dari ayah ku? Apa itu?" tanya Reagan dengan nada yang dingin.
"Saya tidak menanyakannya, bos. Jadi saya tidak mengetahui tugas apa yang di berikan jenderal besar." jawab William, sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Berapa orang yang ada di dalam?" ucap tanya Reagan lagi.
"Saya hanya bertemu dengan Daniel dan tidak melihat siapa-siapa lagi di lantai 1. Sepertinya mereka tinggal di lantai atas, sebab saya melihat saat dia turun dari tangga. Jadi saya juga tidak tahu berapa banyak orang yang di bawa Daniel untuk menjalankan misinya." jawab William gugup.
Reagan tidak berkata apa-apa, dan keluar dari mobi dengan di ikuti oleh para tentara lain.
Ia melirik sekilas 2 Hummer yang terparkir tegap di samping kendaraannya. Jelas siapa pemilik kedua mobil itu.
Akhirnya, rombongan berjalan masuk ke dalam. Sementara Daniel berdiri di tengah ruangan untuk menyambut.
Orang-orang yang baru masuk langsung menyebar, namun masih di lantai pertama. Mereka sedikit heran karena tempat ini nampak kosong tanpa satu pun benda kecuali alat olah raga rusak.
Mereka mulai menduga-duga, apakah ada yang menjarah tempat olahraga ini?
"Selamat malam, kapten Reagan." sapa Daniel sopan, mengabaikan keheranan orang-orang baru tersebut.
Yang di sapa hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan. Tapi Daniel tidak keberatan, sebab ia tahu karakter tuan muda ini yang sulit di dekati.
"Dimana dia?" tanya Reagan tanpa basa-basi, membuat Daniel sedikit bingung tentang 'dia' yang di maksud sang tuan muda.
"Dia siapa maksud anda?" tanya Daniel mengerutkan kening.
"Kau pasti di perintahkan pak tua itu untuk menjemputnya bukan. Sebab dia bersekolah di kota ini." balas Reagan.
Ini merupakan kata-kata paling panjang, yang dikatakan Reagan di hadapan Daniel, dan itu membuat sang kapten sedikit tertegun sebelum ia tersadar mengenai orang yang di maksud Reagan.
"Nona muda ada di kamarnya di lantai 2." jawab Daniel dengan wajah pasrah.
Pria itu tidak bisa menahan aura yang di keluarkan tuan muda Radea tersebut. Pantas saja dia dijuluki iblis dalam ketentaraan. Sebutan itu memang cocok dengan tempramen nya.
"William, biarkan para tentara kita tinggal di lantai pertama dan jangan ganggu lantai 2." ucap Reagan datar.
"Aku ingin bertemu dengannya." ungkap Reagan masih dengan wajah yang kaku.
"Ini... saya khawatir beliau..." balas Daniel dengan terbata-bata.
Namun sebelum ia menyelesaikan perkataannya, suara langkah kaki terdengar dari arah tangga.
Tak... Tak... Tak...
"Siapa yang ingin bertemu dengan ku?" tanya seorang gadis cantik dengan gaun putih panjang berlengan pendeknya.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
Ini gaun yang di pakai Athena, ya?
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗