NovelToon NovelToon
Di Ratukan Oleh Selingkuhan

Di Ratukan Oleh Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: NinLugas

Nandana Panesthi, seorang istri yang sempurna di mata orang-orang, terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan Dimas Larung Mahdiva, pria ambisius yang lebih mencintai kekuasaan daripada dirinya. Kehidupan rumah tangga mereka yang tampak harmonis hanyalah topeng dari kebekuan yang semakin menusuk hati Nanda.
Hingga suatu hari, Sanjana Binar Rimbawa hadir seperti badai di tengah gurun kehidupan Nanda. Seorang pria dengan tatapan yang dalam dan kata-kata yang mampu menghidupkan kembali jiwa yang hampir mati. Sanjana bukan sekadar selingkuhan dia adalah pria yang menempatkan Nanda di singgasana yang seharusnya, memperlakukannya bak ratu yang selama ini diabaikan oleh suaminya.
Namun, cinta terlarang ini tak semudah kelihatannya. Di balik kelembutan Sanjana, tersimpan rahasia yang mengancam segalanya. Sementara Dimas mulai mencurigai perubahan sikap Nanda dan bertekad untuk mengungkap siapa pria yang berani merebut perhatian istrinya.
Akankah Nanda menemukan kebahagiaan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan hangat

Nanda pulang ke rumah dengan tangan penuh barang belanjaan. Ia membeli beberapa bahan untuk membuat bubur ayam, berharap makanan hangat bisa sedikit menenangkan San. Selain itu, ia juga membeli beberapa obat dan vitamin yang bisa membantu mempercepat pemulihan San, serta selimut tebal yang hangat. Seperti yang dirasakannya sebelumnya, rumah San terasa begitu kosong, terlalu besar dan sepi untuk seseorang yang hidup sendiri.

Setibanya di rumah, Nanda segera mempersiapkan bubur ayam. Meskipun hanya sederhana, ia berharap makanan itu bisa memberikan kenyamanan pada San, meski tak bisa menyembuhkan luka batinnya. Nanda merapikan dapur, mengambil panci dan bahan-bahan yang telah dibelinya, lalu mulai memasak dengan hati-hati. Semakin lama, aroma harum dari bubur ayam yang dimasaknya memenuhi ruangan, membawa kehangatan ke dalam rumah yang sepi.

Selagi menunggu bubur ayam matang, Nanda duduk sejenak di ruang tamu, menatap rumah San yang luas namun terasa hampa. Ia tahu, meskipun San sering kali terlihat tegar, ada banyak hal yang belum ia ceritakan dan rasakan. Seperti dirinya, San juga menyimpan banyak luka yang belum sembuh.

Tak lama setelah itu, San datang dari kamar tidurnya, masih dengan wajah yang sedikit pucat. Nanda tersenyum padanya, meski ia bisa merasakan kekhawatiran yang mendalam. "Aku buatkan makan siang untukmu. Bubur ayam," katanya lembut.

San terlihat sedikit terkejut, namun senyum tipis muncul di wajahnya. "Terima kasih, Nanda," jawabnya, suaranya masih terdengar lemah, tapi penuh rasa terima kasih.

Nanda membawa semangkuk bubur ayam hangat ke meja kecil di samping ranjangnya, memastikan San merasa nyaman. Ia tahu, ini hanya langkah kecil, tapi itu adalah caranya untuk menunjukkan bahwa ia ada, bahwa ia peduli. Dalam diam, mereka berdua duduk bersama, menikmati kebersamaan yang sederhana namun penuh makna.

"Kamu makan dulu ya, Aa..." Ucap Nanda yang hendak menyuapi San.

San menatap Nanda dengan mata yang sedikit terpejam, lalu mengangguk pelan. Ia merasa tersentuh oleh perhatian yang diberikan Nanda, sesuatu yang jarang ia rasakan sejak lama. Meskipun tubuhnya masih lemah, hatinya mulai terasa lebih ringan karena keberadaan Nanda di sampingnya.

"Nanda, aku nggak ingin kamu repot-repot," kata San pelan, meski suaranya sudah terdengar lebih kuat daripada sebelumnya. "Tapi... terima kasih banyak."

Nanda hanya tersenyum, tidak memperdulikan kata-kata San. Ia tahu bahwa San tidak suka merepotkan orang lain, tapi Nanda tetap ingin melakukannya. "Kamu sudah cukup banyak melewati hari-hari berat, San. Ini hal kecil yang bisa aku lakukan untukmu," jawabnya sambil memperhatikan wajah San yang mulai sedikit lebih cerah.

Dengan hati-hati, Nanda mengambil sendok dan menyuapkan sedikit bubur ayam ke mulut San. San menatapnya sejenak sebelum perlahan menerima suapan itu. Makanan itu hangat, sederhana, tapi mengandung perhatian yang begitu tulus.

"Enak," kata San dengan senyum tipis, meski rasa syukur itu lebih terasa dari pada kata-kata yang diucapkannya. Nanda tersenyum kembali, lalu melanjutkan untuk menyuapinya.

Selama beberapa menit, hanya ada suara sendok yang beradu dengan mangkuk, sementara mereka berdua saling berbagi dalam keheningan. Bagi Nanda, momen ini lebih berharga daripada apapun yang bisa ia ungkapkan. Ia merasa bahwa perlahan-lahan, kehangatan di antara mereka mulai tumbuh kembali, meskipun San masih berusaha untuk menjaga jarak dari perasaan yang lebih dalam.

"Aku tahu kamu punya banyak hal yang ingin kamu bicarakan, San," ujar Nanda setelah beberapa saat, menatapnya dengan mata penuh pengertian. "Tapi jangan ragu untuk bicara kapan saja kalau kamu sudah siap."

San menundukkan kepala sejenak, kemudian menghela napas panjang. "Terima kasih, Nanda," jawabnya akhirnya. "Aku... akan mencoba."

"Apa kamu masih merasa trauma?" Tanya San yang meletakan mangkuk bubur di meja.

Nanda terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu. Ia menatap San dengan mata yang penuh perasaan campur aduk. Trauma itu, meskipun perlahan mulai memudar, tetap terasa dalam dirinya, seperti bayangan yang tak bisa sepenuhnya hilang. Ia mengangguk perlahan, merasa sulit untuk berbicara tentangnya.

"Aku... aku rasa tidak," jawab Nanda pelan, suaranya sedikit serak. "Terkadang aku merasa takut, terutama ketika hal-hal tertentu mengingatkanku pada semuanya yang pernah terjadi. Tapi, karenamu perlahan takut itu menghilang."

San memeluk Nanda dengan penuh kelembutan, seakan ingin memberikan rasa aman yang selama ini mungkin hilang dalam diri Nanda. Ia bisa merasakan ketegangan yang masih ada, namun juga melihat keberanian yang perlahan tumbuh dalam diri Nanda.

"Apa sekarang kamu takut?" tanya San dengan suara yang penuh kasih sayang.

Nanda terdiam sejenak, memikirkan pertanyaan itu. Ia merasa ada rasa yang berbeda dalam pelukan San, bukan hanya pelukan yang penuh perhatian, tetapi juga pelukan yang menawarkan perlindungan. Perlahan, Nanda menggelengkan kepalanya, tanda bahwa meskipun ada ketakutan di dalam dirinya, ia tidak ingin takut lagi.

"Enggak... aku nggak takut lagi," jawab Nanda dengan pelan, namun dengan suara yang lebih yakin. "Aku cuma... merasa lebih tenang kalau ada kamu di sini."

San menarik Nanda sedikit dari pelukannya, menatapnya dalam-dalam dengan mata penuh pengertian. "Aku akan selalu ada, Nanda," ucapnya. "Kamu nggak perlu takut menghadapi apa pun. Kita akan jalani ini bersama-sama."

Nanda menatap San dengan mata yang mulai menghangat. Meskipun perjalanan hidupnya belum sepenuhnya mudah, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa ada harapan. Ada seseorang yang tulus mendampinginya, dan itu memberikan kekuatan yang tak terduga.

San tersenyum lembut, menyentuh pipi Nanda dengan penuh kelembutan, memastikan bahwa ia bisa menjadi seseorang yang bisa diandalkan, kapan pun Nanda membutuhkan. "Jangan khawatir, kita bisa lewati ini semua," katanya dengan keyakinan.

Nanda akhirnya membalas senyuman itu, meskipun ia tahu proses penyembuhannya tidak akan instan. Namun dengan keberadaan San di sisinya, ia merasa sedikit lebih kuat untuk menghadapinya.

Di bawah cahaya lampu yang temaram, suasana menjadi semakin intim. San menatap Nanda dengan penuh perhatian, seolah mencari tanda-tanda kesiapan dalam dirinya. Nanda, yang masih memikirkan berbagai perasaan yang bergejolak dalam hatinya, merasakan detak jantungnya semakin cepat. Namun, kali ini bukan rasa takut yang muncul, melainkan perasaan nyaman yang mulai mengalir.

San mendekatkan wajahnya perlahan, dan Nanda bisa merasakan hembusan napasnya yang hangat. Ada sedikit kecanggungan, namun juga ada ketulusan dalam setiap gerakan San. Tanpa sepatah kata pun, San memberanikan diri untuk menyentuh bibir Nanda dengan lembut. Bibir mereka bertemu dalam sebuah ciuman yang penuh arti ciuman yang mengungkapkan perasaan yang selama ini terpendam.

Nanda terdiam sejenak, merasakan kehangatan yang menyelimuti dirinya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun ia tahu bahwa perasaan yang ada di antara mereka sudah berubah. Bukan hanya sekadar kedekatan, tetapi ada sebuah ikatan yang mulai terjalin, meskipun masih rapuh. Ciuman itu bukan hanya tentang keinginan fisik, tetapi tentang pengertian dan saling mendukung.

San menarik sedikit tubuh Nanda ke dalam pelukannya setelah ciuman itu berakhir, memberikan ruang bagi Nanda untuk merasakan ketenangan yang ia butuhkan. "Aku akan selalu ada untukmu," bisiknya, dengan lembut, memastikan bahwa Nanda tahu ia tidak sendirian dalam perjalanan ini.

Nanda hanya mengangguk, meskipun hatinya masih penuh dengan keraguan. Namun, ciuman itu telah meninggalkan bekas yang dalam dalam dirinya. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada seseorang yang siap menghadapinya dengan penuh kesabaran, tanpa terburu-buru atau menuntut apapun.

Tapi jantung Nanda terus berdegup kencang, seolah tidak bisa tenang meskipun pelukan San semakin erat. Perasaan cemas dan bingung mulai melanda dirinya. Meskipun ia merasa nyaman dalam pelukan itu, masih ada dinding yang sulit ia tembus dalam hatinya. Trauma yang ia alami selama ini, rasa takut akan disakiti lagi, masih membayanginya. Nanda berusaha menenangkan dirinya, namun detak jantung yang tak terkendali itu menunjukkan betapa dalamnya perasaan yang masih harus ia hadapi.

San, yang merasakan perubahan kecil dalam tubuh Nanda, melepaskan pelukannya sedikit dan menatap wajahnya dengan penuh perhatian. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut, mencoba membaca ekspresi Nanda.

Nanda menatapnya sejenak, matanya mencari jawaban yang belum ia temukan dalam dirinya. "Aku… tidak tahu," jawabnya pelan, suaranya hampir terdengar ragu. "Aku merasa nyaman, tapi aku juga takut, San."

San tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya menggenggam tangan Nanda dengan lembut, memberi ruang bagi Nanda untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya. "Kamu tidak perlu terburu-buru," ujarnya dengan suara yang penuh pengertian. "Aku tidak akan memaksakan apapun. Kita bisa mulai perlahan."

Nanda mengangguk, merasakan kehangatan yang mengalir dari genggaman tangan San. Walaupun hatinya masih dibalut rasa ragu, ia bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungan ini. Sesuatu yang membuatnya ingin perlahan membuka dirinya lagi. Namun, waktu dan proses adalah hal yang harus dijalani dengan hati-hati, dan San telah memberinya kesempatan itu.

Untuk pertama kalinya, Nanda merasa ada harapan kecil untuk bisa mencintai lagi, meskipun rasa takut itu belum sepenuhnya hilang. Tapi di sampingnya, ada seseorang yang bersedia menunggu dan memahami, tanpa memaksakan apapun. Dan itu, untuk Nanda, adalah langkah pertama menuju kesembuhan.

1
Dian
Semangat Thor, ayo saling dukung❤️
merry jen
jg mau nan balik sm dims tu buknny kdrt tp dh selingkhh jgg
merry jen
Bu Bu Nanda dan ankmu dh ceraii gk perlu imt cmpurr lgg x ,,klo san pyn niat jhtt terhdp Nanda biarinn itu urssn Nanda dan san ,,ursin ajj hdpmu dan ankmu yg kacau balau ituu Bu ,,cari selingkuh Dimas kmn pergi yaa
merry jen
San bukn org y kaya perushnn mntn suami Nanda ajj udd di tangan sann,,apa dan pura pura spy bs dptin Nanda atau ada niat terselubung gt sm nanda
Yuni Susanti
Kecewa
Yuni Susanti
Buruk
merry jen
jgn smpai Dimas bundir lgg biar kn Dimas nikmatin penyesalan hdpyy
merry jen
Bu Bu cb ank cwe mu di perlakukan sm laki y gmn cbb kmu sbgaii ibu pstii minta keadilan buat ank kmuu
𝐌𝐚𝐮𝐫𝐚.
Menarik ceritanya/Smile/Saya suka story' perselingkuhan/Slight/.
NinLugas: terimakasih kka
total 1 replies
merry jen
mau sekaya apa pun klo tindkkn yg Dimas lakukan bklnn menghancurkan hdpp yaa Dimas
NinLugas: betul kk terimakasih sdh mampir
total 1 replies
merry jen
mata mmu buta dayuu jdii bgtu lahh gk pdlii anky mati di tangan mantu yaa sndrii
NinLugas: krna 10m kk 😭
total 1 replies
angel
Nextt!
NinLugas: siap kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!