"Aku bersedia menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek harus merestui hubungan aku dan Jessica"
Bagaimana jadinya jika seorang pria bersedia menikah, tapi meminta restu dengan pasangan lain?
Akankah pernikahan itu bertahan lama? Atau justru berakhir dengan saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dj'Milano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps13. Perusahaan berhasil dipulihkan.
Alex dan David bersama beberapa ahli IT mulai bertarung memulihkan data perusahaan. Semuanya tampak serius, pandangan mereka sedikit tak beralih dari layar komputer.
Ketika data perusahaan bocor dan berita tersebut telah tersebar luaskan, maka akan banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan mencoba mengambil keuntungan dari sana.
Waktu terus berjalan, setiap detakan jarum jam sangat berarti bagi Alex saat ini. Jika dirinya bersama tim lengah sedetik saja, maka perusahaan akan benar-benar hancur. Kredibilitas perusahaan akan dipertanyakan, semua investor akan menarik kembali saham mereka. Apalagi yang lebih buruk dari semua itu?
Semalam suntuk bertarung didepan komputer, tak ada satu butir pun nasi yang masuk kedalam perut mereka. Akhirnya pukul 03:00 dini hari, perjuangan Alex membuahkan hasil yang manis, data perusahaan telah dikembalikan, sistem keamanan perusahaan pun telah ditingkatkan.
"Yessss" Semua dalam ruangan itu bersorak ria ketika telah menyelesaikan semuanya.
"Selamat ya, Bro" ucap David, keduanya bersalaman dan berpelukan ala-ala pria.
"Thanks ya Bro, udah mau berjuang bareng gua" Alex juga tak lupa mengucap terima kasih pada semua tim IT yang telah berjuang bersamanya. Kedua pria itu pun pergi ke ruangan kerja Alex.
"Muka Loe pucat banget, Lex. Gimana kalo kita periksa ke dokter atau telepon Irwan suruh kesini" ucap David ketika mereka sampai ke ruang kerja Alex.
"Nggak perlu, gua cuman butuh istirahat"
"Loe yakin, Bro? Wajah Loe beneran pucat banget loh." David berusaha meyakin Alex. Pria itu merasa khawatir melihat wajah pucat bosnya.
"Hmmm, sudah pulang sana. Ingat besok pagi Loe harus stand by disini"
"Traus Loe pulangnya gimana?"
"Nggak usah pikirin, gua. Udah cepatan pulang sana" Alex tidak ingin merepotkan David lagi.
"Baiklah, gua pulang sekarang. Ingat kalo ada apa-apa langsung hubungi gua" pamit David dan langsung melangkah keluar.
"Cih, bawel Loe. cepetan pulang sana." cibir Alex, ia merasa kesal mendengar ucapan David. Namun, ia juga merasa senang David begitu perhatian padanya.
Selama delapan tahun menjadi asistennya, Alex merasa David adalah orang yang paling tulus, pekerja keras dan selalu berusaha mengimbangi Alex.
David adalah keponakan dari ayah sambung Alex, saat itu ketika Alex sedang mencari Asisten yang cocok, ayah sambungnya datang dan menawarkan David yang baru saja menyesaikan studi S2nya di London. Sejak awal bertemu, Alex langsung merasa cocok dengan David.
................
Alex terduduk lemas disofa, setelah kepergian Devid, badannya terasa meringan, wajah semakin pucat. Diguyur hujan habis-habisan, memeras otak semalam suntuk, ditambah sebutir nasi pun belum masuk keperutnya, Alex tumbang, lemah tak berdaya.
Rasanya sudah tidak sanggup lagi jika harus menempuh perjalanan ke rumah, namun Alex tak punya pilihan. Istirahat di kantor sama saja menunjukkan sisi lemah didepan semua karyawan, sudah cukup hal memalukan saat basah kuyup masuk kedalam kantor. Alex tidak ingin mempermalukan dirinya dan membuat musu-musunya semakin tertawa puas diatas penderitaannya.
Alex berjalan pelan menuju lift, kepalanya terasa berat . Sesekali tangannya memijat pelan bagian pelipisnya.
Setelah bersusah payah, akhirnya Alex sampai di lobi utama. Mobil yang ia tinggalkan ditengah jalan pun telah terparkir rapi di depan pintu Emeraldi Grup.
"Tuan?" ucap security yang berjaga di pintu depan sambil mendekat dan hendak membantu Alex.
Aksi security tersebut langsung dihentikan oleh Alex, Tuannya itu mengangkat tangan memberi isyarat agar security itu tidak perlu membantunya, Alex pun masuk kedalam mobil dan mulai melakukannya.
Beberapa meter tak jauh dari perusahaan, Alex merasa kepalanya semakin berat, matanya mulai berkunang-kunang. Alex menggoyangkan kepala sambil berkedip berulang-ulang berusaha mengembalikan kesadarannya.
Citttttt
Praaakkkkkk
Kemalangan pun tak bisa Alex hindari.
banyak kerananya