NovelToon NovelToon
Suatu Hari Di Tahun 2018

Suatu Hari Di Tahun 2018

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:745
Nilai: 5
Nama Author: Gregorius Tono Handoyo

Alisa, harusnya kita tidak bertemu lagi. Sudah seharusnya kau senang dengan hidupmu sekarang. Sudah seharusnya pula aku menikmati apa saja yang telah kuperjuangkan sendiri. Namun, takdir berkata lain. Aku juga tidak mengerti apa mau Tuhan kembali mempertemukan aku denganmu. Tiba-tiba saja, seolah semua sudah menjadi jalan dari Tuhan. Kau datang ke kota tempat aku melarikan diri dua tahun lalu. Katamu,

ini hanya urusan pekerjaan. Setelah kau tamat, kau tidak betah bekerja di kotamu. Menurutmu, orang-orang di kotamu masih belum bisa terbuka dengan perubahan. Dan seperti dahulu, kau benci akan prinsip itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gregorius Tono Handoyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lanjutan Hujan dan daun-daun gugur 3

Aku menunggu dengan sabar di atas sini melayang- layang Tergoyang angin menantikan tubuh itu..

Semakin malam hujan semakin deras. Perasaan ini semakin meresahkanku. Aku menepikan semua pikiran kekalahanku. Ada satu hal yang membuatku tetap bertahan mencintaimu. Meski aku tahu aku sudah seharusnya menyerah. Menerima kenyataan perempuanku dinikahi oleh lelaki tua yang kaya raya itu.

Namun, ada sesuatu yang selalu membuatku bahagia bersamamu. Hal yang tak pernah bisa kurelakan direbut oleh siapa pun. Bahkan mungkin oleh orangtuamu sekalipun.

Matamu, itulah alasan yang membuatku masih ingin kau dan aku tetap ada sebagai kita. Ada kesedihan yang menggunung di sana. Dan, aku tidak akan bisa memaafkan diriku jika saja membiarkanmu tersiksa.

Kuhentikan lagu resah-nya Payung Teduh itu. Aku nikmati hujan yang turun dengan lebatnya. Malam semakin sunyi. Hatiku pun semakin sepi.

Malam itu kuyakinkan pada diriku. Cukup gempa saja yang membuat kebahagiaanku hilang. Aku tidak akan membiarkan kebahagiaan yang masih kumiliki lepas tanpa pernah kupertahankan. Kau adalah kebahagiaanku yang tertinggal satu-satunya saat ini. Dan, tidak akan kubiarkan siapa pun merebutnya dariku. Bahkan jika gempa besar itu datang lagi kau tak akan kubiarkan sendiri. Keyakinan itu timbul entah dari mana. Yang aku tahu, malam itu aku merasa kembali memiliki harapan. Aku ingin berdua. denganmu seumur hidupku.

Kulihat matamu semakin sedih. Kau menangis sejadi-jadinya. Aku memeluk tubuhmu.

"Tabahlah, ini sudah jalan yang Mahakuasa." Ucapku.

Kau memelukku menyandarkan wajahmu di bahuku. Semua orang sudah pulang dari pemakaman ini. Hari ini duka itu menyelimuti hatimu.

"Kenapa harus dengan cara ini ayah ibu pergi?" Kau masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Hujan yang turun sangat deras semalam, menjaga semua rahasia. Ayah ibumu mengembuskan napas terakhir. Dibunuh oleh perampok yang datang ke rumahmu. Yang mengherankan tidak ada satu harta dan benda berharga yang hilang. Hanya ibu dan ayahmulah yang tidak bisa diselamatkan. Tujuh tusukan belati menembus hingga jantung mereka. Dan, dalam hujan yang masih deras, kau menangis semakin keras. Kau memeluk tubuh ayah ibumu yang bersimbah darah. Kau melihat perampok itu, sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan tangis yang pecah di dalam rumahmu. Namun, kau tak pernah bisa mengenalinya. Hal itu membuatmu bersalah pada orangtuamu. Tidak ada yang bisa kau lakukan, meski kejadian itu kau saksikan dengan mata kepalamu.

Dua bulankemudian kita menikah. Sejak orangtuamu meninggal, kau dengan mudah bisa menolak lelaki tua yang kaya itu. Kau hanya tinggal sendiri. Sama dengan aku yang juga tinggal sendiri. Kita seperti ditautkan oleh kesepian. Hal yang akhirnya membuat kita sepakat untuk meneruskan hidup berdua.

"Aku sudah tidak punya siapa-siapa." Katamu beberapa hari setelah orangtuamu dikuburkan, "perampok itu telah merebut kebahagiaanku." Dari matamu ada sedih yang tak pernah sudah.

"Aku juga tidak punya siapa-siapa. Tapi sekarang kau dan aku sama-sama memiliki, bukan?"

Aku memelukmu. Malam ini tidak ada lagi yang aku takutkan. Hujan turun lagi. Kali ini gerimis mengabut lebih banyak. Kau menatap ke arah jalanan. Aku merasakan betapa lembutnya kasih sayangmu. Namun jauh dalam diriku, aku masih saja dilanda ketakutan. Bahkah setelah bertahun-tahun kita menikah. Pertanyaan itu tidak pernah hilang dan selalu saja muncul saat aku memelukmu.

"Seandainya kau tahu perampok yang membunuh ayah ibu adalah aku. Masihkah kau ingin bersamaku?"

Di halaman rumah, daun-daun gugur diterpa angin yang lahir akibat amarah hujan.

1
Akun Kedua
ini sudut pandang orang berapa kak, maksudnya povnya? 1, 2, 3? soalnya agak aneh pas baca dialog irvan sama alisa.. deskripsinya agak sedikit diperbaki lagi kak, soalnya baca deskripsinya serasa baca surat hehe.. tapi untuk cerita udah bagus, 😊👍 plotnya juga dibuat dengan matang 😊👍
Akun Kedua: sama2 kak 😉
IJ: siap kakak terimakasih banyak🙏😚
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!