Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Rion mengangkat tubuh Aily dan membaringkan gadis itu di atas ranjangnya, "huh! meladenimu sungguh menguras tenaga," keluhnya sambil membuang nafasnya kasar.
Pria itu diam dan hanya menatap tubuh Aily dari atas hingga bawah, lalu kembali menatap bibir strawberry itu. Strawberry kebanyakan rasanya asam, namun dapat membuat orang yang melihatnya langsung mengeluarkan liur karena ingin melahapnya. Itulah yang dirasakan Rion sekarang, dia kembali ingin mencicipi bibir yang mulai membuatnya ketagihan itu.
Bibir yang mulai menjadi candunya, Rion pun menempelkan bibirnya dan langsung ******* lembut bibir bawahnya. Rion menekan kepala Aily untuk memperdalam ciuman itu, lidahnya sudah lolos masuk kedalam rongga mulut Aily. Dan tanpa permisi langsung menjelajahi isi rongga itu dan menghisap keras lidah Aily, perasaan yang sama ia rasakan kembali. Tubuhnya kembali panas dan jantungnya berdebar tidak karuan, nafasnya mulai naik turun dan menuntut sesuatu yang lebih.
Tanpa sadar lengan satunya mulai menyusuri tubuh ramping Aily, lalu berhenti di benda bulat dan kenyal itu. Rion tidak menggerakan lenganya saat menyadari sesuatu lalu menatap pada benda kenyal itu. "Dia tidak memakai dalaman?" tanyanya pada diri sendiri sambil menaikan kedua alisnya. Sial otak mesum Rion mulai bekerja, bayangan-bayangan aneh melintas tanpa permisi di otaknya.
Lenganya masih menempel di benda kenyal itu, disisi kirinya dia mendengar bisikan 'Kau boleh membukanya, karena dia dengan sengaja melakukan itu untukmu Rion'. Sementara Di sisi kanan dia mendengar bisikan ' Kau harus ingat dengan pendirianmu Rion! dia adalah anak kecil seperti Eria, apakau akan merusak adikmu sendiri?'
"Arghhh!!! sial!!" pekiknya lalu berdiri dan mengusap wajhanya kasar. "Selain menguras tenagaku! kau juga bisa menguras imanku!" pekiknya lalu beranjak masuk kedalam toilet untuk membasuk wajahnya, agar dirinya sadar dari gairah yang sedang melandanya.
Pagi hari, entah sejak kapan Sekertaris Lee membuka kunci pintu yang jelas orang itu sama sekali tidak memberi tahunya, Rion bangun pagi hari agar sempat membuatkan sarapan untuk dirinya dan Aily.
Rion meninggalkan Aily yang masih tertidur di kamarnya, dan mulai memasak nasi goreng untuk sarapanya. Semalam mereka berdua memang tidur bersama dalam satu kamar, namun Rion tidak berani tidur satu ranjang bersama Aily dan memilih tidur di atas sofa walau membuat tubuhnya kesakitan itu lebih baik, dari pada harus membuat little Rionnya kesakitan.
Rion memasak sambil mengingat kejadian semalam saat dirinya kembali dari kamar mandi, dia melihat Aily menangis di dalam tidurnya. Gadis itu terlihat sangat kesakitan, entah karena mimpinya atau karena dirinya menanggung beban yang banyak. Sedikit informasi Rion tau jika gadis itu selalu bertengkar dengan ayah dan ibu tirinya dari Eria.
"Hai... good morning sayang," teriak Aily sambil berlari mendekati Rion dan tanpa permisi langsung mencium bibirnya sekilas dengan suasana hati yang ceria.
Rion tertegun saat melihat Aily tersenyum tanpa beban sedikitpun, tentang ciuman Rion mungkin sudah mulai terbiasa dia enggan memarahi lagi gadis itu karena sudah pasti gadis itu akan tetep menciumnya walaupun ia akan melarang dan memarahinya.
"Semalam apa kita melakukan sesuatu?" tanya Aily dengan sumringah membuat Rion terasa tertangkap basah.
"Me--memangnya apa yang kamu ingat?" tanya Rion untuk memastikan, apakah Aily tau jika dirinya menciun dan meremas dadanya.
"Tentu saja kita tidur bersama, apa aku akan hamil setelah ini?" tanya Aily lagi sambil melihat dan mengelus perutnya.
"Mana mungkin hanya memcium dan memegang mu bisa hamil bodoh!" sentak Rion lalu mematikan kompornya.
"Loh, memangnya kita berciuman lagi? apa yang kamu pegang kak?" tanya Aily bingung. Dia tau jika semalam tidak terjadi sesuatu karena tubuhnya tidak merasakan sakit seperti orang-orang yang sudah bercinta, dia hanya bertanya asal karena dirinya senang hanya dengan tidur bersama.
Rion merutuki dirinya sendiri, dia pikir Aily mengingat saat dirinya melakukan hal tidak sopan yang ia lakukan kepadanya. "Tidak! aku hanya bergurau. Makanlah yang banyak sesuai janjiku," ucapnya sambil menyodorkan nasi goreng di piringnya.
"Wah, terimakasih sayang. Ini kelihatanya sangat lezat," ucap Aily seenak jidat memanggil Rion dengan panggilan sayang. Sementara pria itu sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan dilakukan Aily, selagi itu masuk kategori wajar.
Rion tidak ingin membuat Aily tertekan dengan kata-kata kasarnya, atau perlakuan buruknya kepada Aily. Mengingat kejadian semalam betapa tersiksanya Aily menangis di dalam tidurnya, itu saja sudah menunjukan betapa berat beban yang gadis itu tanggung.
Dan benar saja, Aily melahap habis makananya dan bahkan menambah lagi porsi makananya. Gadis itu terlihat seperti orang yang tidak bertemu makanan selama tiga hati tiga malam. Rion tersenyum kecil, bukanya tidak nafsu makan karena melihat porsi kuli Aily, dia malah ikut bersemangat mamakan habis makanan yang ada di piringnya sendiri.
"Kakak makan pelan, aku tidak akan mengambil jatah makanan mu!" ketus Aily karena tiba-tiba saja Rion ikut menghabiskan makananya dengan cepat saat melihat dirinya makan dengan lahap. Rion pun menertawakan dirinya yang terlihat bodoh, dan menertawakan Aily yang berbicara dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng.
.
.
to be continued...
kalaungini yang modalin jadi erin🤣🤣
dan kalimat sebelumnya mengatakan ayahnya sayang padanya...Iki piyee kalimatnya gak konsisten Mulu😪
Yg gini nih gw bilang lu plin-plan, semua perasaan lu paparkan dari karakter Alvin gak cocok sama sekali. Dia tau salah tapi dia malah berlaku tdk adil pd kedua anaknya. Trus seolah" dia.menyalahkan aily yang tdk pernah mau mendengarkan penjelasannya. Iki piye toh, kalo Alvin aja bertingkah seperti ayah yang tdk mempedulikannya. Jadi pengorbanan ape yg dia lakukan?
Sebenarnya sifat Alvin yang mana toh 😵