Gadis Pembuat Roti

Di dalam kereta kuda yang kini membawa Darren dan Sofia terasa sunyi tanpa ada sepatah kata pun. Sofia yang masih kesal dengan ancaman dari Darren hanya mengabaikan pria itu.

Mereka hanya diam dengan pemikiran mereka masing-masing. Darren yang menyadarkan diri nya ke kursi dan menutup matanya dengan sebelah tangan terlihat lelah. Sementara Sofia yang juga lelah sekarang sedang membayangkan hal apa yang akan dia lakukan di rumah setelah hari yang panjang ini.

Tapi tidak berlangsung lama setelah Sofia melihat ke arah jendela dan jalan yang di lalui kereta kuda ini bukan lah jalan menuju rumah nya. Gadis itu langsung membuka suara untuk memberi tahu Darren.

"tuan Grand Duke!! Ini bukan jalan menuju rumah saya!"

Mendengar suara dari gadis yang dia paksa ikut dengan nya itu, Darren membuka mata dan menatap ke arah Sofia.

"aku akan mengantarmu ke rumah baru mu!".

"apa maksud mu pria cabul?" tanya Sofia yang berhenti berkata formal kepada pria di depan nya ini.

"berhenti memanggil calon suami mu dengan sebutan pria cabul Sofia. Kau akan tinggal di rumah ku mulai dari hari ini".

Bertepatan dengan ucapan Darren kereta kuda yang membawa mereka sampai di sebuah rumah yang sangat besar dengan halaman yang luas.

"tuan kita sudah sampai!" ucap pengawal pribadi Darren dari luar.

Dengan segera pelayan membukakan pintu kereta tersebut dan menunggu sang majikan turun dari kereta kuda tersebut.

Setelah turun Sofia melihat dengan takjub tempat tinggal pria mesum yang dua Minggu lalu dia rawat di rumah nya yang sangat kecil itu.

"Francis bawa nona Sofia ke kamar yang sudah di siapkan dan minta pelayan membantu nya membersihkan diri".

"tidak perlu!! Aku tidak akan tinggal di sini. Aku akan segera pulang. Terimakasih atas tumpangan nya tuan Grand Duke". Ucap Sofia memotong ucapan Darren kepada kepala pelayan di rumah nya.

"kau tidak akan kemana-mana Sofia. Jika kau keluar dari tempat ini aku tidak akan bisa menjamin keselamatan mu dan juga keselamatan nenek Orleta dan Teo. Kau tau bagaimana sifat dari Duke Arden. Jika ada yang mengusik kesenangan anak perempuan kesayangan nya maka orang itu akan dia buat menderita dia akan mengejar mu walaupun kau sudah berlari atau keluar dari kekaisaran ini. Dan kau tau siapa Duke Arden? Dia adalah ayah dari lady Margaret!" penjelasan dari Darren membuat kegundahan dalam hati Sofia.

Sofia sadar jika dirinya hanya lah seorang gadis pembuat roti yang yatim piatu juga miskin. Apalagi jika yang dikatakan Darren benar maka nyawa nya akan hilang begitu pula nyawa Teo dan nenek Orleta. Teringat tentang kematian Carmel. Pasti nyawa dia juga sama tak berharga nya di mata bangsawan kelas atas itu.

Nyawa rakyat miskin seperti nya tidak memiliki pengaruh apapun. Dan Sofia sadar akan hal itu.

"pergi lah masuk ke dalam aku tidak akan berbuat jahat terhadap mu! Setelah itu aku akan menunggu mu di ruang kerja ku". Ucap Darren ketika melihat keterdiaman Sofia.

Mau tak mau demi keamanan diri nya dan juga Teo serta nenek Orleta Sofia menuruti ucapan Darren. Menjadi orang miskin membuat Sofia tidak memiliki banyak pilihan untuk melanjutkan hidup nya.

Untuk sementara dia akan melihat bagaimana kedepannya yang akan terjadi. Dan tawaran apa yang di suguhkan oleh grand Duke misterius itu.

Tak membalas ucapan dari Darren, Sofia mengikuti langkah kaki kepala pelayan di rumah besar ini.

Berjalan ke lantai dua dan berdiri di depan salah satu pintu kamar yang ada di lantai tersebut. Kepala pelayan Francis membuka salah satu kamar tersebut yang sedang dia hari lalu tuan nya menyuruh untuk di bersihkan.

Pertama kali Melihat kamar tersebut membuat Sofia tercengang kagum. Melangkah masuk mata Sofia benar benar tidak bisa berbohong. Kamar ini sangat indah. Dengan warna di dinding biru lembut, di tengah kamar ini terdapat kasur yang 4 kali lipat lebih besar dari kasur nya. dan kasur tersebut terlihat mewah dengan selimut yang tebal berwarna putih gading.

Lagi mata Sofia kini mengedar melihat sekeliling kamar ini. Terdapat rak buku kecil yang penuh dengan buku. Juga terdapat sofa yang tidak terlalu besar dan lihat lah bahkan lantainya mereka lapisi dengan karpet besar yang lembut dan tebal. Dan juga terdapat meja rias yang terlihat besar juga.

'wah. Kamar ini dua kali lebih besar dari kamar tempat ku menginap saat di istana! Dan oh lihat kamar ini juga ada kamar mandi nya. Ternyata pria cabul itu benar benar kaya raya. Rumor kekayaan nya yang katanya setara dengan kekayaan kaisar ternyata bukan hanya rumor biasa.'. gumam Sofia pelan dan hanya dirinya lah yang mendengar.

Kini mata Sofia memandang dua jendela besar yang bergandengan. Dengan langkah penasaran Sofia berjalan ke arah jendela besar tersebut dan melihat apa yang ada di sebaliknya.

Setelah membuka jendela tersebut, mata Sofia di manjakan oleh pemandangan matahari yang hampir tenggelam dengan langit berwarna Oren nya. Ternyata di balik jendela tersebut ada balkon yang mengarah langsung ke arah taman bunga.

"wah indah sekali!" ucap Sofia tanpa sadar terus melihat ke arah langit jingga tersebut.

"ya nona. Tuan sendiri lah yang memilih kan kamar ini dua hari yang lalu". Ucap Francis ketika mendengar ucapan kagum yang di ucapkan oleh gadis yang di bawa oleh tuan nya itu.

"nona. Tunggu lah sebentar di sini saya akan memanggil pelayan untuk membantu anda membersihkan diri". Ucap Francis lagi yang segera keluar agar nona yang di bawa oleh tuan nya itu segera membersihkan diri dari tubuh yang kotor dan wajah yang luka.

Pelayan Francis keluar dan berjalan menemui dua pelayan yang akan membantu nona tersebut.

"kalian berdua pastikan pekerjaan kalian bagus jika tidak ingin kehilangan nyawa. Wanita yang di bawa tuan ke rumah ini adalah calon Nyonya Grand duchess! Jadi pasti kan kalian melakukan pekerjaan kalian dengan bagus!".

Mendengar peringatan dari kepala pelayan kedua pelayan wanita itu mengangguk mengerti. Dan kemudian masuk kedalam kamar di mana Sofia berada.

Saat mereka masuk terlihat Sofia kini duduk di atas ranjang yang sangat empuk.

"jika memiliki ranjang seperti ini aku yakin aku akan selalu terlambat datang berkerja di tempat madam Sandra". Kekeh Sofia membayangkan wajah madam Sandra yang akan mengamuk' kepada nya setiap hari jika dia memiliki kasur seperti yang saat ini dia duduki.

"nona kami pelayan yang akan bantu anda membersihkan diri".

Sofia tidak menyangka jika di layani oleh pelayan. Padahal dulu dia sangat ingin memiliki pelayan dan tinggal di tempat yang sangat bagus. Dan sekarang apa yang di inginkan nya bukan kah sudah tercapai?.

"TIDAK!! KALIAN TIDAK PERLU MEMBANTU KU UNTUK MANDI!!"