NovelToon NovelToon
Terjerat Gairah Kakak Ipar

Terjerat Gairah Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Romansa
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: santi.santi

BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!!❌❌❌

Nessa Ananta atau biasa di panggil Eca, gadis yang menempuh pendidikan di luar kota akhirnya kembali ke Ibu kota setelah sebelumnya bekerja menjadi sekretaris di sebuah perusahaan.
Tapi apa jadinya jika kembalinya ke rumah Kakaknya justru mendapat kebencian tak beralasan dari Kakak iparnya.

Lalu bagaimana kisah hidup Eca selanjutnya ketika Kakaknya sendiri meminta Eca untuk menikah dengan suaminya karena menginginkan kehadiran seorang anak, padahal Kakak iparnya begitu membencinya?

Kenapa Eca tak bisa menolak permintaan Kakaknya padahal yang Eca tau Nola adalah Kakak kandungnya?

Lalu apa penyebab Kakak iparnya itu begitu membencinya padahal mereka tak pernah dekat karena Eca selama ini ada di luar kota??

Apa yang terjadi sebenarnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asupan

Hari ini hari keberangkatan Bara dan Nola ke luar negeri. Nola memang memilih berlibur ke maldives sebagai tujuan bulan madu mereka yang entah untuk berapa kalinya.

Bara hanya menurut saja karena Nola meminta itu semua sebagai ganti karena waktu yang Bara miliki saat ini harus terbagi dengan Eca. Padahal kalau di pikir-pikir, semua itu juga salah Nola sendiri.

Tapi Bara tak mau memperpanjang masalah. Lagipula dia hanya pergi dalam waktu satu minggu saja untuk menyenangkan istrinya meski harus meninggalkan istrinya yang lain.

Kini Bara sedang berada di kamar Eca. Pria itu duduk di sofa sambil menunggu Eca selesai mandi.

Bara hanya ingin berpamitan pada istrinya itu sebelum dia berangkat.

Cklek...

Bara menatap ke arah kamar mandi setelah pintu itu di buka dari dalam. Eca keluar dari saja dengan handuk kimono berwarna putih, juga rambut panjangnya yang setengah basah di biarkan tergerai.

Bara menangkap adanya keterkejutan di mata Eca karena melihatnya ada di sana. Tapi Eca kembali bersikap biasa saja bahkan hanya melirik Bara kemudian menuju ke meja riasnya.

Sikap Eca yang masih begitu dingin itu memang membuat Bara kesal. Dia tidak ingin di acuhkan, dia ingin perhatian dari Eca, tapi istrinya itu jelas sekali belum bisa menerimanya.

Bara benar-benar terlihat kekanakan karena ingin sekali dihujani perhatian oleh Eca. Wanita yang umurnya delapan tahun di bawahnya. Sungguh lucu kalau mengingat perbedaan umur mereka. Bisa-bisanya Bara tergila-gila dengan wanita yang ketika Bara kuliah saja Eca baru lulus SD.

Bara mendekat pada Eca. Memeluk istrinya dari belakang. Sepertinya posisi seperti itu menjadi favorit Bara.

Eca masih tak menggubris apa yang Bara lakukan. Dia tetap asik memakai skin care rutin miliknya. Tanpa itu, Eca tidak akan mendapatkan kulit wajah yang halus tanpa cela.

"Kenapa malah di sini? Bukannya sebentar lagi berangkat?" Tanya Eca ketika Bara malah asik menghirup kulit lehernya.

"Masih sebentar lagi, aku mau melihatmu dulu. Aku pasti akan sangat merindukan mu sayang" Bisik Bara laku mengecup pipi Eca bertubi-tubi.

Sikap yang Bara tunjukkan ini justru seperti pria yang begitu mencintai Eca. Bukannya percaya diri, tapi jika melihat sikap Bara yang begitu lembut meski terkadang ketus dan dingin, tapi apa yang dia lakukan terlihat seperti pria yang mencintai seorang wanita pada umumnya.

"Lebih baik Mas Bara keluar, nanti kalau Mbak Nola lihat Mas di sini gimana?"

Eca tak mau membuat Nola salah paham. Eca mengingat salah satu isi di surat perjanjian itu bahwa Eca tidak boleh membawa perasaan ke dalam hubungan mereka. Tapi melihat sikap Bara yang seperti itu tentu saja bisa membuat Nola curiga nantinya.

"Memangnya kenapa? Kamu juga istriku kan? Dia harusnya menerima konsekuensinya!" Bara malah semakin erat memeluk Eca. Dia menghirup aroma khas di tubuh Eca dalam-dalam agar dia tidak begitu merindukan tubuh istrinya itu satu minggu ke depan.

"Mas Bara lupa sama isi surat perjanjiannya? Kalau Mas Bara kaya gini, Mbak Ola bisa salah paham!"

"Baiklah, aku keluar tapi berikan aku sedikit asupan agar aku tidak merindukanmu satu minggu ke depan"

"Bukannya Mas Bara dari tadi udah cari asupan sendiri" Kini Eca benar-benar lebih berani dan sering menjawab omongan Bara.

"Mas maunya dari kamu sendiri sayang" Entah mengapa Bara begitu senang ketika Eca memanggilnya seperti itu.

Bara memutar tubuh Eca, melihat wajah istrinya yang masih saja menatapnya dengan dingin.

"Sedikit saja. Apa kamu sama sekali nggak kasihan sama suamimu ini?" Bara terlihat memelas di depan Eca.

Perilaku Bara yang semakin hari semakin aneh itu membuat alis Eca menukik.

"Sebenarnya kamu ini kenapa sih Mas? Kenapa sekarang jadi banyak omong dan jadi banyak maunya? Kenapa Mas Bara yang kemarin cuek dingin dan benci sama aku?"

"Kan sekarang kamu istriku. Ya aku bersikap sewajarnya jadi suami dong sayang"

"Ck, nggak masuk akal"

"Ayo dong sayang, dikit aja. Cium kek, atau peluk dulu suaminya. Sekali aja apa kamu nggak mau peluk Mas? Kamu bahkan belum pernah sekalipun membalas pelukan Mas kan, padahal Mas ini suami sah kamu. Seharusnya kewajiban kamu untuk menyenangkan suami"

Eca memalingkan wajahnya. Dia merasa berdosa sebagai seorang istri. Meski dia menikah secara terpaksa, tapi tak seharusnya dia bersikap seperti itu pada suaminya.

Seharusnya Eca bisa menerima Bara walau pria itu hanya sementara ada di dalam hidupnya.

"Nggak mau ya?" Bara terlihat putus asa.

Eca kembali mendongak menatap suaminya yang tingginya terpaut lumayan jauh darinya itu. Untuk beberapa detik Eca terdiam menatap manik mata Bara sambil meyakinkan dirinya.

Grep...

Eca melingkarkan tangannya ke pinggang Bara. Menyandarkan kepalanya pada dada yang berotot itu. Matanya terpejam mendengarkan detak jantung Bara yang begitu cepat. Suaranya bahkan terdengar sangat jelas dan begitu keras, namun entah mengapa terasa menenangkan bagi Eca.

Bara yang mendapat pelukan dari istrinya tentu saja begitu senang. Ini adalah sebuah kemajuan yang sangat besar dari Eca.

Bara tentu saja membalas pelukan Eca dengan erat. Dia juga menjadikan kepala Eca yang ada di dadanya sebagai sandaran kepalanya.

"Rasanya nyaman sekali sayang" Gumam Bara.

"Kamu baik-baik di sini ya. Kalau ada apa-apa langsung hubungi Mas atau Umar. Hati-hati kalau pergi sendiri"

"Hemm" Bara begitu bawel menurut Eca.

"Kamu juga jangan mengabaikan telepon dari Mas. Jangan buat Mas khawatir karena meninggalkan istri Mas yang satunya lagi di sini"

"Hmm"

Cup...

Bara mengecup kening Eca sebelum melepas pelukannya.

"Mas pergi dulu" Bara mengusap pipi Eca dengan lembut sebelum dia benar-benar keluar dari kamar Eca dan pergi menghampiri istrinya yang satu lagi.

1
Cindy Cindy
Luar biasa
Mar Wiyah
sabar nola
Mar Wiyah
aih in kerjaannya beginian terus
Mar Wiyah
kasian Nola...sekarang dpt mertua yg sangat menyayanginya😭😭
Mar Wiyah
selamat ya mbk Nola ternyata masih ada kok org baik d dunia in yg mau menerima mbk Nola..in buktinya ibu Rahmi mau menjadi mertuamu..aduuu kasian ya
Mar Wiyah
kasian sy sama nolan
Mar Wiyah
kayak GK masuk akal Thor jdinya...
santi.santi: dimasukin aja
total 1 replies
Mar Wiyah
aku seneng sipat Eca yg dingin dan selalu menolak bara
Mar Wiyah
Luar biasa
Edo Candra
Kecewa
Edo Candra
Buruk
Mar Wiyah
kasian Efan ya
Mar Wiyah
ingat Nola spertinya😁😁
Mar Wiyah
kalau menurutku novel ini berat karna ada ada org ketiga nyakit nanti ada yg tersakiti dan akan bertindak jahat...GK sanggup ku baca Thor mohon maaf ya...menjaga hatikusaja dr rasa emosi nanti..tp asli novel innbagus bangeett cuma mwntalku aja GK kuat bacanya
Mar Wiyah
GK ada d cerita awalnya ya..
Dwi Haryanti
kereeeennn
Fitri Zalfa
Luar biasa
Vitta Novi Adja
alurnya keren gak menye menye
ditunggu karya selanjutnya
Khayla Salwa
Luar biasa
Riska Afzal
visual Eca nya mn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!