Sepasang Suami Istri Alan dan Anna yang awal nya Harmonis seketika berubah menjadi tidak harmonis, karena mereka berdua berbeda komitmen, Alan yang sejak awal ingin memiliki anak tapi berbading terbalik dengan Anna yang ingin Fokus dulu di karir, sehingga ini menjadi titik awal kehancuran pernikahan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka yang Belum Sembuh
Hubungan Anna dan Alan mulai menemukan pijakan baru. Meski perlahan, mereka membangun kembali kepercayaan yang dulu hancur. Namun, luka lama ternyata tidak semudah itu untuk disembuhkan.
Anna sering terbangun di tengah malam dengan perasaan tidak nyaman. Bayangan pertengkaran mereka, tamparan Alan, dan kenangan pahit lainnya masih membekas di pikirannya. Setiap kali Alan mencoba mendekat, ada sisi dirinya yang ingin mundur, melindungi diri dari kemungkinan sakit hati.
Di sisi lain, Alan menyadari kesulitannya. Ia tahu bahwa cinta saja tidak cukup untuk menghapus rasa sakit yang ia ciptakan. Ia berusaha untuk lebih sabar, namun ada kalanya rasa frustrasi muncul ketika Anna tiba-tiba menjauh darinya.
Suatu malam, setelah makan malam di rumah Anna, mereka duduk bersama di ruang tamu. Alan telah membawa bunga favorit Anna sebagai kejutan kecil, namun ia bisa merasakan jarak yang tetap ada di antara mereka.
“Anna,” kata Alan, memecah keheningan. “Aku ingin tahu... apakah aku benar-benar punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya?”
Anna meletakkan cangkir tehnya, menatap Alan dengan ragu. “Aku tidak tahu, Alan. Aku ingin memberimu kesempatan. Tapi aku takut... aku takut rasa sakit ini tidak akan pernah hilang.”
Alan menghela napas. “Aku mengerti. Tapi aku tidak ingin menyerah. Aku ingin kamu tahu bahwa aku akan terus berusaha, tidak peduli berapa lama waktu yang kamu butuhkan.”
Anna menatapnya, matanya berkaca-kaca. “Aku tahu kamu berusaha, Alan. Tapi bisakah kita benar-benar melupakan semua yang terjadi?”
---
Hari-hari berlalu, dan meski hubungan mereka mulai membaik, ada momen-momen yang membuat Anna merasa terjebak. Ia merasa tidak adil pada Alan karena terus membawa luka lama ke dalam hubungan mereka. Namun, perasaan itu terlalu kuat untuk diabaikan.
Suatu hari, saat Alan datang mengunjungi Anna, ia menemukan Anna sedang duduk di ruang tamu dengan foto lama mereka di tangannya. Alan mendekat, tapi Anna tidak menyadarinya. Ia terlalu larut dalam pikirannya.
“Anna?” panggil Alan lembut.
Anna menoleh dengan mata yang basah. “Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, Alan. Aku mencintaimu, tapi setiap kali aku melihatmu, aku juga ingat rasa sakit itu.”
Alan duduk di sebelahnya, mencoba menggenggam tangannya, tapi Anna menarik diri.
“Anna, aku tidak tahu bagaimana caranya membuatmu merasa lebih baik. Tapi aku ingin kita mencoba melewati ini bersama. Aku tidak akan memaksamu melupakan masa lalu, tapi aku berharap kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik.”
Air mata mengalir di pipi Anna. “Aku ingin percaya padamu, Alan. Tapi bagaimana jika rasa sakit ini tidak pernah hilang?”
Alan menatapnya, matanya penuh dengan rasa sakit dan ketulusan. “Jika itu terjadi, aku akan tetap mencintaimu, Anna. Aku akan tetap di sini, bersamamu.”
---
Malam itu, Alan memutuskan untuk menginap di rumah Anna. Tidak ada sentuhan intim, tidak ada harapan akan sesuatu yang lebih. Hanya kebersamaan dalam keheningan, mencoba mengisi celah yang masih ada di antara mereka.
Ketika Anna terbangun di tengah malam karena mimpi buruk, Alan berada di sana, menggenggam tangannya dan memberinya rasa tenang. Untuk pertama kalinya, Anna merasa bahwa mungkin Alan benar-benar berubah.
---
Keesokan harinya, Alan mengajak Anna untuk pergi ke pantai, tempat yang dulu sering mereka kunjungi saat masih bahagia.
“Kamu ingat tempat ini?” tanya Alan ketika mereka tiba di tepi pantai yang sepi.
Anna mengangguk pelan. “Tentu saja. Kita sering datang ke sini dulu.”
Alan tersenyum, meski sedikit sedih. “Aku berharap kita bisa membuat kenangan baru di sini.”
Mereka berjalan di sepanjang pantai, berbicara tentang masa lalu, masa kini, dan harapan untuk masa depan. Alan berbicara tentang usahanya untuk berubah, sementara Anna menceritakan ketakutannya yang terdalam.
Ketika matahari mulai terbenam, Alan berhenti dan menatap Anna.
“Anna, aku tahu ini tidak mudah untukmu. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu, lebih dari apa pun di dunia ini. Aku tidak ingin kehilanganmu lagi.”
Anna menatapnya, air mata mulai menggenang di matanya. “Aku juga mencintaimu, Alan. Tapi aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka ini.”
Alan mengangguk. “Aku akan memberimu waktu sebanyak yang kamu butuhkan.”
---
Malam itu, mereka kembali ke rumah Anna. Meski hubungan mereka masih jauh dari sempurna, ada secercah harapan di antara mereka. Mereka tahu bahwa jalan ini tidak akan mudah, tapi cinta mereka layak untuk diperjuangkan.
Anna mulai membuka hatinya, perlahan tapi pasti. Ia tahu bahwa luka itu mungkin tidak akan pernah sepenuhnya hilang, tapi ia juga tahu bahwa Alan berusaha keras untuk membuktikan cintanya.
Di sisi lain, Alan berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah lagi menyakiti Anna. Ia tahu bahwa perjalanan ini adalah kesempatan terakhir mereka, dan ia tidak ingin menyia-nyiakannya.
Hubungan mereka masih penuh dengan tantangan, tapi untuk pertama kalinya, mereka merasa bahwa mereka memiliki kesempatan untuk memulai kembali.
Tamat Bab 18.