NovelToon NovelToon
Warisan Para Dewa

Warisan Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pramsia

Di dunia di mana para dewa pernah berjalan di antara manusia, sebuah pedang yang terlupakan bangun, melepaskan kekuatan yang dapat mengubah dunia. Seorang pemuda, yang ditakdirkan untuk kehebatan, menemukan sebuah rahasia yang akan mengubah nasibnya, tetapi dia harus memilih pihak, pilihan yang akan menentukan nasib dunia. Cinta dan kesetiaan akan diuji ketika dia menjelajahi dunia sihir, petualangan, dan roman, menghadapi ancaman yang dapat menghancurkan jaringan eksistensi. Warisan Para Dewa menunggu... Apakah kamu akan menjawab seruannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pramsia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24: Hutan Berbisik

Udara dingin menggigit kulit Jian, Kai, dan Mei saat mereka keluar dari gua, tubuh mereka lelah namun semangat mereka membumbung tinggi. Senyum bangga Sang Guru Legendaris adalah bukti bisu atas kemenangan mereka atas iblis batin mereka. Namun, kemenangan itu terasa pahit; tantangan baru menanti, jalan yang diselimuti misteri dan bahaya.

"Bayangan yang telah kalian taklukkan hanyalah pembuka," suara Sang Guru, dalam dan bergema, memecah kesunyian. "Kekuatan sejati terletak bukan hanya pada mengatasi kekacauan batin, tetapi dalam menggunakan kekuatan baru kalian untuk kebaikan yang lebih besar. Kalian harus mencari Jembatan Cahaya, penghubung ke energi surgawi, gerbang untuk menguasai kemampuan kalian."

Kai, masih bergulat dengan gema kegagalan masa lalunya, berbicara dengan tekad baru, "Dan di mana, Guru, Jembatan Cahaya itu? Ujian apa yang menanti kita?"

Tatapan Sang Guru tertuju pada hutan lebat dan menakutkan yang berbatasan dengan gua. "Hutan Berbisik," katanya, suaranya rendah dan serius. "Tempat di mana tabir antara dunia tipis, di mana kegelapan dan cahaya berbenturan dalam perjuangan abadi. Jembatan Cahaya terletak di jantungnya, tetapi jalannya penuh bahaya. Hanya mereka yang memiliki hati yang teguh dan ikatan yang tak terputus yang akan menang."

Mei, yang selalu peka, merasakan beban kata-kata Sang Guru, bahaya tersembunyi yang mengintai di dalam hutan. "Kita menghadapi ini bersama, seperti yang selalu kita lakukan," katanya, suaranya tegas dan mantap, jaminan yang menenangkan bagi teman-temannya.

Jian, yang selalu strategis, mengangguk. "Kekuatan gabungan kita, yang diasah dalam pertempuran melawan cobaan individu kita, akan menjadi senjata terkuat kita. Mari kita maju."

Hutan Berbisik sesuai dengan namanya. Udara bergetar dengan energi yang meresahkan, daun-daun yang berdesir membisikkan rahasia yang hanya angin yang mengerti. Pohon-pohon raksasa, bengkok dan kuno, mencakar langit, cabang-cabangnya saling terkait seperti jari-jari kerangka. Tanah di bawah kaki mereka sendiri tampak berdengung dengan energi jahat.

Perjalanan mereka tidak tanpa cobaan. Mereka bertemu dengan ilusi yang dirancang untuk mengeksploitasi ketakutan terdalam mereka – Jian dihadapkan pada visi ambisinya yang runtuh menjadi debu; Kai tersiksa oleh bentuk-bentuk hantu dari orang-orang yang gagal ia selamatkan; Mei diliputi oleh kesepian yang mencekik, pengingat yang tajam akan kehilangannya. Tetapi kali ini, bayangan-bayangan itu kehilangan kekuatan sebelumnya; mereka hanyalah gema, refleksi yang lebih lemah dari iblis yang telah mereka taklukkan.

Ikatan mereka, yang ditempa dalam kobaran api cobaan bersama mereka, terbukti lebih kuat dari sebelumnya. Pikiran strategis Jian merancang rencana untuk mengatasi ilusi, tekad Kai yang tak tergoyahkan mendorong mereka maju ketika keputusasaan mengancam untuk menghancurkan mereka, dan empati Mei menenangkan luka mereka dan memperkuat tekad mereka. Mereka bekerja sebagai satu kesatuan, kekuatan individu mereka saling melengkapi, menciptakan sinergi yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagian mereka.

Saat mereka menjelajah lebih dalam, bisikan semakin kuat, berubah menjadi suara-suara dingin yang berusaha menabur perselisihan di antara mereka. Tetapi persahabatan mereka, yang telah diuji dan dimurnikan, tetap tak tergoyahkan. Mereka mengenali sifat berbahaya dari bisikan itu dan menolak upaya mereka untuk merusak persatuan mereka.

Akhirnya, mereka muncul di sebuah lapangan terbuka yang dibanjiri cahaya ethereal. Di depan mereka berdiri Jembatan Cahaya, busur energi surgawi yang berkilauan, jembatan yang membentang jurang antara dunia mereka dan alam kekuatan yang tak terbayangkan. Ia berdenyut dengan energi yang lembut dan mengundang, namun rasa kagum dan ketakutan yang nyata memenuhi udara.

Kata-kata Sang Guru bergema di benak mereka: Hanya mereka yang memiliki hati yang teguh dan ikatan yang tak terputus yang akan menang. Mereka saling memandang, wajah mereka mencerminkan tekad bersama, janji diam akan dukungan yang tak tergoyahkan. Bersama-sama, bergandengan tangan, mereka melangkah ke Jembatan Cahaya, siap untuk merangkul takdir apa pun yang menanti mereka di sisi lain.

( Lanjut Chapter 25 )

1
Kresentia Rosida
amazing
Kresentia Rosida
alur ceritanya menarik
Kresentia Rosida
cerita yang bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!