ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 31
" Ya? Apa? kenapa bisa jadi gini? Pak Ryder yang terhormat. Saya jelas tidak punya basic untuk posisi itu?"
Keesokan harinya, tepatnya pagi ini di ruangan Ryder, Ayesha dibuat terkejut dengan apa yang baru saja Ryder katakan perihal pekerjaan yang harus dilakukannya.
Sekertaris pribadi, itu jelas jenis pekerjaan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bagaimana bisa orang yang selalu bermain dengan bahan kimia harus berurusan dengan dokumen dan pengaturan jadwal bos. Ini sungguh membuat frustasi.
" Maaf Pak, saya tidak bisa menerima pekerjaan itu. Saya mengundurkan diri."
" Ohoo, tidak bisa. Kamu baru aja tanda tangan kontrak. Semua itu udah tertulis kok disana. Salahnya kamu nggak baca dengan teliti."
Sraaak
Ayesha mengambil kontrak kerja yang baru saja ia tanda tangani. ya, ketika dia memasuki ruangan Ryder, pria itu memang tidak mengatakan apapun perihal job deskripsi dari pekerjaan yang akan dilakukan oleh Ayesha. Ryder hanya menyerahkan berkas kontrak kerja yang harus Ayesha tanda tangani.
Sikap ceroboh Ayesha membuat wanita itu langsung tanda tangan di atas materai tanpa membaca semuanya secara teliti. Dan saat ini dia baru membacanya lagi, di sana tertulis bahwa pekerjaan yang akan dilakukan Ayesha adalah sebagai sekertaris pribadi Ryder. Dan jika mundur dari masa kontrak kerja maka akan membayar denda sebanyak 1 miliar rupiah.
Ayesha sampai membulatkan matanya ketika melihat angka nol yang berjumlah sembilan itu. Sekarang dia merasa dirinya sedang dijebak oleh Ryder.
" Kamu sengaja kan, kamu sengaja jebak aku kan?" tanya Ayesha dengan nada tajam. Kini dia tidak lagi bicara formal.
Ryder tersenyum simpul. Dia mengibaskan tangannya sebagai tanda bagi Sam untuk keluar dari ruangannya.
Kini hanya tersisa dua orang, Ryder dan juga Ayesha. Ryder bangkit dari duduknya, ia berjalan mendekati Ayesha lalu memutar kursi Ayesha hingga mereka saling berhadapan. Ryder meletakkan kedua tangannya di kursi yang di duduki oleh Ayesha, sehingga ia tampak sedang mengungkung Ayesha.
" Jebakan? Kalau iya memang kenapa? Bukannya kamu dulu juga pernah jebak aku Ay? Kenapa coba harus pakai cara kayak gitu, padahal kalau kamu bilang, mungkin waktu itu aku juga mau. Atau, gimana kalau kita reka adegan?
Blushhh
Wajah Ayesha seketika memerah. Dia mengalihkan wajahnya ke samping. Hal tersebut membuat Ryder tersenyum kecil, menurutnya Ayesha saat ini terlihat begitu cantik. Apalagi dengan wajah malu-malu begitu, membuat Ryder semakin ingin mengerjainya.
" Lho kok reaksi mu begitu, bukannya waktu itu kamu sangat bersemangat? Ay, aku jelas nggak bisa ngerasain malem itu karena entah apa yang kamu kasih ke aku. Jadi, gimana kalau kamu bikin aku biar bisa ngerasain. Kamu curang banget Ay, sumpah. Soalnya cuma kamu sendiri yang bisa ngerasain, sedangkan aku nggak."
Tubuh Ayesha seketika terpaku, atau lebih tepatnya menegang. Semua ucapan Ryder membuatnya teringat akan peristiwa malam itu. terlebih Ryder bicara tepat di telinganya, membuat seluruh bulu kuduknya berdiri karena merinding. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.
Posisi mereka sangat dekat, bahkan bisa dibilang intim. Ayesha bahkan tidak berani bergerak barang sedikit sedikitpun.
Ryder yang sadar akan reaksi Ayesha pun menghentikan aksinya. Ia merasa kali sudah sangat cukup untuk mengerjai wanita itu. Ia pun menarik tubuhnya, dan kini berdiri dengan tegap. Ayesha terlihat menghembuskan nafasnya penuh dengan kelegaan.
" Jadi, gimana mau bayar denda apa mau kerja aja?"
" Ya ya oke, aku kerja aja. Ya udah dimana ruanganku?"
" Tuuuuh."
Lagi dan lagi, Ayesha merasa begitu terkejut melihat sebuah meja yang sudah bertengger di ruangan itu lengkap dengan semua perlengkapan dan peralatannya. Mulutnya menganga dengan lebar tatkala kembali menyadari bahwa dirinya masuk dalam jebakan pria itu.
" Jadi, aku harus satu ruangan denganmu?"
Ryder mengangguk cepat, dia mengerlingkan matanya kepada Ayesha sehingga membuat Ayesha tidak habis pikir. Bagaimana bisa dia benar-benar terjebak dengan pria yang dulunya sangat ia benci, dan sangat tidak ingin dia temui.
Agaknya takdir memang sesuatu yang tidak bisa ditebak. Pria yang berada di urutan paling atas dari daftar orang-orang yang ingin dihindarinya malah menjadi orang yang akan paling sering dia temui.
" Nah, selamat bekerja Nona Ayesha."
" Ya baiklah, terimakasih Tuan Ryder yang terhormat. Mohon bantuannya."
Ayesha berjalan lunglai menuju meja kerjanya. Di sana sudah ada beberapa perkejaan yang harus di kerjakan. Rupanya Ryder juga tidak main-main memberinya pekerjaan. Awalnya Ayesha pikir ini semua hanyalah trik Ryder untuk mengerjainya. Tapi teryata tidak, Ayesha benar-benar diminta untuk bekerja.
Anehnya, dia paham apa yang harus dikerjakannya. Memang tidak berhubungan dengan peracikan formula ataupun pengetesan terhadap bahan kimia tapi tetap saja ada beberapa hal yang berkaitan dengan laboratorium. Maka dari itu Ayesha bisa mengerjakan, karena pada dasarnya Ayesha juga memiliki otak yang cerdas.
Ryder tersenyum senang, apa yang ia lakukan adalah sebuah tindakan yang tepat. Ia bisa memberi bantuan materi terhadap Ayesha tanpa terang-terangan karena wanita itu pasti akan menolak, dan tentunya ia bisa perlahan mendekati wanita itu serta melindunginya.
Kini yang jadi pikiran Ryder tinggal gael. Jika Ayesha di sini, bekerja bersamanya berarti Gael berada di apartemen sendiri.
" Ay, Gael di rumah sendiri?"
" Aah iya, dia udah terbiasa. Tadinya aku mau titipin dia ke penitipan anak, tapi Gael menolak keras. Katanya dia bukan bayi lagi."
Ryder paham, anak itu pasti tidak mau bermain di tempat penitipan karena jelas akan bosan. Namun Ryder juga tidak bisa meninggalkan Gael sendiri tanpa pengawasan. Ia masih tidak percaya terhadap Tania dan Luna yang tidak akan berbuat aneh terhadap Gael dan Ayesha.
" Hallo Tom, datang ke alamat yang aku kirimkan padamu. Bilang saja kamu adalah suruhanku. Di sana ada bocah kecil, berikan apapun yang dia mau."
" Baik Tuan, dimengerti."
Akhirnya Ryder memerintahkan Tomi, Pengurus rumah pribadinya untuk menemani gael. Selain dia pintar dalam hal memasak, Tomi juga memiliki basic ilmu bela diri yang mumpuni sehingga ia pasti bisa melindungi Gael,
" Nah, kalau gini kan aman. Jiaaah die lagi die lagi. Kayaknya muali aktif ya ini cewek. Oke deh, mari kita layani."
TBC
saya mohon maaf untuk bagian yang ternyata absurd ini.
agaknya saya kurang reseach di bagian ini karena terburu" guna pengembangan alur.
terimakasih untuk kritik dari teman", semoga kedepannya saya bisa lebih hati" dalam membuat adegan demi adegannya.
tapi sungguh saya senang karena teman" mengoreksi. itu akan saya jadikan sebuah pembelajaran agar lebih hati" ke depannya.
sekali terimakasih ya.
🤗🤗☺🙏🙏
terimakasih kk author 🙏