"Syifa saya bilang turun sekarang"
"nggak mau Gus gue belum puas makan mangganya, kan kata Gus nggak boleh buang-buang makanan ntar mubazir "ucapnya tak peduli dengan tatapan seorang pria di bawah sana .
"mau turun atau saya cium "
para santri mendengar itu langsung kaget mereka tak menyangka gusnya ternyata sangat so sweet ini terhadap istrinya.
"hah" mata gadis itu melotot tajam
"bugh"
"auwsshhh "ringis gadis itu saat melompat dari pohon akibat mendengar ancaman gusnya syifa syeena queenza Abimanagadis cantik dan super duper bar-bar Dia terpaksa harus menikah dengan seorang gus tampan
akankah suaminya dapat merubah sifat keberbaran istrinya dan dapat meluluhkan hatinya
kalau mau lanjutannya yuk! langsung join 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALFI MARTIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Boleh Nak" jawab Umi Aya.
"Imm Syifa nggak mau tinggal di sini." ucap Syifa membuat semuanya kaget.
"Hah, apa maksud mu Syifa." ucap Gus Alwi kaget karena memang Syifa mengatakan jika dia setuju di boyong ke sini. Lalu kenapa tidak Syifa mengatakan seperti itu.
"Loh, tadi kan udah setuju." ucap Umi Aya.
"Maaf, maaf.. Jangan salah paham dulu. Maksudnya kan pernikahan Aku sama Gus Alwi di rahasiain dulu nih dari para santri. Itu karena aku mau nyantri di sini. Dan aku kan nggak mungkintinggal di rumah pemilik pesantren entar mereka curiga lagi ."
"Ini rumah kamu juga." celetuk Gus Alwi.
"Iya Gus Aku tau, tapi aku maunya tinggal bersama santriwati santriwati yang lain." jawab Syifa.
"Ohh Nak Syifa pengen mondok?" tanya kyai Rahen. Dan Syifa mengangguk.
"Kalau begitu Izin dulu sama suaminya." lanjut Kyai Rahen.
"Gimana Gus maukan?" tanya Syifa berharap Gus Alwi menyetujuinya.
"Ya." satu kata mewakili pertanyaan Syifa dan langsung membuat Syifa senang bukan main.
"Terimakasih Gus, tapi Gus
ingat kan soal Jono yang mau di bawah ke sini." ucap Syifa membuat Gus Alwi, menganggukwalaupun dengan berat hati.
"Wah...... Kak Syifa mau bawah harimaunya Kak syifa ke sini ya?" tanya Ning Asyrah antusias. Dia di beritahu oleh Umi Aya tentang hewan peliharaan Syifa.
"Wah, iya bocil nanri kita main sama sama ya. Bareng anak aku."
"Anak? Emang Kak Syifa sama Abang sudah punya dedek baiy?" tanya Ning Aisyrah dengan tampang polis.
Byuuuur
Gus Alwi langsung menyeburkan air dari mulutnya karena mendengar perkataan dari adik satu satunya ini. Buat ajabelum bagaimana mau jadi. Pikir Gus Alwi.
"Issssssh Guuus." kesal Syifa. Karena air yang di semburkan Gus Alwi mengenai wajah cantiknya. Sontak membuat Umi Aya beserta Kyai Rahen menahan tawa.
"HAHAHHAHAAH." ning Aisyrah tidak bisa menahan tawanya. Sedangkan Gus Alwi mati matian menggigit bibir dalamnya mencoba menahan senyum. Bagaimana tidak air yang di minum Gus Alwi itu adalah kopi hitam otomatis wajah Syifa sekarang sudah berwarna hitam.
"Maaf." hanya itulah kata yang di keluarkan Gus Alwi. Dan itusemakin membuat Syifa kesal.
"Nak, ayo bersihin wajah istrimu." ucap Umi Aya. Masih menahan tawa melihat wajah Syifa yang sudah memerah.
"Umi kalau mau tertawa, tertawa saja. Aku ikhlas kok." ucap Syifa masih menatap tajam Gus Alwi.
"HAHAHAHAHAH." Umi Aya malah menuruti kemauam Syifa.
"Umi sudah Mi, nggak baik tertawa berlebihan." ucap Kyai Rahen tersenyum kecil.
"Isssh Umi, aku kan cuman ngomong doang kok Umi ketawa beneran sih." ucap Syifa.
"Maaf sayang." ucap Umi Aya.
"Pokoknya aku nggak mau tau, Gus harus tanggung jawab." ucap Syifa yang sebenarnya hanya berpura pura kesal.
"Ayo.... Di kamar saja."
perkataan Gus Alwi membuat mereka semua berfikiran lain.
Umi Aya tersenyum menggoda.
"Iya Nak, ke kamar saja ya sama suami mu." ucap Umi Aya. Syifa dan Gus Alwi mengangguk dan mulai berjalan menuju kamar mereka yang lantai atas.
Ceklek
"Wow, ini kamarnya Gus?Tanya Syifa takjub melihat isi kamar Gus Alwi. Yang di dominasi warna hitam semua.
"Calon kamar Jono." jawab Gus Alwi asal.
"Hah, kamarnya Jono? Jangan lah Gus. Kalau buat si Jono lebih baik buat gue aja. Si Jono mah di belakang rumah saja." ucap Syifa yang memang suka dengan warna yang gelap.
Gus Alwi tidak menanggapi ocehan Syifa dan malah berjalan ke arah meja untuk mengambil tisyu. " Nih bersihin wajah kamu." ucap Gus Alwi mengulurkan tisyu ke arah Syifa.