Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Maafkan Aku Istriku
Pertemuan pertama Raffi dengan gadis berkaca mata bernama Viera membuat pemikiran Raffi terus tertuju kepada Viera. Raffi terus terbayang tatapan tulus gadis itu saat menatap dirinya. Dan kedua bola mata Viera yang bulat itu kembali mengingatkan dirinya pada sosok sang istri yang telah menghilang sejak 18 tahun yang lalu.
"Violet, dimana kamu sekarang?" Lirih Raffi. Setiap mengingat sang kekasih hati selalu berhasil membuat hati Raffi merasa sakit karena mengingat kesalahan yang sudah ia perbuat pada Violet.
Kejadian tujuh belas tahun yang lalu pasti sangat menyisakan luka dalam di hati Violet. Bagaimana tidak, ia sudah begitu jahat pada istrinya dengan tidak mempercayainya dan lebih mempercayai orang lain.
"Aku pamit. Maafkan kehadiranku hanya membuat kamu jadi malu, Mas." Sepucuk surat dari Violet yang sudah lusuh dibaca ulang oleh Raffi setelah pria itu mengambilnya di dalam dompet.
Tanpa terasa, air mata meleleh membasahi kedua pipinya yang putih. Andai saja saat itu dia lebih mempercayai sang istri, dia pasti tidak akan kehilangan Violet sampai selama ini.
"Maafkan aku, Sayang. Maafkan aku karena sudah menorehkan luka yang begitu dalam di hatimu." Lagi, permintaan maaf tersebut hanya bisa terucap di hati Raffi karena sampai saat ini ia belum bisa mengucapkan kata maaf pada wanita yang masih sah secara hukum menjadi istrinya.
Pemikiran Raffi kembali tertuju pada sosok Viera. Bagaimana bisa gadis berkaca mata itu mengingatkannya pada sosok Violet. Apa karena begitu merindukan Violet dia jadi melihat sosok wanita itu di wajah Viera? Agh, sepertinya memang begitu karena pada dasarnya ia berpikir Viera hanyalah orang lain untuknya.
Mengingat Viera kembali, Raffi jadi teringat di saat momen Viera terjatuh dan menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Raffi jadi berpikir kembali. Apa mungkin Viera mendapatkan perlakuan yang tidak baik di sekolahnya sehingga dia diperlakuan seperti itu? Bukannya menolong Viera yang terjatuh, teman-teman Viera justru menertawai Viera. Untung saja saat itu ada seorang pria baik yang ia ketahui sebagai ketua osis yang mau membantu Viera.
Merasa terus kepikiran dengan sosok Viera, Raffi pun menghubungi asisten pribadinya yang sudah bekerja puluhan tahun dengannya.
"Teddy, tolong cari tahu apakah gadis bernama Viera mendapatkan perlakuan yang baik atau tidak di sekolahnya!" Titah Raffi pada Teddy setelah panggilan terhubung.
"Baik, Tuan." Tanpa banyak tanya, Teddy langsung saja mengiyakan perintah bosnya.
Raffi mematikan sambungan telefon setelah Teddy mengiyakan perintah darinya. Dan baru saja panggilan telefon terputus, terlihat panggilan masuk dari sang mama yang membuat Raffi malas untuk mengangkatnya.
Dari pada mengangkat panggilan telefon sang mama, Raffi memilih mengabaikannya dan membiarkan ponsel tersebut terus berdering hingga akhirnya mati dengan sendirinya.
Ya, sejak hilangnya Violet belasan tahun yang lalu membuat hubungan Raffi dan ibunya merenggang karena faktor lain yang membuat Violet pergi dari hidupnya karena pengaruh sang mama yang mengusir istrinya dan acap kali memperlakukan istrinya dengan tidak baik sehingga membuat Violet tidak nyaman dan tertekan.
"Berkali-kali dia disakiti oleh Mama tapi dia tidak pernah mengadukan sedikit pun sikap buruk Mama kepadaku. Tapi kenapa di saat dia dituduh yang bukan-bukan oleh orang lain aku lebih mempercayai orang lain dari pada istriku sendiri?" Lirih Raffi merasa sangat bersalah.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗