NovelToon NovelToon
Kelahiran Dewa Penghancur

Kelahiran Dewa Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:205.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Jajajuba

"Dewa Penghancur"

Kisah ini bermula dari seorang pemuda bernama Zhi Hao, yang sepanjang hidupnya selalu menjadi korban penghinaan dan pelecehan. Hidup di pinggiran masyarakat, Zhi Hao dianggap rendah—baik oleh keluarganya sendiri, lingkungan, maupun rekan-rekan sejawat. Setiap harinya, ia menanggung perlakuan kasar dan direndahkan hingga tubuh dan jiwanya lelah. Semua impian dan harga dirinya hancur, meninggalkan kehampaan mendalam.

Namun, dalam keputusasaan itu, lahir tekad baru. Bukan lagi untuk bertahan atau mencari penerimaan, melainkan untuk membalas dendam dan menghancurkan siapa saja yang pernah merendahkannya. Zhi Hao bertekad meninggalkan semua ketidakberdayaannya dan bersumpah: ia tak akan lagi menjadi orang terhina. Dalam pencarian kekuatan ini, ia menemukan cara untuk mengubah dirinya—tidak hanya dalam penampilan, tetapi juga dalam jiwa dan sikap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 04: Sesuatu yang Tersembunyi

"Wi Rang, cukup!" seru sosok yang turun dari dahan pohon, sambil mengelus kepala besar Harimau hitam yang mendengkur pelan. Matanya kemudian tertuju pada Zhi Hao, dengan tatapan tajam dan penuh misteri, dia bertanya, "Anak Manusia, bagaimana kau bisa berakhir di sini?"

Dengan mata terbelalak, Zhi Hao membalas tatapan itu. "Apakah tempat ini bukan bagian dari dunia Manusia?" ujarnya, suara gemetar menandakan ketakutan dan kebingungannya.

Dalam benaknya, ia teringat akan legenda yang pernah ia baca di Perpustakaan Klan—tentang dunia yang tersembunyi, berbatasan tipis dengan dunia nyata. Legenda yang tak pernah ia sangka akan menjadi kenyataan.

"Ah, kau berada di Alam Lelembut," Wi Dung menghela nafas, seolah berat menjelaskan. "Tempat ini adalah lingkaran para Makhluk Gaib, bukan untuk manusia seperti dirimu."

"Tapi, Pak Tua, aku melihat tidak ada perbedaan antara kita!" Zhi Hao protes dengan nada tegas.

"Memang, secara fisik kita mungkin serupa," Wi Dung mengangguk perlahan, matahari senja memantul dari sorot matanya yang berkedip penuh makna. "Namun yang memisahkan kita adalah garis alam; kami terkurung di sini, sementara kamu bebas berkelana di dunia Manusia, kecuali dalam keadaan yang sangat tertentu.”

"Bagaimana mungkin aku dapat meninggalkan tempat ini dan kembali ke dunia manusia?" desah Zhi Hao dengan nada putus asa.

"Aku tidak yakin, kamu harus bertanya pada salah satu tetua desa," jawab Wi Dung dengan nada serius.

"Berilah aku kesempatan untuk bertemu dengan tetua desa tersebut," pintanya dengan harap.

"Baik, ikuti aku!" ujar Wi Dung sambil mulai bergerak begitu cepat sehingga dalam sekejap mata telah menghilang dari pandangan Zhi Hao.

Zhi Hao hanya bisa menatap ke arah kepergian Wi Dung dengan kagum. "Andai saja aku memiliki kekuatan seperti itu," gumamnya dalam hati.

Tidak lama kemudian, Wi Dung muncul kembali dengan wajah heran. "Mengapa kamu tidak mengikutiku?" tanyanya.

"Saya tidak memiliki kekuatan untuk bergerak secepat Anda," jawab Zhi Hao dengan jujur.

"Hmm," gumam Wi Dung, menyadari kesalahannya. "Baiklah, naiklah ke punggung Wi Rang. Wi Rang, berikan dia tumpangan."

Wi Rang menggeram pelan sebelum menoleh dengan pandangan menggoda. Zhi Hao merasa ragu, tetapi menyadari bahwa tubuh Wi Rang memang sangat besar, sebesar sapi dewasa.

"Jangan ragu, dia tidak akan menyakitimu," ujar Wi Dung, mencoba meyakinkan Zhi Hao.

"Akh!" teriak Zhi Hao, terkejut dengan kecepatan Wi Rang yang melintasi udara seperti kilat. Bibirnya bergetar ke kanan dan kiri seiring dengan setiap belokan tajam yang dilakukan Harimau besar itu. Udara berdesir membelah suasana ketika mereka mendarat di tanah keras.

"Bagaimana rasanya menunggangi Wi Rang?" tanya Wi Dung dengan senyuman menyeringai, matanya berkilauan karena tahu betapa dahsyatnya kecepatan Harimau besar itu.

"Aku tidak ingin melakukannya lagi," jawab Zhi Hao sambil menarik nafas, masih merasakan jantungnya berdetak tidak karuan. "Dia sama sekali tidak menghiraukanku!" keluhnya, merasa bagai daun yang terbawa angin kencang.

Harimau besar itu seakan menyunggingkan dengus mengejek, namun yang terdengar hanya guman rendah penuh otoritas.

Zhi Hao menatap sekeliling dengan pandangan yang masih bergemuruh ketakutan. Sekitar mereka, banyak rumah dengan atap-atap yang meruncing mencuat di angkasa. Beberapa murid terlihat berlatih kungfu di halaman yang luas milik Tetua.

"Salam Tetua Wi Dar," ucap Wi Dung dengan suara penuh hormat, menyadarkan Zhi Hao dari lamunannya.

"Beri hormat padanya," bisik Wi Dung, suaranya menyiratkan perintah yang tak bisa ditawar.

"Salam Tetua!" seru Zhi Hao dengan suara yang menggema, meniru sikap Wi Dung.

Wi Dar, si Tetua, menatap tajam ke arah Zhi Hao. Matanya yang tajam bagai elang menyelidik, "Manusia? Bagaimana bisa ada di sini?" Suara Wi Dar memecah keheningan.

"Mengapa kamu membawa Anak Manusia kesini, apakah kamu menculiknya?" Wi Dar bertanya.

Wi Dung pun menjawab, "Saya menemukannya di hutan, Tetua. Dia bersandar di Pohon besar Angker itu."

Semua orang di desa Wi tahu apa yang di maksud oleh Wi Dung.

“Mungkin ini adalah Takdir!” Sebentar Wi Dar merenung. Dengan sebuah isyarat tangan yang tegas, Wi Dar memanggil, "Kemari kamu, Bocah!" Suaranya bergema, mengandung kekuatan dan kelembutan sekaligus, menembus kerumunan yang bisik-bisik penasaran.

Zhi Hao, yang sejak awal terlihat bingung, merasakan sentuhan di bahunya. Wi Dung, dengan tatapan yang menguatkan, berkata, "Segera kesana kamu." Sentuhan itu, meski ringan, seperti memecahkan belenggu keraguan yang membelenggu langkah Zhi Hao. Dengan hati yang masih diliputi kecemasan, namun kini dengan sedikit keberanian, Zhi Hao melangkah maju mendekati Wi Dar.

Wajah Wi Dar menyunggingkan senyum lembut, mencoba menenangkan hati bocah yang jelas-jelas terlempar dari dunianya sendiri.

Di dalam ruangan yang remang, Wi Dar menatap refleksi di Cermin Besar dengan tatapan mendalam. "Apa yang engkau lihat dari cermin ini?" Tanyanya lembut, namun terdapat lapisan misteri dalam suaranya.

Zhi Hao, yang berdiri di hadapan cermin, sejenak terkejut dengan pertanyaan itu. "Diriku sendiri!" Jawabnya ragu, meski dalam hatinya ia merasa ada yang lebih dari sekedar pantulan dirinya sendiri.

"Cermin adalah pantulan jiwa," ucap Wi Dar, suaranya semakin serius. "Kamu bisa memilih untuk menjadi siapa saja, tetapi ingat, esensi sejatimu tidak boleh hilang."

"Sekarang apa yang kamu lihat?" Tanya Wi Dar, intensitas matanya semakin meningkat.

"Ada adegan pertempuran yang tercipta di sana," Zhi Hao menelan ludah, suaranya bergetar sedikit. "Saya melihat sosok yang berdiri kokoh di atas puncak mayat, dengan sebilah pedang tergenggam erat."

Wi Dar mengangguk, seolah sudah mengetahui jawaban tersebut. "Itu adalah Dewa Penghancur yang pernah menyatukan banyak dunia di bawah kekuasaan dan kearifannya. Namun, dia berubah drastis setelah kehilangan orang yang paling dicintainya. Kamu memiliki kemiripan dengan dia, dan di dalam dirimu juga tersembunyi kekuatan yang belum kamu ketahui."

1
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
up trus thor
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Ardi Provision
pikir ini cerita kultivator rupanya cerita lelembut 😂😂😂
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken
Derajat
Zhi Hai .... Merindukan Ibunya
Derajat
Memang Rencana Zhi Hai berjalan dg mulus...
Djarot Setyantoro
cerita kurang greget.... ngambang... ringan kayak kapas..
Oe Din
Wi Rang, dalam bahasa jawa artinya malu. Tapi ini mandarin...!!!
Ebes Saja
ini baru awal...
Ebes Saja
kenapa sering menggunakan kalimat "ini baru awal...."
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken
Rinaldi Sigar
lanjut
Derajat
Cerdik sekali Kelompok Blec dlm membuat musuh tanpa curiga 👍👍
Derajat
Tinggal satu lagi Klan yg telah menghancurkan Keluarga Hup
saniscara patriawuha.
sikattttt sudahhhhh manggg minnnnn.....
saniscara patriawuha.
hancurrkannn terosssss mangggg zhiiiiii..... ojoookendorrrr
Putra_Andalas
Hampir 100 Chapter...tumben inget dgn Harta musuh...😁😂
Putra_Andalas
Lah...knpa gk di ambil dulu Cincin Harta tu mayat...mana tau ada Artefak atau Sumber Daya yg bisa digunakan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!