Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.06
Setelah selesai menikmati sarapan dikamar hotel Tio pun memutuskan pulang ke rumah pribadinya.Meski sang Mamah menginginkan Tio dan juga istrinya tinggal bersama mereka namun Bu Retno pun tidak bisa berbuat banyak jika berhadapan dengan Tio yang keras kepala.
Setelah hampir satu jam dalam perjalanan akhirnya mobil Tio pun mulai memasuki rumah yang cukup besar dengan desain modern dengan berbagai bunga hias yang terpajang dihalaman sampai teras rumah menjadikan rumah itu nampak begitu asri dan juga nyaman.
Zalina pun mengikuti langkah sang suami memasuki rumah besar itu.Dengan segala kebingungan nya Zalina pun memilih pergi kedapur setelah ditinggalkan begitu saja oleh si pemilik rumah yang sudah menghilang dibalik pintu kamar yang ada dilantai dua.
"Assalamualaikum"ucap Zalina memberi salam pada wanita paruh baya yang ada didapur tengah sibuk menyiapkan masakan yang akan dia buat.
"Wa'alaikumsalam,maaf non siapa ya?"tanya art yang sudah begitu mengenal Zoana namun memang tidak tahu jika istri majikan nya itu sudah berganti.
"Saya Zalina Bi,saya istri Mas Tio"jawab Zalina sedikit kaku dan juga canggung saat melihat wajah Bi Nani yang nampak begitu terkejut saat mendengar jawaban Zalina.
"Oh iya,selamat datang nyonya muda maaf tidak menyambut dengan baik.Saya Nani nyonya muda"ujar Bi Nani menghampiri dan menyalami majikan barunya.
"Iya Bi tidak apa apa,jangan panggil nyonya ya malu,panggil Zalina atau ALin aja"ujar Zalina sembil mendudukan diri dikursi meja makan.
"Loh nggak bisa gitu,nanti tuan marah.Nyonya muda mau minum apa mau makan?nanti Bibi buatkan"
"Masih kenyang Bi,jadi nanti saja ya.Oh iya Bibi mau bikin apa?aku bantu ya?"
"Jangan Nya,nanti tuan marah"
"Biarkan dia lakukan apa yang dia mau.Dan lagi jangan panggil dia nyonya karena dia bukan nyonya di rumah ini"
Suara bariton Tio mengejutkan dua wanita beda usia yang tengah asik berbincang itu.Mendengar suara ketus dan dingin Tio baik Zalina maupun Bi Nani hanya mampu terdiam.
"Ba_baik tuan,maaf.Apa ada yang bisa saya bantu tuan?"tanya Bi Nani yang tidak ingin membuat Zalina semakin sedih setelah melihat raut wajah wanita muda itu yang kini menjadi muram dan juga sendu.
Meski Bi Nani tidak tahu ada apa dengan kedua orang yang kini ada didepan nya,namun bisa dipastikan kalau keduanya dalam kondisi tidak baik baik saja.
"Siapkan kamar tamu untuk dia tempati dan jangan segan untuk menyuruhnya jika Bibi butuh bantuan.Dia datang kesini untuk menebus dosa bukan untuk menjadi nyonya rumah,mengerti"
"I_iya baik tuan,saya mengerti"
Setelah mengatakan perintahnya Tio pun kembali lagi ke atas namun bukan kekamarnya melainkan keruang kerjanya.
Zalina sendiri masih duduk tertunduk dimeja makan.Sakit namun tidak bisa melawan atau pun membela diri karena semua ini memang kesalahan dari mamahnya sendiri.
"Non tidak apa apa?"tanya Bi Nani setelah keduanya nya sama sama diam.
"Aku baik baik saja Bi,oh iya tadi bukan nya disuruh siapin kamar buat aku ya?lebih baik sekarang Bibi tunjukin saja kamarnya biar aku beresin sendiri Bibi lanjut saja masaknya ya"
"Baiklah jika begitu,mari ikut Bibi keseblah sana"
Bibi Nani pun mulai berjalan menuju kesebuah kamar yang terletak didekat ruang keluarga tempat dimana biasanya keluarga berkumpul atau teman teman Tio saat berkunjung kerumah yang sudah lama Tio tempati meski seorang diri.
"Nah ini kamarnya Non,maaf jika tidak sebesar dan senyaman kamar non yang dirumah"ujar Bi Nani yang menunjukan kamar yang memang jauh lebih kecil dari kamar nya yang dia tempati dirumah sang nenek.
Namun hal itu tidak jadi masalah untuk Zalina yang sejak kecil begitu pandai menyesuaikan diri dimana pun dia berada.
"Tidak apa apa Bi ini sudah jauh lebih dari cukup.Diluar sana masih banyak yang tidak memiliki tempat tinggal jadi kita wajib mensyukuri apa yang kita dapat"
"Si non baik banget"keduanya pun terkekeh bersama dan hal itu tidak luput dari pandangan sinis dari Tio yang berdiri tidak jauh dari kamar yang akan ditempati oleh Zalina selama tinggal bersama sang suami.
"Cih,dasar munafik"gumamnya.
...****************...