'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Saat nyawa nyonya Wijaya di ujung tanduk, telinga Max mendengar suara langkah kaki menuju ruangan tempat dimana dia berada saat ini. Max yang memiliki kepekaan tinggi terhadap sekitar nya segera melepaskan cekalan nya pada leher nyonya Wijaya karena dia mengira itu pasti adalah Zivanna, karena tidak mungkin jika kepala sekolah yang mengetahui identitas nya tidak menelepon Zivanna ketika dia berada dalam masalah disekolah.
"Ukhukkk hah huftt," Hela nafas nyonya Wijaya mencari oksigen. Dia menatap Max dengan pandangan takut, bocah ini benar benar serius akan membunuhnya tadi.
Max memukul wajahnya sendiri dengan keras hingga menyebabkan memar dan luka di sekitar bibirnya, lalu menatap kepala sekolah dan pak Juan dengan tajam
"Jangan katakan apapun pada ibuku, jika kalian membuka mulut atas kejadian tadi, kalian tau apa yang akan aku lakukan kan?," kata Max dengan nada dingin pada keduanya.
Kepala sekolah dan pak Juan hanya bisa menganggukkan kepalanya, selain Max adalah anak pemilik sekolah mereka juga merasakan ketakutan pada anak berusia belasan tahun itu, entah mengapa mereka merasa jika mereka tidak menuruti keinginannya akan membuat hidup mereka dalam bahaya.
Sedangkan Kevin dan kedua orang tuanya menatap bingung dengan apa yang dilakukan Max sekarang, apakah dia sudah gila memukul wajahnya sendiri? Pikir mereka.
Tak lama sesuai prediksi Max Zivanna memasuki ruangan BK dengan tergesa. Max segera merubah raut wajahnya yang tadinya dingin menjadi biasa saja, dia tidak ingin memperlihatkan sifat aslinya pada Zivanna.
"Nyonya Zivanna," kaget Seno Wijaya ketika melihat pimpinan Pradipta group sekaligus pemilik sekolah bergengsi ini masuk ke ruangan BK.
"Apa yang anda lakukan disini?," tanya Seno Wijaya dengan ramah. Dia harus menjilat nyonya Zivanna saat ini karena dia sedang ikut berpartisipasi dalam proyek besar Pradipta group setelah keluar dari krisis kebangkrutan. Dikatakan proyek besar karena didalamnya Fernandez group perusahaan no 1 di negara ini turut ikut berpartisipasi didalamnya, jadi pasti proyek besar itu akan menghasilkan banyak keuntungan di masa depan.
Zivanna mengabaikan sapaan dari Seno Wijaya dan menghampiri Max dengan raut wajah khawatir.
"Sayang, kau tidak apa apa kan, kenapa wajahmu memar begini?, siapa yang melakukannya hah?," tanya Zivanna marah ketika melihat wajah tampan putranya seperti dipukul dengan keras.
Keluarga Wijaya tersentak mendengarnya
"Sayang?" Kenapa nyonya Zivanna memanggil sayang pada pemuda itu pikir mereka, ahh ataukah pemuda itu adalah simpanan nyonya Zivanna, karena dia tidak mengetahui jika Max adalah anak angkat dari Zivanna.
Seno Wijaya menyeringai menatap Max rendah.
"Dasar pemuda tidak tau diri, ternyata kau hanya lelaki pelacur simpanan nyonya Zivanna betapa tidak tau dirinya," ucap Seno Wijaya dengan lantang. Max sedikit mengangkat sudut bibirnya mendengar itu.
Kepala sekolah dan pak Juan tersentak mendengar perkataan tuan Wijaya ini, dan berpikir habislah mereka karena tidak bisa menjaga mulut mereka sendiri.
"Dengar nyonya Zivanna, pemuda tidak tau diri itu telah menyinggung keluarga Wijaya, jadi saya harap anda memutuskan hubungan anda dengannya atau kedepannya preman ini akan terus membuat masalah untuk anda," ucapnya percaya diri, dia merasa bahwa Zivanna harus berterimakasih padanya karena telah menjauhkan nya dari anak berandal merepotkan ini.
Zivanna menatap marah Seno Wijaya dan menghampiri nya.
Tetapi Seno berpikir jika Zivanna saat ini marah kepada Max dan akan berterima kasih padanya karena telah menyadarkan nya saat ini.
"Anda tidak perlu berterima ka-"
Plakk
Zivanna menampar wajah Seno Wijaya dengan keras sebelum Seno menyelesaikan ucapannya.
"Kenapa anda menampar sa-"
"Dengar," ucap Zivanna menunjuk wajah Seno dengan kemarahan.
"Siapa kau berani beraninya berbicara buruk tentang putraku," ujar Zivanna menggeram marah.
Deg
"A-apa putramu?," ucap Seno Wijaya terkejut dan melihat wajah Max yang kini menyeringai menatap nya.
Ahh habislah dia sekarang.
"Mulai sekarang kerja sama kita berakhir disini dan Robert(kepala sekolah),"
"Ya nyonya," ucap Robert menunduk.
"Keluarkan putra keluarga Wijaya dari sekolah ini, aku tidak ingin berandalan pembully ini mengotori nama sekolah milikku," ujar Zivanna pada Robert. Dia sudah mengetahui perbuatan Kevin Wijaya ini dari Robert kemarin saat menyerahkan laporan perkembangan Sekolah. Karena dia bertahun tahun tidak datang ke negara ini setelah suaminya meninggal, Zivanna tidak terlalu memperhatikan apa yang terjadi disini.
"Apa?, aku tidak mau dikeluarkan dari sekolah ini," protes Kevin, karena yang dia tau jika sudah dikeluarkan dari Pradipta internasional school akan sulit untuk masuk kembali ke sekolah elit lainnya, dan mungkin dia hanya bisa bersekolah di sekolah biasa tingkat menengah.
"Nyonya maafkan saya, tolong pertimbangkan kembali perkataan anda, saya minta maaf karena kami telah menyinggung anda dan putra anda," ucap nyonya Wijaya dengan memohon pada Zivanna.
"Benar nyonya, tolong pertimbangkan kembali, proyek itu sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan saya," ujar Seno pada Zivanna.
Zivanna hanya mendengus dan berkata
"Keputusan saya sudah bulat, salah kalian sendiri karena memiliki sifat yang buruk," ujar Zivanna dengan menekan.
"Max, ayo ikut Mama," ucap Zivanna lalu menarik Max pergi dari sana untuk mengobati memar di wajah putranya.
Setelah Zivanna dan Max keluar dari ruangan itu Seno Wijaya berteriak pada Kevin dan memukulnya.
Duakk
"Kevin," teriak nyonya Wijaya.
"Kenapa kau memukul nya, dia adalah putramu," lanjutnya marah pada Seno karena telah memukul putra kesayangannya.
"HANCUR... SEMUANYA HANCUR GARA GARA ANAK SIALAN TIDAK BERGUNA INI," teriaknya emosi, menunjuk Kevin.
"Jika kau tidak menyinggung putra dari Zivanna, kita tidak akan berakhir seperti ini, proyek besar yang akan menguntungkan perusahaan kita hilang dalam sekejap Arghhh," geramnya dengan marah.
"M-maafkan aku ayah, aku tidak tau jika murid pindahan itu adalah putra dari pemilik sekolah," ucap Kevin menundukan kepalanya, dia tidak pernah melihat ayahnya semarah ini sampai memanggil nya anak sialan.
Sedangkan pak Juan dan pak Robert hanya menggelengkan kepalanya saja melihat pertengkaran keluarga itu. Mereka sekeluarga memiliki sifat yang sama yaitu sifat yang buruk pikir keduanya.
.
.
.
.
.
.
.