Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 19 - Menjemput Bahagia
Jia tersenyum saat menatap layar ponselnya, memandangi foto Rayden kiriman dari Ina. Melihat Rayden yang tersenyum dan bermain.
Hatinya lega, sangat lega, memang inilah yang ingin dia lihat dari sang anak.
Terima kasih Ina.
Balas Jia dalam pesan singkat itu.
Benar, Rayden akan baik-baik saja, dia keliling banyak orang yang menyayangi dia.
Aku pun harus begitu, aku harus memulai hidup baru, melepas semua kesedihan yang selama ini aku rasa.
Jia menghirup banyak-banyak udara, seolah baru saja terlepas dari dalam sangkar. Dia tersenyum dan mulai melangkah kaki untuk masuk ke dalam rumah.
"Rumah ini terlalu besar untukku sendiri," gumam Jia.
Jia berkeliling memeriksa tiap sudut ruangan. Rumah lantai 1 dengan ruang tamu dan ruang tengah yang cukup besar, memilki 3 kamar, dapur dengan sirkulasi udara yang sangat baik, saat Jia membuka pintu belakang dia pun langsung melihat halaman yang luas.
Rumah pun sudah aman dikelilingi pagar yang tinggi.
Bibir Jia semakin tersenyum, dia sangat menyukai rumah ini.
Perabotan semuanya sudah lengkap tidak kekurangan apapun, benar-benar rumah yang siap dihuni.
Puas berkeliling, Jia duduk di meja makan dan membuka berkas pemberian Sean.
Jia membuka buku tabungan itu dan melihat angka yang tertera disana, 500 juta.
"Astaga, banyak sekali," gumam Jia.
Bukannya senang menerima uang itu, Jia malah merasa takut. Takut semua pemberian Alex ini adalah kompensasi yang dia dapat setelah melepas Rayden.
Tidak ingin membuatnya bermasalah di masa depan, Jia memutuskan untuk tidak menggunakan uang itu. Dia akan menjual saja cincin pernikahannya dengan Alex untuk memenuhi kebutuhannya beberapa hari ini.
Ya, lebih baik begitu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selepas dari pengadilan dan Sean kembali setelah mengantar Jia pulang.
Alex dan Sean kembali bertemu di ruangan Alex.
Semua tentang Jia sudah selesai dan kini Alex ingin segera menemui Amora.
"Dimana dia sekarang?"
"Masih berada di negara S Tuan."
"Buat janji temu, aku akan menemuinya di negara itu," pinta Alex, setelah mengatakan itu pun dia tersenyum, seolah hendak menjemput hidup bahagianya bersama Amora.
Baik Jia ataupun Alex mulai berjalan di arah yang berbeda. Namun tujuan mereka hanya satu, agar bisa memiliki hidup yang bahagia.
Malam pun datang.
Di awal-awal seperti ini masih terasa sulit bagi Jia. Perasaan kosong sempat mendatangi dia disaat tidak lagi melihat Rayden.
Namun Jia sudah memutuskan untuk tidak berlama-lama dengan kesedihan, dia memilih menatap wajah sang anak melalui ponselnya sebagai pengantar tidur malam ini.
Sementara di rumah Alex, semua masih nampak sibuk karena Rayden tidak mau ditemui oleh siapapun, termasuk Alex dan Sofia, dia hanya ingin bersama dengan Ina dan bukan yang lain.
Rayden bahkan terus mengurung dirinya di dalam kamar.
Penolakan Rayden padanya, membuat Alex kembali teringat seorang wanita yang sudah dia usir dari rumah ini.
Jia Jia Jia, selepas kepergian wanita itu ku pikir aku akan benar-benar bebas, ternyata dugaan ku salah.
Dengan berat hati akhirnya Alex kembali menyebut nama wanita itu.
"Rayden sayang, buka pintunya Nak. Minggu nanti daddy janji padamu untuk pergi ke rumah mommy Jia," ucap Alex.
"Daddy bohong! sekali bohong pasti akan bohong terus!" sahut Rayden dari dalam kamar, dia sedikit berteriak agar daddynya dengar,
Namun setelah mengatakan itu dia membuat gerakan Tos dengan Ina.
"Tidak sayang, Daddy janji padamu, Daddy tidak akan bohong."
Mendengar itu, Rayden dan Ina pun tersenyum lebar.