NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahkontrak / perjodohan / patahhati
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Rega terpaksa melajukan mobilnya karena mobil-mobil di belakangnya terus membunyikan klackson mobil mereka tak sabar.

"Thanks ya, Ga!" ucap Nandira setelah sampai di parkiran rumah sakit.

"Sama-sama, Ra," balas Rega sembari membuka seat beltnya llau turun dari mobilnya.

Nandira sibuk membenarkan rok spannya yang srbatas lutut setelah turun dari mobil Rega. Sementara Rega langsung melangkah masuk ke rumah sakit. Membuat Dira berdecak sebal karena pria itu ternyata tak menunggunya.

"Pagi, dok!" sapa beberapa perawat dan dokter bergntian yang melihat petinggi rumah sakit tersebut datang.

"Pagi," Rega mengangguk, membalas sapaan mereka singkat sembari terus berjalan menuju ruangannya.

"Eh, gimana? Berhasil?" tanya Rekan kerja Dira yang bernama Reni saat wanita itu melangkahkan kakinya di loby rumah sakit.

"Berhasil, dong. Bukan Dira namanya kalau nggak bisa berangkat bareng Rega," sahut Dira bangga.

"Yaelah baru juga semobil belum sekamar, udah berasa di atas angin aja," ledek Reni.

"Lihat aja nanti, gue bakal buktiin kalau gue bisa taklukin dia," timpal Dira.

"Buktiin dong, masa udah berapa abad ini status lo nggak berubah juga dari temenan jadi demenan. Emang susah sih ya, kriterianya dokter Rega kayaknya tinggi banget, lo aja nggak masuk,"

Nandira Malas menanggapi, tak hanya satu atau dua, tapi banyak dari teman-temannya yang selalu meledeknya. Apalagi mereka yang sudah mengenalnya sejak SMA, pasti mereka tahu bagaimana sulitnya Nandira menaklukkan hati seorang Regantara.

Nandira memilih pergi ke ruangannya daripada harus terus mendengar ledekan dokter Reni.

Tiba di ruangannya, Rega masih terus kepikiran dengan apa yang tadi ia lihat, apakah itu hanya perasaannya saja, atau memang benar yang ia lihat adalah Gisel? Ah rasanya tidak mungkin, ia menampik khayalannya tersebut. Kalaupun Gisel sudah kembali, pasti ada yang memberitahunya.

Rega bersiap melakukan visit ke beberapa pasien yang kemarin habis di lakukan tindakan operasi olehnya. Selain menjadi dokter spesialis bedah, Rega juga menjadi direktur di rumah sakit tersebut.

.

.

.

Di tempat lain, Gisel baru saja tiba di gedung BaileyTex milik kakak iparnya. Di sana Melisa sudah menunggunya sejak beberapa saat yang lalu.

"Pagi, nona!" sapa melisa. Ia membetulkan letak kacamatanya.

"Pagi, Mel. Siap bekerja di tempat baru?" tanya Gisel dan Melisa mengangguk mantap.

Debgan langkah tegas, Gisell masuk ke perusahaan tersebut. Para karyawan sudah berjejer rapi untuk menyambut kedatangannya.

"Selamat, datang nona! Kami senang akhirnya Anda bergabung di perusahaan ini. Kami selalu kagum dengan kinerja nona selama di Paris. Dan berharap suatu hari nona akan bergabung dengan kami di sini. Tak di sangka, sekarang nona benar-benar di sini," sambut perwakilan dari para karyawan tersebut.

"Terima kasih atas sambutannya, semoga kedepannya kita bisa bekerja sama menjadi sebuah tim yang solid untuk memajukan BaileyTex khususnya," balas Gisel.

Ia melanjutkan langkahnya menuju ruangan dimana kakak Iparnya kini berada.

Saat Gisel masuk ke ruangan Senja, rupanya Elang juga berada di sana. Kakaknya itu tengah memeluk pinggang sang istri.

"Dih, kakak. Bukannya kerja malah di sini! Kayak yang pengangguran aja! Mentang-mentang kakak ipar bekerja sendiri, kakak jadi merasa tidak perlu kerja keras lagi," sindir Gisel seraya berjalan mendekat.

"Kamu tuh, datang-datang bukannya salam, malah ngedumel!" balas Elang tanpa mau melepas pelukannya.

Gisel tersenyum, "Ya udah sini, peluk aku! Kangen tahu, kak!" ucapnya.

Namun Elang bergeming, "Enakan peluk istri!" ucapnya. Membuat Gisel mencebik.

"Boo, ish lepasin!" ucap Senja yang merasa tidak enak dengan adil iparnya yang baru datang malah di sabut dengan kebucinan sang suami.

"Biarin aja sih, biar dia iri!" ledek Elang.

"Terus aja, pamer kemesraan di depan aku. Nanti kalau aku udah nikah bakal aku balas lebih parah!" cebik Gisel. Ia bersedekap dada dengan bibir manyun.

Elang terkekeh melihatnya, ia melepas tangannya dari pinggang Senja, "Sini, peluk kakak!" ia merentangkan kedua tangnnya.

Gisel langsung menyusup ke pelukan sang kakak.

"Dasar bandel!" ucap Elang. Sudah berkali-kali ia membujuo adik hungsunya itu untuk segera pulang ke tanah air tapi Gisel selalu saja menolak.

Giliran Senja yang memeluk adik iparnya tersebut, "Bagaimana? Siap untuk membantuku di sini?" tanyanya.

Gisel mengangguk, "Tak ada pilihan lain, bukan? Setelah menikah nanti aku tetao hrus stay di sini, karena suamiku nggak mungkin yang ikut aku ke Paris. Bukankah dia terlalu cinta dengan suami kakak Ipar?" seloroh Gisel.

"Ya, syukur kalau kau tahu itu, dia tak mungkin berpaling dariku," balas Elang.

"Kakak ipar, jatakan pada suamimu ini, jangan terlalu menekan calon suamiku. Kasihan dia," ucap Gisel.

"Ck, kau seyakin itu untuk menikahinya?" tanya Elang.

"Tentu saja, apalagi yang perlu di khawatirkan, kak?"

"Sudah sudah, bukan waktubyang teoat untuk membicarakannya. Bukankah kamu ke sini untuk bekerja? Ayo aku antar ke ruanganmu. Boo, pergilah. Kend pasti sudah uring-uringan mencarimu," kata Senja.

"Baiklah, aku pergi. Kau lihat, anak kecil. Karena kau datang aku diusir kakak iparmu," Elang mengacak rambut Gisel.

Bagaimanapun, dimata elang Gisel tetaplah adik kecilnya.

"Ck, berhenti mempermalukanku dengan panggilan itu, apa kakak tidak melihat aku sudah dewasa dan secantik ini?" protes Gisel.

Elang tak menggubris, ia mencium pelipis Senja dan mengecuo singkat bibir wanuta tersebut, "Aku pergi!" pamitnya. Senja mengangguk.

"Hello, di sini ada nyawa segede ini, masa nggak kelihatan. Main sosor aja!" protes Gisel lagi.

Elang masa bodo, ia justru kembali mencium Senjanya.

"Boo, sudah. Jangan goda Adikmu terus," ucap Senja.

Elang tergelak, ia mengacak rambut Gisel lalu pergi sambik berkacak pinggang.

"Ayo aku antar ke ruangan kamu," ucap Senja kemudian.

"Ayo, kak!" ucap Gisel. Ia sudah kembali pada mode dinginnya demi menjaga image di depan para karyawan.

.

.

.

Weekend di kediaman David....

"Sarapan dulu, Ga!" ucap Amel saat melihat putranya tengah bersiap ke rumah sakit.

"Nggak libur?" tanya David yang sudah duduk di meja makan menunggunya.

"Enggak, pa. Justru pagi ini aku ada jadwal operasi, nggak bisa di tunda, emergency!" ucap Rega sembari menjatuhkan pantatnya di kursi.

"Ohh, semalam datang jam berapa, mama nggak tahu," tanya Amel.

"Jam Dua belasan, ma. Mama udah tidur aku datang," sahut Rega.

"Kirain mama nggak jadi menginap di sini, mama tunggu sampai jam sebelas kamu nggak pulang yaudah mama tidur. Segini cukup,?" Amel menunjukkan nasi goreng yang ia ambil kepada David.

"Cukup, sayang," jawab David.

"Maaf, banyak kerjaan, jadi aku pulang larut malam. Biar aku ambil sendiri, ma!" ucap Rega saat Amel hendak mengambil roti tawar untuk putranya tersebut.

Rega mengambil sehelai roti lalu ia okesi dengan selai cokelat.

"O ya, papa hampir lupa. Nanti malam kita diundang makan malam di rumah bos Alex," kata David.

"Dalam rangka apa? Anes nggak ada bilang sama aku," tanya Amel.

"Putri kita telah kembali," sahut Rega. Yang mana membuat Rega berhenti mengolesi rotinya karena terkejut dengan ucapan David.

"Putri kita? Maksudmu Gisel? Iselku pulang?" tanya Amel dengan mata berbinar.

"Iya, sudah hampir seminggu dia berada di sini," jawab David.

Hampir seminggu? Apa itu artinya wanita yang ia lihat waktu itu benar-benar Gisell? Benarkah adiknya sudah kembali?

Mendadak Rega merasa takut, takut jika wanita itu benar-benar membencinya sekarang.

...****************...

1
Rike Widayanti
Luar biasa
Lala Al Fadholi
Direktur kok bodoh amat
Clarissa Hartawani
Luar biasa
KimVHyung
ya ampunnn... kadang salfok sama typonyaa... udah chapter 23 .. typo bertebaran... tidak adakah niat author untuk merapikan tulisannya?? ceritanya bagus.. cuman salfok ke typo girl...
KimVHyung
emang kek gituu.. di cerita ini banyak typo nya....
Youra Minho
susah move on dari ceritanya orang tuanya,baca berulang ulang nggak pernah bosan
Lisa Nur: judulnya apa kak
Lisa Nur: judulnya ap
total 2 replies
Ryan Jacob
semangat Thor
Sa Tokkin
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
Merry Merr
Luar biasa
Alfathunissa Almahyra Jeffry
tom and Jerry lg beraksi
Miss Elvy
capek bbget ketawA
Miss Elvy
lupa dia anaknya dokter 😭😭😭😭
Enung Samsiah
ktnya bulan madu,,, nggk tau diri bngett Hesti geganggu
Enung Samsiah
ini novel lelet bngettt massa dah bab 76 masih berbelit belit
Enung Samsiah
🤣🤣🤣🤣 aku lngsung ketawa pas gisel nyangka raga bacakan syahadat, wkwkwk wkwkwk
Enung Samsiah
tpi kputusan raga dulu supaya gusek mandiri
Enung Samsiah
jodoh gisel kuat dngn raga
Arya Bima
dri dulu kek tegasnya ga ...
Arya Bima
Gedeg bgt sm Rega....
udh tau kelakuan Nadira ... nagih aja g bertindak....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!