NovelToon NovelToon
Eternal Echoes Of Love

Eternal Echoes Of Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mohamad Zaka Arya Wijaya

Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.

Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Menghadapi Badai Bersama

Setelah insiden besar dengan Adi dan kelompoknya, suasana sekolah kembali damai. Zayyy dan Angelina bisa merasakan ketenangan yang lama mereka rindukan.

Mereka menjadi lebih dekat dan semakin memahami satu sama lain. Walaupun hubungan mereka sering diwarnai konflik, mereka belajar bahwa setiap permasalahan membawa mereka pada pemahaman baru.

Hari itu, Zayyy dan Angelina duduk di bangku taman sekolah yang biasa mereka tempati. Taman itu menjadi tempat spesial bagi mereka, sebuah tempat di mana mereka berbagi suka dan duka, tempat di mana mereka bisa menjadi diri mereka yang sebenarnya. Saat mereka menikmati angin sejuk pagi itu, mereka tak menyangka bahwa masalah baru sudah menunggu mereka.

“Aku dengar dari teman-teman, ada rumor baru soal kita,” kata Angelina tiba-tiba, tatapannya menatap kosong ke arah pepohonan di depan mereka.

Zayyy menghela napas panjang. “Rumor apa lagi kali ini? Rasanya kita baru saja menyelesaikan masalah yang satu, sudah muncul yang lain.”

Angelina menoleh, memperhatikan raut wajah Zayyy yang kini sedikit tampak lelah. “Kali ini lebih parah, Zayyy. Ada beberapa orang yang menyebarkan gosip kalau aku hanya bersamamu untuk keuntungan pribadi.”

Zayyy mengangkat alis, bingung dengan tuduhan itu. “Keuntungan pribadi? Dari mana mereka mendapatkan ide konyol seperti itu?”

“Entahlah,” jawab Angelina. “Mungkin karena aku punya banyak teman laki-laki, mereka berpikir kalau aku tipe yang hanya mencari perhatian atau… sesuatu yang lebih.”

Zayyy tertawa kecil, berusaha meredakan ketegangan. “Orang-orang memang suka membuat asumsi tanpa tahu apa-apa. Aku tidak akan pernah meragukanmu, Angel. Aku tahu siapa kamu dan kenapa kamu bersamaku.”

Angelina tersenyum tipis, namun rasa cemas masih tampak di matanya. “Terima kasih, Zayyy. Kadang, rasanya berat harus selalu menghadapi opini negatif orang lain. Aku hanya ingin menjalani hari-hari tanpa perlu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita.”

Zayyy menggenggam tangan Angelina, memberi sentuhan hangat yang menenangkan. “Aku di sini, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun merusak hubungan kita.”

Namun, meski kata-kata Zayyy mampu menenangkan Angelina, bayangan akan rumor itu tetap menghantui. Saat mereka masuk kelas, beberapa tatapan siswa terasa berbeda, seolah-olah ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

Mereka saling berbisik, melirik Angelina dengan pandangan mencurigakan. Rasa tak nyaman itu semakin terasa saat beberapa siswa bahkan tak segan-segan mengomentari hubungan mereka secara terang-terangan.

“Aku tak mengerti kenapa Angelina bisa bertahan dengan Zayyy. Apa yang dia lihat darinya?” bisik seorang siswa yang duduk di bangku belakang, suaranya cukup keras sehingga bisa terdengar oleh Zayyy dan Angelina.

Zayyy mencoba mengabaikannya, tetapi dia bisa merasakan betapa kesal Angelina mendengar ucapan tersebut. Angelina menggigit bibirnya, mencoba menahan amarah.

Tak ingin melihat Angelina semakin tertekan, Zayyy segera mendekatinya dan berkata dengan tenang, “Ayo kita keluar dari sini sejenak. Aku tahu tempat di mana kita bisa merasa lebih tenang.”

Angelina mengangguk setuju, dan mereka pun pergi ke atap sekolah, tempat yang jarang dikunjungi oleh siswa lain. Di sana, mereka bisa merasakan angin yang berhembus bebas, seakan membawa perasaan lega. Mereka duduk di tepi atap, memandang hamparan kota yang terlihat dari kejauhan.

“Terima kasih sudah membawaku ke sini, Zayyy,” ucap Angelina dengan suara yang lebih tenang. “Kadang aku merasa kalau dunia terlalu keras pada kita.”

Zayyy mengangguk, ikut merasakan beban yang sama. “Orang-orang akan selalu punya pendapat, Angel. Tapi yang paling penting adalah apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri. Mereka tidak tahu cerita di balik hubungan kita, dan mereka tidak perlu tahu.”

Angelina menunduk, menatap jari-jarinya yang saling bertaut. “Kau benar. Aku hanya perlu mengingat alasan kenapa aku bersamamu. Semua ini bukan tentang mereka, tapi tentang kita.”

Beberapa menit berlalu dalam keheningan yang nyaman. Mereka berdua merasa lebih ringan, seakan beban yang menghantui mereka perlahan menghilang bersama angin.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama ketika seseorang muncul di atap. Sosok itu adalah Clara, yang tampak terengah-engah seperti habis berlari.

“Zayyy, Angelina!” Clara mendekat dengan wajah cemas. “Aku baru dengar, Adi dan teman-temannya mencoba menyebarkan rumor baru tentang kalian. Mereka bilang kalau... maaf, aku harus memberitahu ini... mereka bilang kalau Angelina hanya memanfaatkanmu untuk popularitas.”

Mendengar kata-kata Clara, raut wajah Zayyy berubah menjadi tegang. “Mereka tidak puas hanya dengan memfitnah kita sekali. Sekarang mereka mencoba menghancurkan citra Angelina?”

Clara mengangguk dengan wajah muram. “Aku tidak bisa tinggal diam setelah mendengar hal itu. Kalian harus waspada. Mereka mungkin akan mencoba melakukan sesuatu yang lebih buruk lagi.”

Angelina menundukkan kepala, perasaan sakit hati dan marah bercampur aduk dalam dirinya. “Apa mereka tidak punya hal lain untuk dilakukan selain mengganggu hidup orang lain?”

Zayyy meraih bahu Angelina, menatapnya dengan penuh keyakinan. “Kita akan melewati ini, Angel. Mereka bisa mencoba apa saja, tapi mereka tidak bisa mempengaruhi apa yang kita rasakan satu sama lain.”

Clara mengangguk, memberikan dukungan moral kepada keduanya. “Aku ada di pihak kalian, dan aku yakin banyak siswa lain yang juga tidak percaya pada rumor murahan itu.”

Mendengar dukungan dari Clara, Angelina merasa sedikit lega. Dia tersenyum tipis kepada sahabatnya itu. “Terima kasih, Clara. Aku benar-benar menghargai dukunganmu.”

Namun, di dalam hatinya, Angelina tahu bahwa mereka harus berbuat sesuatu. Tidak mungkin mereka terus-menerus menjadi sasaran fitnah tanpa ada tindakan yang diambil. Hari itu, ia memutuskan untuk berbicara langsung dengan kepala sekolah tentang rumor yang menyebar.

Keesokan harinya, mereka bertiga—Zayyy, Angelina, dan Clara—bertemu dengan kepala sekolah dan menceritakan tentang rumor yang merusak reputasi mereka.

Kepala sekolah mendengarkan dengan serius, memahami bahwa masalah ini sudah merugikan banyak pihak. Setelah berbicara panjang lebar, kepala sekolah berjanji akan memanggil Adi dan kelompoknya sekali lagi untuk menyelesaikan permasalahan ini secara tuntas.

Adi dan teman-temannya dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Di sana, mereka dihadapkan pada fakta dan tuduhan tentang penyebaran rumor yang tak berdasar.

Kepala sekolah memberikan mereka teguran keras dan memperingatkan bahwa tindakan seperti ini tidak akan ditoleransi di sekolah. Jika mereka mencoba menyebarkan fitnah lagi, maka konsekuensinya akan jauh lebih serius.

Setelah pertemuan itu, suasana di sekolah mulai berubah. Para siswa perlahan-lahan berhenti membicarakan Zayyy dan Angelina secara negatif, dan rumor pun mulai mereda. Meski begitu, Zayyy dan Angelina tetap berhati-hati, sadar bahwa masalah seperti ini bisa muncul kapan saja.

Di sore hari, mereka kembali duduk di taman, menikmati waktu tenang tanpa gangguan. Mereka menyadari bahwa hubungan mereka semakin kuat setelah melalui semua cobaan ini. Angelina memegang tangan Zayyy erat, merasa bahwa kali ini ia bisa benar-benar bergantung padanya.

“Terima kasih, Zayyy, karena sudah ada di sampingku sepanjang waktu,” kata Angelina dengan lembut.

Zayyy tersenyum hangat, “Tidak perlu terima kasih, Angel. Kita ada di sini untuk saling mendukung, kan?”

Angin sore berhembus pelan, membawa rasa damai yang menyelimuti mereka berdua. Di tengah segala cobaan yang mereka hadapi, mereka menemukan bahwa kekuatan sejati mereka bukanlah pada apa yang orang lain pikirkan, tetapi pada keyakinan dan cinta yang mereka miliki satu sama lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!