Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.
Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.
Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Renata
Renata sudah sampai di rumah Nurul, dia turun dari motor kemudian melepaskan helm yang dipakainya. Ibu dari Nurul menyambut kedatangan Renata, dia sudah menganggap Renata sebagai anaknya sendiri terlebih ibu dari Renata adalah teman dekatnya saat ia masih remaja.
"Akhirnya udah pulang juga, ayo masuk dulu terus mandi sekalian nanti gabung makan bareng ya." ucap Yuli.
"Terimakasih tante, maaf Rena udah ngerepotin tante." ucap Renata merasa tidak enak.
"Kamu ini ngomong apa sih? Kamu udah tante anggap anak sendiri, udah ahh sekarang kamu mandi terus makan." ucap Yuli.
"Nur gak diajak nih ma?" tanya Nurul menunjuk dirinya sendiri.
"Gak perlu diajak juga kamu pasti nyelonong sendiri." jawab Yuli.
Yuli mengajak Renata dan anaknya masuk kedalam rumah, Nurul adalah anak sulung dari Yuli dan juga Rizal dia juga memiliki seorang adik laki-laki yang masih sekolah menengah atas. Keluarga Nurul berasal dari keluarga berada, tetapi mereka tidak sombong atas apa yang mereka punya buktinya Renata disambut dengan hangat oleh keluarga Nurul.
"Tas loe udah dikamar gue, kalau mau mandi buka aja sabun yang baru gue belum sempet ganti hihi." ucap Nurul cengengesan.
"Dasar budak mager, yaudah gue mandi dulu ya." ucap Renata.
"Oke bestie, gue tunggu loe di meja makan." ucap Nurul.
Renata masuk kedalam kamar Nurul, dia langsung mengambil handuk miliknya dan juga melakukan ritual mandinya. Selesai membersihkan tubuhnya dia keluar dari kamar kemudian bergabung dengan anggota keluarga Nurul lainnya di meja makan, Renata begitu iri melihat kehangatan yang tercipta dari keluarga Nurul. Tak terasa air mata Renata jatuh tanpa permisi, dia segera mengusapnya ketika melihat Yuli bangkit dari duduknya kemudian berjalan kearahnya.
"Kenapa masih berdiri disini? Ayo kita makan, yang lainnya udah nungguin loh jangan sungkan anggap saja kami keluarga sendiri ya." ucap Yuli lemah lembut.
"Rena, ayo sini gabung." ajak Rizal.
"Iya kak, ayo kita makan Denis udah laper nih." ajak Denis adik Nurul.
"Makan aja kerjaan loe, udah gendut juga." ledek Nurul.
"Biarin wlee." ucap Denis menjulurkan lidahnya.
Renata ikut bergabung di meja makan, Yuli menhambilkan piring yang diisi dengan nasi kemudian menyerahkannya kepada Renata.
'Kenapa kehangatan ini justru aku dapatkan dari orang lain, bukan dari keluargaku sendiri' batin Renata.
Renata makan diselingi canda tawa dsri kuarga Nurul, Renata bisa merasakan kebahagiaan yang selama ini tak bisa ia dapatkan dari rumahnya sendiri.
Bram memutuskan untuk bekerja dari rumah, dia merasa tidak tenang jika harus meninggalkan anaknya di rumah. Bram teringat ucapan dokter Zehan, dia mengambil handphone nya menghubungi sepupunya sekaligus asisten pribadinya Yandi untuk meminta bantuan padanya.
"Hallo Yan." ucap Bram.
"..."
"Bisa kau ke rumahku sebentar?" tanya Bram.
"..."
"Baik terimakasih." ucap Bram seraya menutup telponnya.
15 menit kemudian.
Yandi sudah sampai di rumah Bram, dia langsung mencari Bram di sekeliling rumahnya. Bik Marni menghampiri Yandi dan memberitahukan dimana Bram, Yandi melangkahkan kakinya ke lantai atas lebih tepatnya kamar Violetta dimana Bram berada.
Tok..Tok..Tok..
"Masuk." Sahut Bram dari dalam.
Ceklek.
Yandi membuka pintu kamar Violetta, dilihatnya Bram sedang duduk disamping anaknya yang sedang tertidur.
"Ada apa loe manggil gue kesini kak?" tanya Yandi.
"Aku butuh bantuanmu Yan." jawab Bram.
"Bantuan apa? Katakan saja." tanya
"Aku minta tolong padamu, tolong carikan gadis yang bernama Renata." ucap Bram.
"Siapa dia? Apa kau punya fotonya?" tanya Yandi.
"Tidak ada, pertemuan kami juga secara tidak disengaja." jawab Bram.
"Kebiasaan deh loe kak ngasih tugas yang bikin gue bingung, emangnya apa hubungannya loe sama gadis itu? Jangan bilang kalo loe mau nikah lagi, wahh keren itu gue dukung seratus persen." tebak Yandi.
"Dengerin dulu penjelasanku." ucap Bram.
Bram menceritakan semuanya kepada Yandi, mendengar cerita dari Bram Yandi menghela nafasnya panjang.
"Gue usahain kak, gue juga kasihan liat Vio yang terus kayak gini." ucap Yandi menatap iba pada Violetta.