Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Katakan apa perlu mu datang kemari?" Tanya Elang sambil berjalan mendekati Hana.
"Untuk apa aku katakan? Bukan kah kau sudah tahu maksud kedatangan ku" Balas Hana sambil tersenyum sinis. Ya, kini Hana tahu saat mengingat-ingat sejak kejadian tadi. Bahwa semua ini pasti ada kaitannya dengan pria yang saat ini telah berdiri di hadapannya.
"Oh ya aku lupa.. Hahahahhah" Ucap Elang sambil tertawa.
Hana yang begitu kesal memilih menyentakkan kaki nya dan memutar badannya untuk berjalan keluar dari ruangan itu. Namun belum juga Hana melangkah, tangannya lebih dulu di pegang erat oleh Elang.
"Mau kemana kamu?"
"Aku mau kemana saja itu urusanku. Bukan urusanmu. Jadi lepaskan tanganmu!"
"Tanpa kau bilang pun, aku tahu segalanya tentang mu. Jadi memohonlah padaku, selagi aku masih baik padamu, maka akan ku kabulkan apapun yang kau minta." Kata Elang membuat Hana terdiam sejenak.
Perkataan Elang membuat Hana mengingat apa yang terjadi belakangan ini. Mulai dari dirinya harus keluar dari rumah yang ia sudah bayar baiya sewanya. Dan mencari kesana kemari rumah dan selalu berakhir gagal. Dan hari ini, beasiswanya pun harus di cabut.
"Jadi kau!" Ucap Hana sambil menyentak tangannya dengan kasar. "Kenapa?" Tanya Hana mendekati Elang. "Kenapa? Kenapa kau suka sekali membuatku menderita, kenapa?" Hana memukul tubuh Elang.
"Karena aku?" Elang tidak dapat meneruskan ucapannya.
"Karena apa? Karena kau punya uang? Jadi seenak nya kau bermain dengan kehidupanku? Kau tahu, bagaimana aku berusaha keras untuk bisa mendapatkam beasiswa itu. Tapi kau! Justru dengan gampangnya menarik itu. Kau jahat!"
"Iya aku jahat. Aku memang jahat. Maka dari itu memohonlah padaku, agar aku memberikan apa yang kau minta.."
"Ingat baik-baik tuan kaya. Apapun yang terjadi, sekalipun hanya kau saja manusia di muka bumi ini. Aku tidak akan memohon padamu." Hana mendorong tubuh Elang, membuat Elang sangat marah.
Elang mencengkram kedua pipi Hana dengan sangat kerasnya.
"Kau wanita yang sangat keras kepala. Kau wanita yang sangat sok sekali. Lihat saja aku akan membuatmu memohon padaku."
Lalu Elang melepaskan cengkraman nya dan membalikkan tubuhnya membelakangi Hana.
"Sungguh aku muak melihat pria seperti mu." Ucap Hana lalu keluar dari ruangan itu, dan menutup pintu dengan sangat kerasnya.
"Han.. Hana. Ada apa?" Tanya Widia saat Hana sudah keluar dari rumah megah milik Elang.
"Ayo kita pulang Wid." Ajak Hana tanpa menjawab pertanyaan Widia.
Widiapun langsung mengikuti langkah Hana,.
"Bagaimana dengam beasiswanya? Apa kau berhasil Han?"
"Lupakan beasiswa itu. Aku pun masih bisa bekerja untuk membayar uang kuliahku." Jawab Hana.
Mata Hana menatap lurus jalanan. Jantung Hana berdetak lebih cepat, bukan karena Hana jatuh cinta. Tidak! Tapi jantung Hana berdetak karena ia sangat marah. Hana sangat-sangat emosi melihat tingkah tuan kaya yang menurutnya sangat tidak manusiawi.
"Tuan.." Sapa Roy saat Hana sudah keluar dari ruangan Elang.
"Biarkan saja. Tapi tetap terus awasi wanita itu."
"Maaf tuan. Tapi kenapa harus nona Hana? Bukan kah banyak wanita lain di luar sana." Ucap Roy dengan hati-hati.
"Sudah aku bilang Roy. Dia mainanku dan hanya aku yanh boleh memainkannya. Dan mainanku tidak boleh di sentuh oleh orang lain."
"Baik tuan." Ucap Roy.
"Tidak seperti biasanya, apa tuan punya masa lalu dengan nona Hana?" Batin Roy
Karena bagi yang tidak mengetahui rasa sakitnya Hana, pasti akan mudah luluh dg perlakuan sepele Elang