Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 25
Setelah rangkaian acara pernikahan selesai, Jillian dan Dario resmi menyandang status suami istri, saat ini mereka melakukan sesi foto prewedding. Jillian kesal bukan kepalang sudah berulang kali ia dan Dario berpose sesuai perintah Fotografer Eleanor dan Bobby serta Jennifer selalu berkomentar tidak bagus berakhir di diulang lagi dan lagi.
" Kenapa merengut begitu wajahnya? tadi pagi aja masih senyum, masa udah jutek lagi. " tanya Dario yang menyadari perubahan wajah Jillian dan sikapnya.
Jillian melirik kesal pada Dario yang masih menggunakan Tuxedo dan Jaz warna putih senada dengan Pakaian Jillian.
" Aku kesal! hampir 2 jam gak ada satu pun foto yang diambil! selalu jelek lah, gak bagus pose nya lah! serba salah! yang foto prewed kita! kenapa mereka yang berkomentar!!! " keluh Jillian menggebu-gebu.
" Tenanglah, jangan emosi begitu tidak baik untuk kandungan mu." ucap Dario.
" Tapi aku kesal!!! " ucap Jillian mencak-mencak.
" Nanti saya bilang sama mereka, kamu gak usah marah-marah lagi. " ucap Dario.
" AYO PENGANTIN BARU! FOTO SEKALI LAGI! " panggil Tukang Fotografer tadi setelah diberi istirahat selama 10 menit.
Mereka kembali melanjutkan sesi foto entah sudah berapa puluh foto yang dihapus cuma-cuma. sesuai ucapan Dario, Jillian tampak puas dengan hasil foto mereka saatnya acara resepsi dimulai.
Beberapa kali Jillian menghela nafas, Dario menyadari perubahan sikap Jillian sudah hampir 1 jam mereka berdiri menyalami para tamu yang datang.
" Masih kuat berdiri gak? " tanya Dario.
" Capek banget Om Dokter. " keluh Jilllian mendaratkan bokongnya di sofa empuk.
Dario melirik arlojinya sudah waktunya makan malam, diliriknya lagi kearah Jillian.
" Kamu laper? "tanya Dario.
" Banget! " jawab Jillian.
" Saya ambilkan dulu, kamu duduk disini saja. " ucap Dario hendak pergi namun lengan nya ditahan Jillian seolah mencegahnya.
" Kenapa? " tanya Dario.
" Makan nya dikamar aja bisa kan? perut ku agak kram. " ucap JIllian.
" Ya sudah, sama-sama saja ke kamarnya. biar pelayan yang ambilkan makan. " ucap Dario memanggil salah satu pelayan pria disana Dario sedikit berbisik entah apa yang diminta nya yang pasti Jillian sudah tahu.
" Ayo. " ucap Dario membantu Jillian beranjak dari duduknya setelah pembicaraan nya dengan pelayan pria tadi yang sudah pergi.
Setelah sampai kamar hotel, Dario menyuruh Jillian membalikan badan nya. Jillian tidak mengerti tapi ia menuruti saja.
SRETT....
Resleting dress miliknya dibuka, Jillian baru paham ternyata Dario membantunya melepaskan pakaiannya. dilihatnya ada lapisan lagi didalam dress milik Jillian mata Dario menyipit curiga.
" Kamu pakai korset ya? " tanya Dario melihat Jillian yang tampak melepaskan aksesoris di rambutnya.
" Hehehehe, Iya. biar gak terlalu keliatan kalau lagi hamil. " jawab Jillian.
Dario menghela nafas lelah melihat kelakuan Jillian, pantasan sepanjang acara ia merasa aneh dengan bentuk tubuh Jillian yang berubah dan bodohnya lagi Dario tidak menyadari lantaran ia terlalu fokus para rangkaian acaranya.
" Gimana sekarang perutmu? masih kram atau udah gak ? " tanya Dario mendekati Jillian yang masih duduk di depan kaca.
" Masih, cuman gak terlalu sakit. " jawab Jillian.
" Berdiri, hadap saya." ucap Dario tegas.
" Eh, emang mau ngapain? Om dokter kan sudah bukain resletingnya. " ucap Jillian bingung.
" Hadap saya saja, tidak perlu protes. " ucap Dario.
Jillian berdiri menghadap pria itu yang sudah berstatus suaminya, di buka nya paksa baju Jillian membuat kancing-kancing bagian depan sebagian terbuka tanpa perasaan Dario menariknya hingga Dress nya terjatuh ke lantai.
" OM DOKTER!!!! " pekik Jillian kaget menutupi area ditubuhnya.
" Apa? cepat buka korsetnya, kamu ingin membunuh janinnya. " ucap Dario lagi.
" Ihhh!!!! doa nya gak bagus banget!!! " cibir Jillian menuruti ucapan pria itu.
" Sekarang berbaring, biar saya periksa perut kamu." ucap Dario membuka kopernya mengambil peratalan medisnya yang selalu ia bawa kemana-mana.
" Tapi, kenapa kamu memakai korset! seharian pula! " ucap Dario.
" Dibilang, biar gak kentara perutnya!!! " bela Jillian.
Jillian disuruh berbaring tanpa mengenakan pakaian hanya tersisa pakaian dalam saja, padahal JIllian sudah merengek ingin membersihkan diri dulu dan pakai baju tapi Dario memaksa nya untuk memriksakan sekarang.
Jadilah, Jillian terpaksa menuruti kemauan Dario. sumpah demi apapun Jillian sangat malu atas kondisinya yang saat ini dengan Dario yang memeriksa perutnya yang cukup dekat sampai-sampai Jillian terkadan menahan nafasnya saking dekatnya jarka diantara mereka.
" Om! masih lama kan? " tanya JIllian malu setengah mati.
Sedangkan, pria itu tidak ada reaks apapun Dario terlampau biasa-biasa saja ketika menyentuh perutnya disana-sini, agak kecewa sebenarnya melihat respon Dario terhadap tubuhnya.
" Gimana? masih sakit atau sudah tidak? "tanya Dario.
" Masih agak kencang, tapi udah gak sakit diawal. " ucap Jillian.
TOK...
TOK...
TOK...
" Sepertinya makan malam nya sudha sampai. "ucap Jillian lagi.
" Kamu tunggu disini, tutupi tubuhmu pakai selimut. " ucap Dario menarik selimut menutupi tubuh Jillian sampai batas leher.
" Aku tuh mau mandi Om Dokter! gerah. " ucap Jillian menyingkap selimut itu.
" Jangan dulu! hilangkan rasa kram diperut mu dulu, jangan beraktivitas dulu. "ucap Dario.
" Kalau gitu aku mau pakai baju. " Ucap Jillian hendak turun dari kasur.
" Gak! akan saya ambilkan, setelah saya ambil makan malam kita! jadi jangan kemana-mana tetap disitu! kalau melanggar ada hukuman nya!!! " ancam Dario beranjak dari duduknya menuju kearah pintu.
" Ihh! gak asik, kerjaan nya ancam mulu!!! " dengus Jillian tetap menuruti ucapan Dario.
Sesuai ucapan Dario, lelaki itu mengambilkan kaos dan celana pendek untuk Jillian kenakan dibantu pria itu tapi Jillian menolak keras bukan DArio namanya ia tidak berkeras hati turut membantu Jillian sampai makan pun mereka satu piring berdua suap-suapan.
Setelah selesai makan, beberapa menit kemudian Jillian langsung tertidur pengaruh dari obat yang diberikan dokter dan juga efek dari rasa lelah membuat ibu hamil jadi mudah tertidur. begitu juga dengna Dario menyusul mimpi Jillian.
Ia tidak perduli lagi bagaimana keadaan acara di loby hotel, biarkanlah itu jadi urusan para orang tua saja, mereka sudah lelah jadi bintang utama sejak pagi.
---
Hari pertama menjadi istri cukup membuat Jillian kaget, biasanya bangun pagi hari sendiri kini sekarang ia harus terbiasa jika kasur sebelah nya bergoyang dan tangan yang lemah yang memeluknya serta nafas yang teratur.
Jillian menggeliat merenggangkan seluruh otot badan nya yang terasa kaku, tanpa ia sadari kegiatan nya malah membawa lengah besar diperutnya bergeser ke puncak payudara nya spontan Jillian menampar wajah Dario.
PLAK...
" AWWWW!!!! " pekik Dario memegangi pipinya yang terasa panas dan sakit.
" Tangan Om mesum banget!!!! " seru Jillian menutupi area payusdaranya dengan kedua tangan nya.
" Hah? kamu ngapain teriak-teriak? emang saya ngapain? " tanya Dario yang masih belum menyatu nyawa nya.
" Emang dasarnya buaya gak mau ngaku! " ketus Jillian beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
BRAK...
Dibantingnya pintu kamar mandi itu, membuat Dario terlonjak kaget.
" Buaya? jenis umpatan apa itu? baru dengar. " gumam Dario.
"