“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29.
Wajah Gadisya nampak muram ketika Ponselnya berdering, lagi lagi ia harus menerima panggilan tersebut, panggilan dari seseorang yang tidak ia harapkan, apalah daya beliau orang tua yang harus dihormati, walau belakangan ini kalimatnya selalu terdengar menyakitkan di telinga hingga menusuk sampai ke hati.
Gadisya menarik nafas perlahan, sebelum menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Iya mah … " jawab Gadisya.
"Sudah kamu sampaikan keinginan mama?"
"Tidak mah, Gadisya mohon maaf sekali, tapi itu bukanlah urusan saya."
"Kamu yah, dasar tidak tahu diri, sia sia selama ini aku menganggapmu anak sendiri, ternyata kamu berhati busuk." Jawab wanita itu.
Gadisya hanya diam, bukan berarti dia takut, jika orang ini adalah teman sebaya nya dia akan balas memakinya, tapi bagaimanapun orang ini adalah orang tua yang harus dihormati.
"Silahkan, mama bebas menilai saya seperti apa, tapi jika mama sendiri tidak berani berhadapan dengannya, apalah saya yang baru saja mengenalnya, apalagi jika saya ikut campur pada masa lalu nya, masa masa saya tidak terlibat di sana."
Gadisya pun mengakhiri panggilan tersebut, dari pada hatinya semakin sakit, dan akan berimbas tidak ingin mengerjakan apa apa.
🌻🌻🌻
Jam 3 sore Gadisya tiba di apartemen, hal pertama yang terlihat ketika ia membuka pintu adalah, Suaminya tengah meringkuk di kursi meja makan, tak bergerak dan tak bergeser sedikitpun, wajahnya nampak pucat ketakutan, dan tatapannya nampak berbinar ketika melihat Gadisya membuka pintu.
Kevin segera turun dari kursi, dan memilih berdiri di balik punggung Gadisya, tentu Gadisya heran, dan bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.
"Oh ya Tuhan, aku bersyukur sekali kamu datang," ujar Kevin yang kini bersembunyi di balik punggungnya.
"Ada apa bang?" Tanya Gadisya heran, ini pertama kalinya Kevin bersikap seperti ini, dia seperti sedang ketakutan.
"Itu … di sana?" Kebin menunjuk ke arah lemari pendingin.
"Iya di sana?" Ulang Gadisya, "ada apa di sana?" Tanya Gadisya perlahan.
"Tadi … tadi ada makhluk menjijikkan." Adu Kevin.
gadisya terkejut, 'mungkinkah Kevin melihat penampakan?' pikirnya.
"Memang ada apa di sana bang?" Tanya Gadisya, ia pun mulai merinding ikuta merasakan ketakutan.
"Bagaimana bisa di apartemen ini ada makhluk itu, besok besok, kamu harus lebih menjaga kebersihan." Cecarnya.
"Iya, baik suamiku, aku akan menjaga kebersihan Apartemen ini, memang apa yang kamu lihat? Jangan menularkan ketakutanmu padaku." gadisya mulai tak sabar menghadapi Tingkah Kevin.
"Itu, tadi waktu aku selesai makan, aku berniat membersihkan dapur dan mencuci piring kotor, kemudian menyusulmu ke rumah sakit, tapi tiba tiba ada kecoa berlari ke arahku."
Kevin bercerita dengan ekspresi wajah yang menurut Gadisya sangat menggemaskan, benar benar jauh berbeda dengan Kevin garang yang ia jumpai di awal mereka menikah.
Gadisya tertawa terbahak-bahak, ia berjongkok di lantai sembari memegangi perutnya yang mulai terasa kaku.
"Jadi sejak selesai makan tadi, abang meringkuk di kursi itu, karena khawatir kecoa itu akan muncul kembali?"
"Iya…" jawab nya polos.
Gadisya menahan senyumnya
"Jangan tertawa, ini tidak lucu." Pekiknya.
Gadisya melipat bibirnya karena menahan senyuman, "iya baiklah, aku tidak akan tertawa lagi," namun sedetik kemudian Gadisya kembali tertawa terbahak-bahak.
Tentu saja hal itu membuat Kevin semakin kesal. "Iya … terus saja tertawa, menurutmu itu sesuatu yang lucu kan, tapi bagiku itu menakutkan." kevin mulai merajuk, sejak tadi ia Menantikan kepulangan istrinya, namun ketika istrinya tiba ia justru ditertawakan. "Benar benar menyebalkan." Gerutu kevin, ia kembali meringkuk di kursi, dengan ekspresi wajah ditekuk kesal.
Menyadari suaminya tengah merajuk, Gadisya pun ikut duduk di kursi, ia menarik kursinya hingga posisi mereka kini berhadapan, sangat dekat hingga mereka mampu merasakan hembusan udara dari indra pernafasan masing masing.
"Maaf,"
Cup.
Lagi lagi Gadisya memberanikan diri mencium pipi suaminya, "jangan marah lagi, tadi itu …"
Cup.
Kali ini Kevin yang membungkam bibirnya, hangat, lembut menyatu, hisapan ringan yang membuat keduanya terhanyut, walau terkejut, Gadisya menikmati nya, ini kali pertama dalam keadaan sadar Kevin me****t bibirnya, telapak tangan Kevin bergerak menahan tengkuk Gadisya tidak menjauh, semakin lama semakin intens, hingga kemudian terlepas karena suara berasal dari ponsel Kevin.
Keduanya nampak kikuk dan salah tingkah, Kevin nampak mencar cari asal suara ponselnya, setelah menemukannya ia pun berlalu menuju balkon, rupanya telepon dari rumah sakit, salah seorang dokter residen, tengah melaporkan kondisi pasien.
Usai menerima panggilan, Kevin menyandarkan punggungnya ke dinding.
Ia memegangi dadanya yang bergemuruh bagai genderang bertalu.
Akhirnya, sakit kepala yang ia rasakan sejak pagi, lenyap begitu saja, mungkinkah sakit kepala itu, bentuk kerinduannya pada Gadisya? Sungguh penyakit yang aneh.
(Othor ikut nyengir aaahh 😁)
Setelah 30 menit berada di balkon, Kevin pun kembali ke dalam apartemen, ia mencium aroma lily yang kini menjadi favoritnya, itu artinya Gadisya sudah mandi.
Tepat ketika Kevin hendak masuk ke kamar, Gadisya membuka pintu kamar, ia memakai piyama santai dengan rambut yang masih terbungkus handuk, Gadisya tersenyum sesaat sebelum melewatinya, kedua nya berdebar, karena itulah mereka sama sama diam tak bersuara.
Kevin langsung menuju kamar mandi, ia hendak mendinginkan sesuatu dalam dirinya yang kembali mendidih, menginginkan lebih dari pada sekedar ci*um*an, ia membiarkan air dingin membasahi dirinya, sejak pagi tadi ia merasa bingung dengan kondisi tubuhnya, bangun tidur tak bertenaga, kepalanya terasa pusing berdenyut, hanya berkurang sesaat ketika mendengar suara Gadisya dari telepon, kemudian ia hanya menginginkan mie instan buatan Gadisya, padahal jika ia mau ia bisa keluar sejenak mencari makanan yang ia inginkan, atau bahkan pulang, dan makan di rumah mommy Stella, namun sekali lagi jawabannya tetaplah sama, ia hanya menginginkan mie rebus instan buatan Gadisya.
(Sini lah bang, othor bikinin, hari gini ada orang gak bisa masak mie instan, cuma othor yang jahad ngerjain bang kepin 😂🤭, biar apa bang, biar makin nempel sama istri)
Sementara itu, Gadisya yang masih berdebar tak karuan, mencoba mengalihkan pikiran nakalnya, dengan melakukan aktivitas di dapur, ia membersihkan sisa kerusuhan yang dibuat oleh Kevin ketika memasak untuk pertama kalinya, setelah peristiwa yang terjadi beberapa saat lalu, Gadisya tak henti berdebar, jika berdiri di depan cermin pastilah nampak, wajahnya yang memerah seperti udang rebus.
Gadisya tak ingin munafik dengan menyangkal, ia benci dengan yang terjadi beberapa saat lalu, justru sebaliknya, tubuhnya merespon dengan baik, bahkan dengan mudah ia mengimbangi suaminya, semuanya mengalir secara natural, seolah hal itu sudah biasa mereka lakukan, di sela sela aktivitas mereka sebagai pasangan.
'Bang … jika sikapmu begitu manis, aku takut, takut semakin mencintaimu, dan tak rela melepaskanmu, setelah 3 bulan kita berlalu.' ujar Gadisya dalam hati.
.
💔😢
.
Dah yah, othor mau semedi dulu, cari ide yang manis manis buat bang Kepin, dan neng Gadisya 🧘
.
.
sampai jumpa esok di jam kunti
.
.
maaf yah, othor belum bisa up banyak, karena masih berkejaran dengan sepasang mantan, yang ingin segera othor tamatkan, biar gak terlalu panjang, sepanjang jalan kenangan 🙈💃🤓