Psikopat Gila Jatuh Cinta

\=\=\=\=\=\=\=\= • Next Story • \=\=\=\=\=\=\=\=

Sesampainya di sekolah Arlleta yang baru turun dari motornya Barra tentu menjadi pusat perhatian banyak murid di sekolahnya.

Barra yang paham hal itu melalui mata elangnya ia menatap tajam semua murid yang mencoba mengintimidasi Arlleta.

Dan hal itu membuat semua murid yang awalnya ingin bergosip mengenai Arlleta langsung di buat bungkam olehnya. Siapa yang tidak tahu Barra manusia tanpa hati dengan wajah dingin dan datar ia tidak pernah merasa iba pada siapapun.

Barra dan Arlleta berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Barra menyadari ada tatapan tidak suka dari seseorang yang ia kenal tapi Barra tidak menanggapinya.

'permainan akan dimulai saudara tiriku sayang' ucap Barra dalam hatinya.

Barra mengantarkan Arlleta hingga depan kelasnya selama perjalanan menuju ke kelas tidak ada satupun dari murid yang membuka suara.

Arlleta menyadari hal itu dalam pikirannya segitu menyeramkan seorang Barra hingga tidak ada yang berani padanya.

"Arlleta" panggil Rossa yang berdiri di depan pintu kelasnya.

"Ros" balas Arlleta.

Karena sudah sampai di kelasnya Arlleta Barra tanpa berkata apapun ia berbalik badan dan menuju dimana kelasnya berada.

"Ngapain itu cowok" tanya Rossa

"Nggak ada apa-apa Rossa, Rania udah datang belum" sahut Arlleta sambil mengalihkan perhatian Rossa.

"Belum paling bentar lagi" jawab Rossa.

Sementara di dalam kelasnya Barra, Barra sudah duduk di kursinya bersama tiga sahabatnya. Suasana kelas tampak lenggang karena hanya ada mereka berempat di dalam kelas itu.

"Gimana si Wildan udah berangkat belum" tanya Barra

"Udah aman dia di ruang kepsek sekarang" ucap Gabriel.

"Gue lihat Michael di area parkiran" ucap Barra tiba-tiba dan membuat yang lain terkejut.

"Lo nggak baku hantam kan boss" ucap Bastian.

"Ya nggaklah secara ada Arlleta" jawab Barra dengan santai.

Sementara di ruangan kepala sekolah Wildan yang sedang menyamar sebagai murid baru tampak tenang setelah ia berbicara dengan kepala sekolah mengenai keinginannya.

Michael yang baru masuk keruang kepala sekolah langsung menarik perhatian Wildan pasalnya ini kali pertama ia bertemu dengan sosok saudara tiri dari Barra.

"Kalian akan masuk di kelas yang sama jadi silahkan ikuti saya" ucap seorang guru yang baru saja dipanggil oleh kepala sekolah.

Wildan dan Michael berjalan beriringan dan melewati kelas Barra. Wildan memberikan kode pada Barra dan ketiga sahabatnya dengan bahasa isyarat.

Barra yang melihat itu langsung menyeringai menatap punggung Wildan dan Michael yang berjalan menjauh menuju kelas Arlleta.

"Lo lihat boss Wildan pasti bisa bantuin kita" ucap Bastian

"Hmmm, ini masih permulaan tetap waspada" jawab Barra.

Didalam kelas Arlleta suasana menjadi hening lantaran guru yang datang membawa dua murid baru yang mana keduanya berparas tampan rupawan, mengalihkan perhatian semua murid di dalam kelas dengan seketika.

Banyak gadis-gadis di dalam kelas itu yang langsung jatuh hati pada kedua pria berparas tampan tersebut.

"Silahkan perkenalkan diri kalian" ucap wali kelas yang berdiri di depan kelas.

"Perkenalkan saya Michael murid pindahan dari New York"

"Saya Wildan murid baru dari Singapura" ucap Wildan dengan santai.

Setelahnya guru yang mengajar yang kebetulan adalah wali kelas mereka menyuruh Wildan dan Michael untuk duduk di bangku yang kosong.

Wildan dengan cepat ia duduk di sebelah Rania yang artinya ia duduk di belakang Arlleta. Rania tidak menaruh curiga pada Wildan sebab Wildan biasa-biasa saja dan terlihat sopan.

"Bolehkan gue duduk disini, karena gue lihat disini bangku yang kosong" ucap Wildan

"Iya duduk aja lagian pemilik sebelumnya udah cabut" ucap Rania

"Gue Wildan, nama lo siapa" tanya Wildan basa basi pada Rania padahal ia sudah mengetahuinya dari Barra dan sahabatnya.

"Gue Rania dan mereka berdua sahabat gue" ucap Rania sambil menunjuk Rossa dan Arlleta.

"Salam kenal, dan semoga kita bisa berteman baik" ucap Wildan.

Disisi lain Michael terus memperhatikan Arlleta tanpa mencurigai pergerakan Wildan yang mendekati Arlleta melalui Rania.

'Bolej juga ceweknya Barra' gumam Michael dalam hatinya.

Michael yang terus menerus memperhatikan Arlleta justru membuat Arlleta merasa tidak nyaman. Ia juga bercerita pada teman baru mereka yaitu Wildan.

"Apa yang terjadi" tanya Wildan pada Arlleta yang berdiri tidak jauh darinya.

"Tatapan pria yang masuk bersama dengan mu itu membuatku tidak nyaman" ucap Arlleta.

"Kalau begitu kamu menjauh darinya jangan dekati dia" saran Wildan.

"Benar yang Wildan ucapkan dia bisa saja memiliki niat tidak baik padamu Leta" sahut Rania.

"Ya aku juga merasa tidak suka dengan anak baru itu, sedari tadi ia menatap mu tanpa henti Leta" balas Rossa.

"Sebaiknya kamu jangan pergi sendiri-sendiri Arlleta, sebaiknya ada teman yang menemanimu" Wildan kembali memberikan saran yang di anggukkan oleh Rossa dan Rania.

Sebenarnya saran demi saran yang Wildan berikan itu memang salah satu dari rencana Barra dan sahabatnya. Tujuan utama mereka adalah membuat Arlleta aman dari Michael tanpa sepengetahuan Arlleta sendiri, oleh sebab itulah Wildan harus mampu masuk dalam pertemanan Arlleta, Rossa dan Rania.

Usaha Wildan ternyata tidak sia-sia, Wildan masuk dalam pertemanan ketiga gadis itu bahkan mereka bertiga tidak segan-segan mengajak Wildan untuk ikut dalam acara mereka.

"Wildan kamu tinggal dimana" tanya Rossa saat mereka sedang berada di kantin sekolah.

"Aku tinggal bersama sepupu ku, tidak jauh dari sekolah ini" jawab Wildan sambil menyedot minuman yang ada di hadapannya.

"Orang tuamu kemana kalau boleh tahu" tanya Arlleta.

"Orang tua ku sudah lama meninggal dunia, aku di titipkan pada sahabat kakek ku" Jawab Wildan apa adanya.

"Kita sama Wildan aku juga sudah tidak memiliki mereka sejak lama" sahut Arlleta.

"Ngomong-ngomong Lo beneran mau cari kerjaan Let" tanya Rania tiba-tiba.

"Iya Ran, kalau gue hanya mengandalkan uang saku dari beasiswa lalu kontrakan gue mau di bayar pakai apa" jawab Arlleta.

"Kamu butuh pekerjaan, kalau kamu mau aku bisa kenalkan kamu pada salah satu temanku kebetulan ia sedang mencari karyawan" ungkap Wildan.

"Benarkah aku mau Wildan, kapan kita akan menemui teman mu itu" sahut Arlleta.

"Nanti aku atur dulu jadwal pertemuan dengannya" balas Wildan kembali.

Trinnnng...

Bel istirahat selesai, mereka dan murid-murid lainnya bergegas menuju kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Wildan selalu berada di antara ketiga gadis itu jadi tidak ada cela untuk Michael mendekati Arlleta. Michael yang tidak bisa mendekati Arlleta di buat kesal, dan ia sedang merencanakan hal licik lainnya.

Sementara Wildan mengirimi pesan singkat pada Barra, ia memberitahukan Barra bahwa Arlleta memiliki niatan untuk mencari pekerjaan.

...****************...

...****************...

...****************...