My Wife My Enemy

Kinan melihat Bintang yang baru saja menghentikan motor nya di parkiran dengan memboncengkan Eva.

Kebetulan dia juga baru saja turun dari mobil mamanya dan masih berdiri di depan gerbang sehingga bisa melihat mereka.

"Idih... Sok romantis banget, mana pakai helm itu lagi... Katanya di kasih ke gue..." gumam Kinan melihat Eva yang memakai helm dari Bintang yang katanya dikasihkan ke dirinya saat pulang dari kemah itu.

Memang kemarin, saat Kinan berangkat dijemput Bintang, tapi pulangnya nebeng Dara, helm yang dia letakkan di motor Bintang belum sempat dia ambil.

Tiba-tiba Kinan mendapatkan tepukan pelan di pundaknya membuat dia menoleh.

"Woy... Ngalamun aja !" sapa Dara dengan girangnya.

"Lo bikin gue kaget aja Ra..." Kinan mengusap dadanya pelan.

Kinan teringat sesuatu dan menoleh ke belakang Dara.

"Apa?" tanya Dara bingung melihat Kinan yang sedang mencari sesuatu.

"Lo dianter kak Bayu gak sih? Mana dia?" tanya Kinan.

"Iya barusan aja pergi, gue panggil-panggil dari sana lo gak noleh-noleh." seru Dara menunjuk tempat dimana Bayu menghentikan mobilnya.

Kinan pun mendesah kecewa.

"Ya udah deh... Yuk ke kelas aja..." Kinan menggandeng tangan Dara.

Dara hanya mengendikkan bahu nya acuh melihat ekspresi Kinan yang berubah.

"Sarapan dulu gak Ra?" tanya Kinan melirik ke Dara.

"Boleh deh... Beli susu jahe anget enak nih pasti." seru Dara.

Mereka berdua pun membelokkan arah ke kantin, dan memesan 2 cangkir susu jahe anget dan sepiring gorengan anget yang cocok dimakan saat pagi hari yang masih berkabut seperti saat ini.

Which is gorengan memang sudah merakyat, hingga di kampus favorit seperti universitas Adi Jaya pun, gorengan menjadi cemilan yang di gemari oleh segelintir mahasiswa.

Kinan dan Dara memilih tempat duduk yang masih kosong. Sembari menunggu pesanan mereka selesai, Kinan mengirimkan pesan kepada Nala, menanyakan apakah dia sudah sampai atau belum.

Kemudian beralih menatap Dara yang sedang melihat layar laptop nya.

"Ra... Lo yang kasih nomor gue ke kak Bayu ya?" tanya Kinan.

"Eh iya iya... Kemarin Kak Bayu minta nomor lo ke gue, entah mau buat apa... Hmm... Emang dia kirim pesan ke elo Kin?"

Kinan mengangguk.

"Dia undang gue ke ultahnya dia sabtu malam."

Dara menghentikan kegiatan tangannya yang sedang mengetik di keyboard laptop.

"Serius kak Bayu kirim pesan kayak gitu? berarti lo dapet undangan khusus dong dari dia..." ucap Dara yang merasa heran kepada kakaknya.

"Seharusnya kan bisa titip gue biar di omongin ke elo... Nyatanya dia bilang sendiri, berarti mungkin lo spesial buat dia... Kak Bayu suka sama elo kali..." goda Dara sembari menaik turunkan alisnya.

Kinan pun terkekeh.

"Beruntung banget dong kalau gue di suka in sama kaka Bayu... Udah tampan, kaya, lebih dewasa dari gue... Uh, kurang apa lagi coba..." seru Kinan membuat Dara ikutan terkekeh.

"Bagus deh kalau misalkan kalian jadian... Gue tenang kalo punya kakak ipar kayak lo." ucap Dara membuat Kinan tersipu.

"Idih... Memerah... Lo juga suka ya sama kak Bayu, hayo ngaku !!" seru Dara sambil menunjuk nunjuk Kinan.

Kinan hanya menampilkan cengirannya.

"Masih sekolah kita Ra... Udah ngomongin nikah-nikah..." ucap Kinan.

"Kita ini udah kuliah Kin,bentar lagi lulus. Masa disebutnya masih sekolah sih... Anak sekolah dong jadinya..." Sahut Dara diakhiri kekehannya.

Pesanan mereka pun datang. Perlahan mereka menyeruput susu jahe anget yang masih mengepul, dan mencomot sebuah gorengan.

"Perpaduan yang the best banget lah ini." gumam Dara menunjuk susu jahe dan sepiring gorengan yang sedang mereka makan itu, Kinan pun setuju mengiyakan.

"Oh iya Ra, nanti selesai kelas kita nge mall dulu yuk, beli baju buat besok ultah kakak lo !" ajak Kinan.

"Hmm, boleh deh... Nanti kita ajak Nala juga." jawab Dara.

"Sip...!!" Kinan mengacungkan jempolnya.

Sedangkan di lain tempat, Bintang yang baru saja mengantarkan Eva ke kelas nya, berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya.

Sebenarnya, Oma nya sudah selesai memasakkan sarapan untuk Bintang, tapi karena Eva yang mengiriminya pesan ada kelas di jam yang lebih awal, Bintang pun memilih untuk sarapan di kantin agar tidak terlambat menjemput kekasihnya itu.

Bintang mengedarkan pandangan dan melihat Kinan yang sedang duduk disalah satu meja kantin bersama Dara.

Bintang pun menghampirinya dan duduk di sebelah Kinan.

Kinan dan Dara menoleh ke arah Bintang sejenak.

"Gue gabung ya Kin, Ra." ucap Bintang berbasa basi sambil menampilkan senyum nya.

"Mana pacar lo? Gak bisa nemenin lo sarapan ya?" tanya Kinan dengan nada mengejek.

Bintang menanggapi ledekan Kinan dengan santai.

"Cewek gue mah rajin, jam segini udah sibuk belajar. Gak kayak lo yang masih nongkrong di kantin." ucap Bintang membuat Kinan mendelik sedangkan Dara hanya tertawa pelan.

"Terus apa bedanya gue sama elo? Orang lo juga masih nongkrong disini !"

"Ya beda lah, gue kan cowo, dan lo cewek. Wajar-wajar aja kalau cowo agak gak rajin mah !" balas Bintang membuat Kinan tertawa sumbang.

"Dasar gak jelas !" Kinan menyeruput susu jahe nya untuk melegakan tenggorokannya yang habis berdebat dengan Bintang.

Bintang mencomot sepotong gorengan milik Kinan dan Dara, membuat keduanya melirik sekilas.

"Biarin Ra, ntar Bintang yang bayar." ucap Kinan

"Iya, santai... Gue bayarin se kantin-kantin nya juga mampu kok !" ucap Bintang dengan senyum sombongnya.

"Tuh Ra... Udah mulai kumat nih kesombongan nya, kita pergi aja yuk...!" ajak Kinan, dan Dara hanya mengangguk setuju.

"Eh bentar dong !" Bintang menahan pergelangan tangan Kinan.

"Makanya gak usah sombong... Lo kira kita orang miskin... Kita juga anak orang kaya kalik !!" balas Kinan dengan senyum sombongnya.

Dara hanya terkekeh melihat Kinan yang menggebu gebu. Dia kembali fokus menatap layar laptopnya.

"Iya deh... Iya in aja biar lo seneng !!" sahut Bintang.

Kinan pun tertawa dan kembali mendudukkan dirinya.

"Eh Kin, besok ortu gue sama Bulan mau kesini, lo main ya kerumah oma gue !!" pinta Bintang.

"Hm... Maaf banget nih, gue udah ada urusan yang lebih penting daripada itu." jawab Kinan.

"Emangnya apasih yang lebih penting, palingan cuma tidur kan !"

Seketika Bintang teringat sesuatu.

" Ya iyalah tidur, emang mau ngapain lo di malam minggu, orang gak punya pacar, hahaha !" ledek Bintang.

"Si*lan lo ... Nih ya gue kasih tau, besok malam gue diundang sama gebetan gue ke acara ultahnya dia." ucap Kinan dengan bangga.

Dara melirik ke arah Kinan, dan Kinan mengedipkan matanya, membuat Dara faham kalau Kinan sedang ingin membuat Bintang kesal.

"Dih... Gue gak percaya !" seru Bintang.

"Ya terserah... Gue juga gak butuh kepercayaan lo kok !" balas Kinan sengit.

Bintang pun melirik nya kesal.

"Sewot amat !" gumam Bintang pelan namun Kinan masih bisa mendengarnya.

Kinan menjulurkan lidahnya ke arah Bintang dengan senyum nya yang puas.

"Terus ngapain tadi malem lo kirim ke gue stiker b*bi, hah?" tanya Bintang.

"Ya.... Nggak papa... Cocok aja gitu sama lo !!" ucap Kinan membuat Bintang mengangakan mulutnya.

"Kurang ajar lo !!"

Bintang akhirnya terkekeh melihat Kinan yang terang terangan mengejeknya tanpa rasa sungkan.