" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Bayi gemoy
" Ehhhh, tuh kan kamu yang Bocil gatel masa mau liat sesuatu di dalam boxer Saya" tawa Zain menepis tangan Aya yang terlihat begitu penasaran ingin melihat adik yang Zain katakan.
" Ihhhh,, mana ada Aya mau liat punya Daddy, Aya kan cuma mau liat Adik yang Daddy bilang " kata Aya dengan polosnya mengatakan maksudnya sambil terus menatap penasaran.
" Astaga " Zain memegang perutnya yang tiba-tiba kram karena menahan tawa mendengar betapa polosnya istri kecilnya yang tak kunjung mengerti apa yang Zain maksud .
" Adik apa sih Daddy ?" tanya Aya lagi yang benar-benar penasaran .
" Kamu beneran ingin tau?" tanya Zain yang diangguki Aya yang memang begitu penasaran duduk di sebelah nya.
" Ada syaratnya?" ucap Zain.
" Apa ?" tanya Aya langsung.
" Kalau liat harus di pegang " ucap Zain mengangkat kedua alisnya.
" Dia manja ya Daddy?" tanya Aya lagi dengan polos yang diangguki Zain .
" Iya nanti Aya pegang , cepatlah" tak sabaran Aya saking penasarannya dengan apa yang disembunyikan Zain dalam boxer nya sampai ketika Aya tendang kata Zain adiknya sakit .
" Akkkk," teriak Aya langsung menutup mata begitu dilihatkan oleh Zain lalu berlari keluar sekencang-kencang nya .
" Benar-benar Bocil lucu " senyum hangat Zain menatap Aya yang sudah lari sambil terus berteriak.
" Hehehe nggak apalah dia liat kan istriku " kekeh Zain masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya .
Selesai mandi Zain memakai pakaian santainya lalu keluar kamar mencari Aya yang keluar tidak masuk lagi kedalam kamar .
Zain menahan senyum menatap Aya yang awalnya berbaring disofa sambil nonton TV kini berbaring menghadap ke sandaran sofa begitu melihat Zain datang .
Aya sampai menutup wajahnya dengan kedua tangan agar tak melihat Zain , mungkin gadis kecil itu masih terbayang hal vulgar yang baru saja Zain lihatkan padanya .
" Bocil Saya lapar " ucap Zain yang berdiri mengelus perutnya namun Aya hanya diam saja tetap dalam posisi yang sama .
Zain menghampiri Aya lalu duduk di dekat kaki Aya sambil mematikan TV.
" Haaa ,,, Aya kan mau nonton Daddy film nya masih ada iklan" rengek Aya berbalik menghadap Zain yang mematikan tv .
" Tidak dengar kalau Daddy lapar?" tanya Zain dengan bahasa yang mulai lebih bersahabat tidak lagi formal .
" Ya makan lah " jawab Aya terus memalingkan wajahnya tak mau menatap Zain, entah kenapa setiap Aya menatap wajah Zain yang terbayang malah hal tadi oleh nya .
" Ayo kita masak " ajak Zain agar lebih dekat lagi dengan Aya, setelah Zain pikir ternyata mereka sering berantem karena memang tidak akrab sehingga tidak bisa memahami satu sama lain .
" nggak mau " tolak Aya kembali berbaring menghadap sandaran sofa membelakangi Zain yang duduk di dekat nya .
" haduh Bocil baru liat aja udah trauma apalagi ,,," belum selesai ucapan jahat Zain Aya sudah duduk dan mempelototi Zain .
" Ehhhh diam Aya takut bayangin nya" teriak Aya dengan jujurnya yang membuat Zain tergelak seketika.
" Ihhh nggak,,, nggak mau " geleng kepala Aya terus berteriak menutup wajahnya dengan tangan .
" Berarti Bocil ini tau kalau sudah menikah melakukan hubungan seks " batin Zain disela senyuman lebarnya memandang istri kecilnya yang begitu lucu .
" Daddy tidak akan melakukan nya " kata Zain mengelus kepala Aya agar tenang dan tidak takut.
" tidak akan melakukan nya?" ulang Aya menatap Zain.
" Iya " ucap Zain agar Aya tenang, tapi bukan nya tenang Aya malah menjadi murung membuat Zain heran .
" loh kok malah sedih ?" tanya Zain balik mengelus punggung Aya .
" Daddy jahat " ucap Aya menatap Zain sebal .
" Lah jahat gimana?" tanya Zain menarik nafas panjang, jujur saja kadang dia memang sedikit sulit memahami perasaan dan apa yang Aya pikirkan.
" Aya kan mau dedek bayi, kalau Daddy nggak mau jadinya Aya nggak ada dedek bayi dong " ucap Aya dengan lugunya menatap Zain dengan sedih berharap Zain mengubah keputusan nya.
Seketika Zain kehabisan kata hingga dia hanya bisa tersenyum lalu tertawa mendengar jawaban istri kecilnya.
" Tadi katanya takut ?" tanya Zain lagi menaikkan sebelah alisnya.
" ya kan takut bukan berarti nggak mau dedek bayi " kata Aya dengan gemas yang sangat suka anak kecil hanya saja dia tak punya adik padahal sejak kecil sangat pengen .
" Jadi mau Daddy hamili?" tanya Zain yang diangguki Aya dengan cepat , membayangkan bayi gemoy yang akan dia ajak main setiap hari .
" Tapi bisa nggak Daddy hamil nya tanpa harus melakukan hal itu " kata Aya yang membuat Zain melotot .
" enak aja begitu , ya nggak bisa lah " jawab Zain dengan jengkel bisa tersiksa lahir batin dia kalau begitu .
" Kayak bayi tabung itu" kata Aya mengatakan suatu hal yang walaupun dia juga tak mengerti secara keseluruhan.
" nggak,,, Daddy mau menanam langsung setiap hari sampai jadi bukan di bantu orang lain " ucap Zain dengan ucapan menjurusnya .
" lagian bayi tabung itu sering gagal dan satu lagi mau kamu di operasi?" tanya Zain menakut-nakuti Aya walaupun sebenarnya tidak lah begitu .
" enggak Aya takut jarum suntik " ngeri Aya mendengar ucapan Zain .
" nah itu, program bayi tabung banyak suntik nya " kata Zain yang membuat Aya menjadi ngeri sendiri .
" Itulah mending Daddy aja yang langsung masukin dedek nya kerahim kamu " ucap Zain dengan begitu transparan pada istri kecilnya yang memang masih polos itu .
" tapikan sakit juga Daddy , mana muat " ucap Aya lagi yang membuat Zain geleng kepala dengan kejujuran istrinya atas apa yang dia pikirkan .
" kata siapa sakit , enak Sayang" ucap Zain memberikan kata pasti yang membuat Aya langsung berpikir ulang .
" kalau sakit nggak mungkin dong pasangan sering melakukan nya" ucap Zain memberikan logika.
" iya juga, Tunggu Aya tamat kuliah ya Daddy baru kita buat dedek " kata Aya dengan senang nya berlari ke kamar untuk mengganti seragam olahraga sekolah yang masih di pakainya.
Zain yang ditinggal Aya sendirian itu masih melek mendengar kata tamat kuliah dari Aya .
" Daddy mau makan apa?" tanya Aya yang sudah memasuki dapur itu .
Zain menghampiri Aya kedapur " Ayo kita masak bersama" kata Zain yang sudah membuka kulkas .
" emang Daddy bisa masak ?" tanya Aya yang bersandar ke meja itu .
" Kamu meragukan Daddy?" tanya Zain mengangkat Alis nya.
" Tuhhh,, kan Daddy bukan mafia soalnya bisa masak " batin Aya berkesimpulan.
" malah bengong " senyum lebar Zain mencubit hidung pesek Aya yang malah terpaku menatapnya.
" yaudah masak telur ceplok aja " kata Aya.
" kamu sedang meminimalisir resiko ?" tawa Zain mendengar permintaan Aya hanya telur ceplok.
" iya lah nanti gosong lagi kayak kaki pacar Daddy , muka aja yang putih " jawab Aya dengan senyum mengejek nya ,entah kenapa Aya suka sekali berantem dengan Zain .
" Dari pada pacar kamu hitam merata" jawab Zain dengan tak kalah mengejeknya.
" ihhh sialan , mulut Daddy yaa" teriak Aya berjinjit menarik rambut Zain .