Baby Girl

Pagi hari Arsen sudah bergegas pergi kekantornya. Tiba di kantor Arsen langsung di sambut ramah oleh para karyawan nya, sesekali Arsen menyapa karyawan nya dengan menganggukan kepala.

Ting

Lift berhenti di lantai atas tepat ruangan Arsen berada.

Arsen masuk ke dalam ruangan nya lalu mendudukan bokong nya di kursi kebesaran nya. Tak lama Kevin masuk ke dalam ruangan Arsen.

Kevin datang untuk menyerahkan beberapa berkas hasil meeting kemarin yang di wakilkan oleh dirinya.

O

"Apa yang kau temukan tentang Alisya, No" tanya Arsen.

"Saya sudah merangkum nya di dalam map itu tuan" jawab Nino sambil menunjuk sebuah map yang berisi informasi tentang Alisya.

"Bacakan No" titah Arsen sambil mendorong map nya ke arah Nino yang telah duduk di hadapan nya. Lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Nona Alisya merupakan anak yatim piatu dari keluarga Alghifari tuan, orang tuanya meninggal di saat nona Alisya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, semenjak kematian kedua orang tuanya nona Alisya hidup sebatang kara dan dia tinggal di sebuah kontrakan. Bersyukur Nona Alisya selalu dapat beasiswa karena kecerdasaan nya, sehingga ia masih bisa melanjutkan pendidikan ny, meskipun selalu di bully dan di acuhkan nona Alisya tetap semangat meneruskan pe dididkan nya. Dia bekerja paruh waktu di sebuah cafe untuk menyambung hidup nya." ucap Nino

Nino berhenti sejenak dan melihat ekspresi bos nya itu, Arsen terlihat begitu serius menyimak cerita Nino.

"Lanjut Nino" titah Arsen.

"Ketika lulus nona Alisya dapat beasiswa untuk masuk keperguruan tinggi, namun naas nona Alisya di DO dari kampus nya karena terkena skandal" ucap Nino menghela nafas panjang, dia begitu berat membaca di part itu.

"Skandal apa maksudmu No" tanya Arsen mengeryit.

"Nona Alisya di jadikan bahan taruhan oleh putra sulung keluarga Dinata dan teman-teman nya tuan, sehingga menyebabkan dia hamil, namun ketika minta pertanggung jawaban mereka malah menghina nya, dan menyebarkan foto vulgar nona Alisya di papan informasi yang ada di kampus, sehingga pihak kampus mencabut beasiswa nona Alisya dan juga di Do" terang Nino menghela nafas berat, kevin tak menyangka ternyata di dunia ini ada pria bejat seperti itu

Arsen melihat itu mukanya langsung merah, rahang Arsen mengeras dan giginya begemeletuk, bahkan kedua tangan nya mengepal hingga buku tangan nya memutih.

"Brengsek!" umpat Arsen memukul meja Membut Nino terlonjak kaget. Ada apa dengan bos nya ini sebenarnya, apa bos nya ini memiliki perasaan kepada nona Alisya atau hanya rasa iba saja. Pikir Nino.

"Terus apa keluarga Dinata tahu tentang kelakuan bejat putra nya itu No" tanya Arsen dengan sorot mata tajam.

"Keluarga Dinata sudah bertemu dengan nona kecil Reva tuan, namun mereka masih belum yakin kalau itu anak tuan Erik. Maka nya mereka sedang mengirim orang untuk mengintai restoran nona Alisya, untuk mengambil sample rambut nya untuk melakukan test DNA" terang Nino.

"Tapi saya mendengar desas desus dari beberapa orang, keluarga Dinata akan melakukan perjodohan bisnis dengan keluarga Hendrawan tuan" lanjut nya lagi.

"Tutup semua akses Reva dan Alisya, No !, Jangan biarkan keluarga Dinata mendapatkan informasi secuil apa pun tentang Reva" titah Arsen.

"Aku tak menyangka di balik sikap tenang dan ceriamu ternyata kamu menyimpan begitu banyak kesedihan dalam hidupmu. Tetaplah jadi wanita yang kuat karena mulai sekarang aku akan melindungimu dan juga putri kecilmu itu" Arsen bermonolog.

"Kirim beberapa bodyguard bayangan untuk menjaga mereka dan juga untuk megawasi restoran milik Alisya." perintah Arsen pada Nino.

"Baik tuan" jawab Nino kemudian beranjak meninggalkan ruangan Arsen.

"Aku tak akan membiarkan pria badjingan itu dan juga keluarga nya menyakiti Alisyaku lagi" gumam Arsen.

*

*

*

Keluarga Dinata sedang berkumpul di meja makan melakukan sarapan bersama. Setelah usai opa Aldrik mulai membuka pembicaraan.

"Kita akan melakukan makan malam dengan keluarga Hendrawan, untuk membahas pertunangan Erik dan juga Viona" ucap Aldrik.

Erik yang mendengar pun langsung mengepalkan tangan nya di balik meja.

"Kenapa mesti secepat ini opa" tanya Erik

"Lebih cepat lebih baik" jawab Aldrik singkat. Sebenar nya Aldrik mempercepat pertunangan ini karena dia tidak mau nantinya jika kebenaran tentang Reva terungkap, Aldrik takut akan mempengaruhi perjodohan ini.

Maka nya sebelum orang suruhan nya bisa mendapatkan apa yang dia perintahkan, dia akan terlebih dahulu mengadakan pertunangan Erik. Dengan begitu status Erik dan Viona jelas, jadi sewaktu-waktu kebenaran tentang Reva terungkap Alisya tidak akan bisa minta pertanggung jawaban untuk menikahinya. Dengan alasan Erik sudha mempunyai tunangan. Begitulah pemikiran licik seorang Aldrik.

"Kenapa jadi begini Opa, Dad?" tanya Rani. Rani kurang setuju dengan keputusan opa nya dan juga keluarganya.

"Jadi begini kenapa nak" tanya David.

"Jika kak Erik menikah, terus gimana dengan nasib anak itu ketika ternyata dia memang anak kandung kak Erik" sahut Rani.

"Meskipun aku tidak menikah dengan Viona, aku tetap tidak akan menikahi wanita miskin itu Rani" sahut Erik dengan penuh penekanan. Jawaban Erik membuat Aldrik puas.

"Kau terlalu pengecut jadi seorang laki-laki kak, apa yang akan kakak lakukan jika ternyata wanita yang kakak bilang miskin itu melahirkan keturunanmu" ucap Rani sinis.

"Aku tak akan sudi mengakui dia sebagai keturunanku, jika kalian memaksa pun aku tak akan mengakuinya, apa lagi lahir dari rahim wanita miskin itu" Sahut Erik tanpa rasa bersalah.

"Semoga kamu tidak akan menyesalinya kak, dan untukmu Dad, Mom, Rani sangat kecewa dengan keputusanmu" ucap Rani dengan tatapan penuh kecewa kepada kedua orang tuanya dan juga kakak nya. Rani berdiri dan akan beranjak dari meja makan tersebut.

"Rani tetap duduk di tempatmu" titah David. Namun Rani tak memperdulikan nya.

Gilang yan khawatir akan mempengaruhi kehamilan istrinya itu akhirnya pergi menyusulnya, dia juga tidak begitu suka dengan sikap mertuanya.

**Bersambung

Happy reading guys🙏**

"