Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bulan Madu?
Ivan menatap istrinya, seolah dia menunggu jawaban dari bibir Viola. Viola yang mengerti ditatap seperti itu, memberikan senyuman kecil.
"Baik, tapi ada sedikit masalah. Sedikit..." Ucap Viola sambil memperagakan dengan jarinya.
"Baiklah, aku senang kau bisa mengatasi nya." Viola menatap Ivan yang mengacak gemas rambutnya.
"Tentu saja, aku ini sudah besar." Ucap Viola dengan bibir mengerucut.
"Siapa yang bilang kau kecil?" Balas Ivan menatap gemas istrinya.
"Itu kau yang bilang!" Ucap Viola membuat Ivan tertawa gemas.
"Istriku ini pandai sekali." Sambung Ivan, dia melangkah untuk melihat gelang-gelang istrinya yang masih tersisa.
Viola melihat apa yang dikerjakan oleh suaminya itu. Bibir nya ingin mengatakan sesuatu, tapi dia tahan sejenak.
"Ingin bicara apa?" Viola terkesima mendengar ucapan Ivan. Suaminya itu tidak menatap dirinya, tapi bagaimana bisa dia tau.
"Apa terlihat dari wajah ku?" Ucapnya sendiri dengan pelan.
"Ada apa?" Bibir Viola jadi membulat, ketika Ivan kembali di depannya.
"Kenapa kau cepat sekali?" Tanya Viola yang tampak mengukur jarak dari posisi Ivan sebelum nya.
"Kau yang melamun istriku." Jawab Ivan.
"Jadi, apa? Kau ingin mengatakan apa?"
"Itu... Masalah kita ke kota." Ucap Viola.
"Kenapa? Mau dipercepat?" Ucap Ivan, tapi Viola menggeleng pelan.
"Bukan, tapi apa kau yakin uang mu cukup? Untuk kita ke sana dan membeli ponsel?" Tanya Viola dengan hati-hati.
"Kau masih ragu?" Tanya Ivan membuat Viola mengangguk cepat.
Ivan terdiam sejenak, tapi tatapannya begitu lembut menatap Viola. Tak lupa dengan wajahnya yang dihiasi oleh senyum. Ivan menuntun Viola untuk duduk di sebelah nya.
"Dengar... Jika aku mengatakan sesuatu... Terlebih menjanjikan mu sesuatu. Itu artinya aku sudah mempertimbangkan nya dan memiliki nya. Dan tidak ada masalah yang akan terjadi karena itu." Viola diam sambil mendengar penjelasan suaminya.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal yang lain. Perkebunan, makan kita atau apapun itu. Semuanya sudah ada Viola." Jelas Ivan kembali.
"Tentu aku kepikiran akan itu. Kita sudah belanja banyak, membeli barang yang tidak terduga. Perkebunan kita juga belum menghasilkan." Ujar Viola mengutarakan hal yang membuat dirinya risau.
"Aku hanya tidak ingin... Kau memanjakan ku, dengan keadaan kita yang terbatas." Cukup bagi Viola, di tubuh sebelumnya dia dimanjakan dengan kemewahan.
Ivan menyentuh lembut dagu Viola. Membuat manik istrinya bertemu kembali dengan manik nya. "Kita punya itu. Dan juga tabungan nya, ingat kalung yang aku jual?" Viola mengangguk pelan karena ingat dengan itu.
"Ya, kau menjual nya. Tapi apa harga nya...."
"Iya, itu sangat banyak. Cukup untuk kita, jadi jangan berpikir yang lain lagi. Itu hanya menambah pikiran mu saja. Dengar Viola, uang yang aku keluarkan... Akan aku putar kembali untuk menghasilkan. Dan untuk kebahagiaan mu, aku memiliki uang untuk itu." Penjelasan Ivan membuat Viola bengong dengan wajah lucu.
Ivan yang gemas langsung mengecup nya membuat Viola mengerjapkan matanya.
"Sudah mengerti? Istriku?" Ivan kembali bertanya setelah istrinya tersadar kembali.
"Kalau begitu... Apa itu bisa disebut bulan madu?" Ucap Viola dengan senang.
"Ya, bulan madu." ucap Ivan yang membuat Viola memeluk erat suaminya.
"Kalau begitu aku ingin kita pergi besok saja! Aku tidak sabar! Kau tidak bohong kan?" Tampaknya sisi manja Viola kembali keluar.
"Aku tidak pernah bohong! Kita pergi besok, dan sekarang kita harus tutup toko dan bersiap-siap."
"Hore!"
Bersambung.....
Jangan lupa like,komen dan favorit serta hadiahnya ya. Terimakasih banyak 🩷🩷🩷