NovelToon NovelToon
Married Via Audition

Married Via Audition

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Romansa
Popularitas:458.9k
Nilai: 5
Nama Author: Four

Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.

~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Married Via Audition : BAB 18

Irie menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Harinya akan semakin berat, tinggal tiga hari lagi waktunya untuk membujuk Alina. “Baik. Aku akan berusaha!” ucapnya menyemangati diri sendiri.

Wanita cantik itu tak tahu lagi harus pergi kemana lagi, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengantarnya ke kampus Alina. Hanya sekedar melihat dari jauh saja.

...***...

Jari-jemari Arky bergerak sangat lihai di keyboard, matanya yang tajam fokus menatap layar komputer dengan kerutan alisnya.

Tiba-tiba sebuah pesan email masuk begitu saja. Fokus Arky seketika berpindah ke ponselnya yang tergeletak di samping berkasnya. “Apa lagi sekarang?” gerutunya mulai meraih ponselnya dan membuka isi email tersebut.

Arky membacanya, kekesalan mulai terlihat di mimik wajahnya ketika email tersebut dari universitas Alina. Panggilan dari universitas teruntuk orang tua Alina. Begitulah kira-kira isi pesan tersebut.

Pria itu meletakkan kembali ponselnya, memijit keningnya yang terasa pusing dengan tingkah Alina yang selalu saja mendapat panggilan di setiap bulannya. Jika Jolie yang selalu datang disaat seperti itu, lalu siapa sekarang. “Selalu saja bermasalah.” Ujar pria berparas tampan itu mulai mengutak-atik kembali ponselnya, ketika sadar, Arky meletakkannya kembali dengan sedikit kasar.

“Sial! Aku lupa meminta nomornya.” Umpatnya kesal sendiri. Siapa lagi yang ingin dia hubungi selain ibu baru Alina. Yup! Irie yang kini entah masih berada di mana sekarang?

.

.

.

“Nyonya! Kita sudah sampai.” Ucap sang sopir yang kini menghentikan mobilnya tepat di pinggir jalan di depan gerbang universitas Alina. Tempat yang sangat besar dan luas, Irie tak bisa melihat keberadaan para pelajar di sana.

Tapi dia cukup senang melihat tempat pendidikan anak tirinya. “Aku tidak menyangka sudah menjadi seorang ibu!” gumam Irie tertawa kecil. Menjadi seorang ibu tiri yang sangat muda— tak pernah sekalipun Irie bayangkan.

“Ayo kita pulang!” pinta wanita cantik bermata hazel itu.

Tanpa bertanya, sang sopir segera menurutinya dan melajukan mobilnya menjauh dari tempat tadi.

...***...

Seorang gadis cantik berjalan menelusuri lorong kelas, tas ransel yang dia bawa dengan malas serta hentakan kaki menunjukkan bahwa dia tengah kesal akan suatu hal. Alina menuju ke parkiran mobil, ya! Setelah mendapat teguran dari kepala sekolah karena membuat kericuhan di kampus, alias maskotnya. Kini dia terpaksa pulang karena malas meladeni para dosen di sana.

“Alina!!!” panggil temannya yang menghadang jalannya. Wanita cantik itu menoleh dengan malas.

“What??” ketusnya.

“Kau mau kemana?” tanya teman wanitanya yang mengidolakan Arky.

“Tentu saja pulang! Tidak mungkin aku mau mendengarkan ceramah mereka.” Alina memutar kedua bola matanya dengan kesal sekali. Hendak berjalan kembali, wanita dengan rambut terurai itu lagi-lagi menghentikan langkah Alina.

Kali ini dia mencegah tangannya. “Iya, tahu. Tapi kau mau ke mana sekarang?” ujar temannya yang sama herannya.

“Tentu saja mengambil mobilku lalu— ” Alina berhenti sejenak ketika dia menyadari satu hal. Sementara temannya tadi sudah menatapnya dengan mengangguk-anggukkan kepalanya— memberikan sebuah kebenaran lewat anggukan tadi.

Gadis bernama Alina Vernandez itu langsung memejamkan matanya, mencoba meredam amarahnya sendiri. “Shit!” umpatnya. Dia sadar kalau tidak membawa mobil, ayahnya sudah memberikan perintah.

“Jadi kau mau kemana nona?!” ejek sang temannya.

“Ayo! Lebih baik kita masuk saja. Hanya beberapa jam lalu pulang!” ajaknya serta menggandeng tangan Alina. Gadis itu hanya pasrah meski mimik wajahnya nampak tak setuju, namun jika dia pulang maka dia akan melihat wajah ibu tirinya yang sangat tidak dia sukai itu.

Mobil putih baru saja melintasi gerbang Mansion. Ketika Irie memasuki rumah mewah tersebut, betapa terkejutnya ia melihat kehadiran seseorang di sana. Berdiri dengan wajah tegas dan sorot mata yang tajam, menatapnya dengan kedua tangannya terlipat di depan.

Oh Ya Tuhan! Betapa tampannya pria itu.

Kegugupan Irie tiba-tiba keluar, dia seperti salah tingkah sendiri saat melihat Arky di hadapannya. Pria itu berjalan menghampirinya, memberikan sebuah amplop putih ke Irie.

“Pergi ke kampus Alina, dan temui rektor di sana.” Ucap Arky.

“Lalu ini? Untuk apa?” Irie masih bingung dengan amplop putih yang masih berada di tangan Arky dan baru saja dia ambil dengan perlahan.

“Uang. Aku menyuruhmu tidak cuma-cuma, dan aku tidak mau menyuruh seseorang tanpa upah.” Jelas pria angkuh itu yang berbalik membelakangi Irie berjalan ke arah sofa untuk mengambil jas hitamnya di sana.

Saat Arky berbalik dan berjalan menuju pintu, amplop putih yang Irie bawa kini sudah berada tepat di depan wajahnya. Dengan marah Arky menoleh ke Irie, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun karena dia memberikan kesempatan Irie untuk berbicara.

“Aku akan pergi. Tanpa upah.” Ucap Irie begitu jelas dan bernai. Arky mengangkat satu alisnya, sorot matanya masih menajam.

“Aku sudah melunasi hutangku, dan kini aku akan berperan sebagai seorang ibu. Mendatangi rektor di kampus juga sebuah tanggung jawab orang tua. Aku akan datang ke sana. Dan kau bisa mengambil kembali uang ini.” Irie mengatakannya tanpa ragu karena itu adalah kebenarannya.

Sangat salut dengan pemikiran wanita di depannya itu. Arky menyeringai kecil, mengambil kembali amplop tersebut.

Pria berpawakan tinggi nan gagah itu berjalan dua langkah tepat di samping Irie berdiri, Arky menoleh. “Hilangkan rasa sungkan mu itu jika tidak ingin menyesalinya dikemudian hari.” Bisik Arky terdengar meremang di seluruh tubuh Irie.

Setelah mengatakannya, Arky pergi begitu saja. Bukannya seharusnya dia yang pergi ke kampus putrinya? pria itu sejak dulu tak pernah datang ke sekolahan Alina dan selalu meminta tolong ke Jolie atau Puput untuk mewakilinya.

“Ayah apanya?” gumam Irie sedikit heran akan sikap duda beranak satu itu.

Sementara Arky yang baru saja masuk ke dalam mobilnya. pria itu berhenti sejenak, menoleh ke arah Irie yang masih berdiri di ambang pintu dan baru saja menutupnya.

Pria itu tersenyum miring, tidak menyangka bahwa dia akan menikahi wanita seperti itu. sangat berbeda dengan Saffron nya.

“Jalan.”

...***...

Mau tidak mau, Irie harus kembali ke kampus Alina. Meski di dalam hatinya begitu gugup karena pasti ada banyak teman Alina yang akan bertanya-tanya. Untungnya saat dia datang ke kampus tersebut, Irie tak melihat adanya para murid di sana, karena ini masih jam pelajaran.

“Datang, mendengarkan lalu pulang! Datang, mendengarkan lalu pulang! Ayo kau pasti bisa!” gumamnya mengulangi kata-kata tadi. Irie berjalan begitu kaku, bahkan peluh membasahi keningnya.

Tok! Tok! Tok!

Setelah mengetuk pintu, barulah Irie masuk ke dalam ruangan rektor di sana. Ruangan yang sangat hening bergaya vintage, terlihat seorang pria tua duduk di kursinya seraya sibuk akan pekerjaan nya.

Ketika menyadari kedatangan tamu, pria itu melepaskan kacamatanya, menatap ke arah Irie dengan penuh tanya.

“Aku... Maksudku.... Alina Vernandez?!” Irie sangat mengutuk dirinya karena tak bisa berbicara dengan lancar.

kepala sekolah itu mengerti, “Silahkan duduk.” Pintanya.

Irie menurutinya, dia duduk dengan sopan di sana. Sementara rektor tadi menghela napas beratnya lalu melipat kedua tangannya di atas meja seraya menatap lekat Irie dengan sangat serius.

“Apakah Anda kakaknya?” tanya sang rektor.

“Bukan. Aku ibunya! Maksudku, ibu sambungnya.” Jawab Irie berkata jujur meskipun itu membuat tampang si rektor tadi sedikit terkejut mendengarnya. Namun itulah faktanya.

“Baik. Nyonya— ?”

“Irie!”

“Nyonya Irie. Seperti biasa, ini sudah keempat kalinya Alina berbuat onar di kampus, setiap bulannya saya harus memanggil walinya.” Jelas pria tua itu sangat terlihat lelah akan sikap Alina.

“Maaf. Apa yang dia lakukan?” Irie bertanya seakan dia benar-benar tidak tahu.

“Dia provokator di kampus ini. Kerusuhan seperti balapan atau berlomba di jam pelajaran, berkelahi, membuat grafiti di dinding bahkan patung pendiri kampus ini. Satu kampus dibuatnya ricuh Nyonya Irie.” Rektor tadi menggeleng lelah seraya mengambil sebuah kertas dan menyerahkannya ke Irie.

“Ini tulisan tangan Alina. Dia berbohong dan bilang kalau ini adalah tulisan orang tuanya, bahkan Anda bisa melihatnya ada gambar apa di sana?”

Irie melihat gambar yang dimaksud tadi, sebuah gambar jari tengah <> Irie tak percaya Alina sekitar itu.

“Aku minta maaf.. ”

“Tidak nyonya Irie, ini bukan salah Anda. Seharusnya Tuan Arky yang datang agar dia tahu— ”

“Saya juga ibunya. Dan saya juga bertanggung jawab dan meminta maaf atas perilaku Alina. Saya akan berusaha merubahnya dan memberi didikan yang lebih baik lagi. Saya mohon beri Alina kesempatan, mungkin dia liat karena— ”Irie berhenti sejenak, dan enggan mengatakan alasannya.

“Baik Nyonya, hanya karena Tuan Arky turut serta dalam sponsorship bukan berarti saya akan memberikan kesempatan berkali-kali kepada Alina. Anda juga harus buktikan bahwa Anda benar-benar akan merubahnya demi masa depannya.” Jelas pria berkumis putih itu sangat tegas.

Irie mengangguk, tatapannya kosong karena pikirannya kini hanya memikirkan bagaimana caranya? Alina sangat sulit didekati.

...°°°...

Hai guyss!!!!! I'm back again..... Karena aku sudah update kembali cerita ini, boleh dong kasih jejak semangatnya 😁🙏

Thanks and See Ya ^•^

1
菲菲 Dwi L Arema
La bukane bapake tlpon jian pekok kabeh
Fifid Dwi Ariyani
teussemamgat
Fifid Dwi Ariyani
trussabae
Fifid Dwi Ariyani
teussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
teusceria
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
菲菲 Dwi L Arema
Lemah
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussemangst
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
菲菲 Dwi L Arema
Terlalu pekok
Fifid Dwi Ariyani
trusukses
Fifid Dwi Ariyani
teussanvar
Fifid Dwi Ariyani
trussukses
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
teuscerruw
Fifid Dwi Ariyani
teussemangat
Fifid Dwi Ariyani
teusceria
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!