Sequel Gairah Cinta Sang Presdir.
-Harap bijak memilih bacaan-
Menjadi penyebab utama kecelakaan maut hingga menewaskan seorang wanita, Mikhayla Qianzy terpaksa menelan pil pahit di usia muda. Tidak pernah dia duga pesta ulang tahun malam itu adalah akhir dari hidup manja seorang putri Mikhail Abercio.
Keyvan Wilantara, seorang pria dewasa yang baru merasakan manisnya pernikahan tidak terima kala takdir merenggut istrinya secara paksa. Mengetahui jika pelaku yang menyebabkan istrinya tewas adalah seorang wanita, Keyvan menuntut pertanggungjawaban dengan cara yang berbeda.
"Bawa wanita itu padaku, dia telah menghilangkan nyawa istriku ... akan kubuat dia kehilangan masa depannya." - Keyvan Wilantara
------
Ig : desh_puspita
....
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 - Kuasa Mikhayla.
Dipeluk satu menit, salah tingkahnya hampir seharian. Sepanjang hari Keyvan sumringah hingga Wibowo bingung kenapa bosnya begini. Padahal kanebo kering itu bahkan tidak akan tersenyum meski sudah disapa sebaik mungkin oleh karyawannya, hari ini dia berbeda. Keyvan bahkan menyapa security tadi pagi, ini sungguh bukan kebiasaan Keyvan sama sekali.
"Pulang, Tuan?"
"Hm, kita pulang cepat hari ini."
Wibowo tersenyum senang, jika benar pulang cepat dia bisa memenuhi janjinya pada sang istri. Jam makan siang belum selesai, Keyvan tidak mengatakan apa sebabnya pulang cepat. Akan tetapi, bisa dipastikan tujuan sang majikan adalah istri barunya, pikir Wibowo yakin seratus persen.
"Ralat ... hanya aku, kau pulang seperti biasa," ujar Keyvan memecah kesenangan hati Wibowo, hati pria itu seakan diacak-acak lantaran terlanjur berharap akan membahagiakan sang istri.
Ingin marah, tapi tidak bisa. Wibowo tak punya kuasa sebesar itu untuk mengungkapkan kekesalannya. Memang salah Wibowo kenapa berharap banyak pada pria ini, dia seharusnya tidak lupa betapa Keyvan menghargai waktu jika dalam pekerjaan.
Menelusuri perjalanan dengan perasaan yang sama. Dia menggelengkan kepala kala mengingat bagaimana Mikhayla yang memeluknya spontan seperti tadi pagi.
Wibowo mencuri pandang melalui ekor matanya. Duda baru yang seharusnya murung dan kehilangan dunia, kini justru sebaliknya. Heran juga bagaimana watak Keyvan setelah Mikhayla masuk dalam hidupnya, akan tetapi sebagai bawahan yang tidak memiliki kedekatan secara pribadi tentang Keyvan dia tidak berhak berbuat apapun.
Tiba di kediamannya, Keyvan melangkah panjang. Sebagaimana yang Mikhayla katakan ada beberapa barang yang ingin dia ambil di rumahnya. Anggap saja kali pertama berkunjung sebagai menantu, tidak ada salahnya menjalin hubungan baik, pikir Keyvan.
Tiba di kamar, istrinya sudah siap. Dari ujung rambut hingga ujung kaki sudah begitu rapi, rambut yang dicepol dan poni persis dora itu membuat Keyvan merasa tengah menjemput keponakannya.
"Sejak kapan jadi penari balet?"
Keyvan tidak suka? Sebenarnya bukan begitu. Hanya saja, penampilan Mikhayla yang begitu seakan memperjelas perbedaan umur keduanya. Tanpa perlu Mikhayla berpenampilan seperti itu juga sudah terlihat masih belia, tidak seharusnya dipertegas.
"Kenapa memangnya? Aneh ya?"
Keyvan tidak menjawab pertanyaan sang istri, dia menghampiri Mikhayla dan segera membuka ikatan rambutnya itu. Lebih baik terurai indah, Keyvan lebih suka dia yang sedikit lebih dewasa.
"Jangan diikat, wajahmu jadi bulat."
Mendengar kalimat itu, Mikhayla mendadak sensitif dan mendelik tak suka. Hal semacam itu memang tidak seharusnya diungkapkan pada wanita, tidak hanya Mikhayla tapi juga yang lainnya.
"Sudah siap?"
"Hm, sudah ... sekalian makan siangnya di rumah papa ya."
What? Makan siang di rumah Mikhail? Yang benar saja. Keyvan belum sedekat itu, bahkan pertemuan terakhir Keyvan dibuat gugup.
"Makan siang?" Keyvan bertanya dengan wajah datarnya. Meski hanya dia sedikit khawatir Zia dan Mikhail tidak akan menerimanya baik-baik, sebisa mungkin dia terlihat tenang demi mempertahankan wibawanya.
"Iya ... aku sudah bilang sama Papa, mereka sudah menunggu."
Memang Mikhayla benar-benar diluar dugaan. Tadi pagi perjanjiannya tidak begini, sama sekali Keyvan tidak menduga jika sang istri akan membuatnya dijebak situasi semacam ini.
Mau tidak mau, Keyvan yang tidak ingin terlihat sebagai pecundang seakan tidak terlihat keberatan. Padahal, dia yang sebenarnya menyimpan rasa bersalah itu memiliki secebis ketakutan untuk menginjakan kaki di istana keluarga Mikhail.
.
.
.
Wajah Keyvan yang tampak tenang itu mendadak gugup kini, padahal dahulu dia dengan mudahnya mengancam Mikhail dengan cara yang tidak biasa. Ya, sebenarnya dia khawatir mendapat perlakuan yang sebaliknya ketika nanti tiba di rumah Mikhayla.
"Papa, Mikhayla datang," gumam Mikhayla pelan namun dapat terdengar jelas di telinga Keyvan, sepertinya pertemuan dan rencana makan siang dadakan itu adalah ide istrinya sendiri, pikir Keyvan.
"Kamu senang?"
"Sangat-sangat, aku merindukan Papa dan Mama sampai mau mati rasanya," ucapnya tersenyum simpul kemudian, ingin dia peluk Keyvan sekali lagi karena memberikan izin atas permintaannya ini.
"Sebelumnya boleh aku tanya sesuatu tentang Papamu?"
Wanti-wanti, dia lebih baik sedia payung sebelum hujan. Meski sudah resmi jadi mertuanya, tetap saja Keyvan harus berhati-hati. Dia saja tidak yakin Mikhayla menerimanya atau tidak, apalagi orang tuanya.
"Apa dia pemarah?"
"Tidak, Papa tidak pernah marah tanpa alasan."
"Kalau sampai marah bagaimana?"
"Om Babas yang turun tangan, dulu anak buahnya sempat berkhianat dikebiri sama om Babas."
Gleg
Keyvan merinding seketika, heran juga wanita yang dia tawan ini apa mungkin keturunan manusia berdarah dingin. Jika seorang Mikhail berani bertindak semacam itu, dia khawatir akan bernasib sama.
Siallan, aku sama sekali tidak membawa senjata kali ini.
Mikhayla tersenyum miring kala melihat reaksi Keyvan yang terlihat berbeda. Mendapati Keyvan tidak menjawab ucapannya lagi, sontak Mikhayla menggenggam jemari suaminya. Ya, lancang sekali memang.
"Tangannya kenapa dingin? Punya riwayat sakit jantung?" tanya Mikhayla seolah khawatir luar biasa, padahal saat ini dia tengah terbahak sepuas-puasnya melihat wajah datar suaminya.
"Sembarangan!!"
- To Be Continue -
Hallow ... mo ngiklan dulu, yang demen mafia merapat sini.
Judul : Elleana And The King Of Mafia
Author : Ranty Yoona
Perjalanan hidup Elleana Callista Miller tidak semudah dan seindah wajahnya. Memiliki penampilan yang cantik serta kekayaan yang luar biasa di negaranya membuatnya menjadi target siapa aja yang ingin memiliki kekayaan keluarga Miller termasuk keluarga pamannya yang mengakibatkan Elleana harus kehilangan kedua orangtuanya. Untuk bisa hidup dan membalaskan perbuatan pamannya dia harus bersembunyi di negara lain serta sang kakak Elleana yaitu Edward Jullio Miller harus berjuang mempertahankan perusahaan keluarga Miller. Kenyataan pahit yang dirasakan Elleana bertambah ketika mengetahui bahwa sang kakak bukanlah kakak kandungnya.
Xavier Alexander Romanov, The King Of Mafia berkedok pengusaha yang kaya raya kembali jatuh cinta setelah sekian lama ditinggalkan kekasihnya Allona Debora.
Cintanya yang begitu besar untuk Elleana membuat pria itu menyingkirkan semua yang berniat jahat dan menyakiti wanitanya. Namun ia pun harus bersaing dengan Edward Julio Miller, kakak dari Elleana yang tidak memiliki hubungan darah dan menyimpan cinta untuk wanita itu.
Siapakah yang pada akhirnya akan dipilih oleh Elleana? Terlebih disaat masa lalu mereka hadir satu-persatu.
terima kasih banyak karyanya ya kak Desh... 😘😘😘😘😘