NovelToon NovelToon
Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Reinkarnasi / Fantasi Isekai
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Raven Blackwood

mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.

Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.

Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ambisi dan Tawaran

Dari puncak bukit tempat kami duduk, aku bisa merasakan detak jantungku semakin cepat saat mendengar cerita Takashi. Dunia yang dia gambarkan, dengan peringkat dan kekuatan yang luar biasa, terasa seperti tujuan baru yang harus kucapai. Di dalam diriku, api ambisi membara, dan setiap kata yang keluar dari mulut Takashi hanya menambah bahan bakar ke dalam kobaran itu.

“Aku akan menjadi peringkat pertama,” kataku dengan tegas. Kata-kata itu keluar dari mulutku sebelum aku benar-benar memikirkannya, tapi begitu terucap, aku tahu itu adalah kebenaran yang aku rasakan. “Aku akan menjadi yang terhebat. Aku tidak peduli seberapa sulitnya.”

Takashi menatapku dengan tatapan yang sulit dibaca. Dia menyipitkan matanya sejenak, lalu menghela napas, seolah sudah mengharapkan jawaban itu dariku. “Sebuah semangat masa muda,” katanya sambil tersenyum kecil dan menyesap tehnya. “Tapi, kau masih terlalu lemah, Kaelan.”

Aku mengepalkan tangan, mencoba menahan rasa frustrasi yang mendadak muncul. “Apa maksudmu lemah?” tanyaku, suaraku terdengar lebih tajam dari yang kumaksudkan. “Aku sudah mengalahkan Veron! Aku merasa lebih kuat dari sebelumnya.”

Takashi menggeleng perlahan. “Veron hanyalah batu loncatan kecil. Kau mungkin merasa lebih kuat, tapi kekuatan bukan hanya tentang tenaga atau kemampuan fisik. Kau masih kekurangan banyak hal, terutama dalam hal teknik, pengalaman, pengendalian kekuatan, dan ilmu bela diri. Kekuatan mentah yang kau miliki memang luar biasa, tapi tanpa pengendalian yang tepat, itu bisa menjadi senjata yang menghancurkanmu sendiri.”

Aku terdiam. Kata-katanya menghantamku dengan keras, tapi aku tahu dia benar. Pengendalian, pengalaman... Dua hal yang aku sadari selama pertarungan melawan Veron bahwa aku tidak memilikinya. Aku hampir tidak bisa mengendalikan kekuatan yang keluar dari tubuhku ketika adrenalin memuncak.

“Apa kau tahu siapa yang berada di peringkat pertama saat ini?” Takashi bertanya sambil menatap ke cakrawala.

Aku menggeleng, penasaran. Siapa pun dia, pasti memiliki kekuatan yang luar biasa jika bisa mengalahkan semua orang di dunia ini. “Tidak,” jawabku singkat.

Takashi tersenyum tipis. “Dia bukan manusia, Kaelan. Peringkat pertama saat ini adalah Drakenir, Sang Penguasa Langit Terakhir, makhluk kuno dari ras dragonic yang berasal dari dunia lain. Ada legenda yang mengatakan bahwa dia datang ke dunia ini ribuan tahun yang lalu, melarikan diri dari kehancuran di dunianya sendiri, dan sejak saat itu, dia tak terkalahkan.”

Aku terkejut. “Makhluk dragonic? Seperti... naga?”

Takashi mengangguk. “Ya, bisa dibilang begitu. Tapi Drakenir bukan naga biasa. Dia adalah keturunan terakhir dari ras dragonic yang mampu bertransformasi antara bentuk manusia dan bentuk naga. Bahkan dalam wujud manusianya, kekuatannya luar biasa. Kulitnya keras seperti baja, kekuatan sihirnya tak tertandingi, dan setiap gerakannya membawa kehancuran.”

Mendengar cerita ini membuatku merasa kecil, tapi juga semakin bersemangat. Kalau makhluk sekuat itu ada di dunia ini, maka aku harus mengalahkannya untuk menjadi yang terkuat.

“Apakah kau pernah bertarung dengannya?” tanyaku penuh rasa ingin tahu.

Takashi tertawa kecil, tapi terdengar getir. “Ya, dulu aku berpikir bahwa aku adalah yang terkuat di dunia ini. Ketika aku mencapai peringkat tiga, aku merasa tak terkalahkan. Tapi kemudian, aku bertarung melawan Drakenir... dan dia mengalahkanku dengan mudah. Sejak itu, aku menyadari bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang kekuatan fisik atau sihir, tapi juga tentang kebijaksanaan dan pengendalian. Sesuatu yang dia miliki dalam jumlah besar.”

Aku meresapi kata-katanya. Jika bahkan Takashi, yang berada di peringkat tiga, bisa dikalahkan dengan mudah, maka aku tidak bisa membayangkan seberapa kuat Drakenir sebenarnya.

Takashi mengalihkan pandangannya padaku. “Kau ingin menjadi yang terkuat, bukan?”

Aku mengangguk dengan yakin. “Ya, itu impianku.”

Takashi memandangku dalam-dalam, seolah sedang menilai sesuatu. “Kau memiliki potensi yang besar, Kaelan. Lebih besar dari yang kau sadari. Tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, kau masih kekurangan banyak hal. Kekuatanmu besar, tapi tidak terarah. Teknikmu masih kasar, dan pengalamanmu terbatas. Jika kau benar-benar ingin mencapai puncak, kau membutuhkan bimbingan.”

Aku menatapnya, merasa sesuatu yang besar akan terjadi.

Takashi melanjutkan, “Aku sudah lama mencari seseorang yang bisa mewarisi semua yang aku ketahui. Dan kau, Kaelan, adalah kandidat yang paling cocok sejauh ini.”

Mataku melebar. “Mewarisi pengetahuanmu?”

Takashi mengangguk. “Ya. Kau memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Itulah yang membuatmu berbeda dari orang lain. Ada teknik rahasia yang telah kuciptakan, teknik yang sangat berbahaya dan mematikan bagi kebanyakan orang, karena dapat menghancurkan tubuh mereka dari dalam. Tapi karena kemampuan regenerasimu, teknik ini tidak akan berbahaya bagimu. Justru, teknik ini bisa menjadi kunci bagi kekuatan terbesarmu.”

Aku terdiam, mencerna apa yang dia katakan. “Apa nama teknik itu?” tanyaku, suaraku penuh rasa ingin tahu.

Takashi tersenyum samar. “Teknik ini disebut Ruhangis, Seni Penghancur Jiwa. Ini adalah seni bela diri kuno yang memanfaatkan kekuatan batin dan energi alam di sekitar untuk meningkatkan kemampuan tubuhmu hingga melampaui batas. Namun, jika tidak dikendalikan dengan baik, teknik ini bisa membakar tubuhmu dari dalam dan menghancurkan jiwamu. Itulah mengapa regenerasi seperti milikmu sangat cocok.”

Ruhangis... Nama itu terdengar menakutkan tapi juga memikat. Teknik yang bisa meningkatkan kekuatanku melampaui batas? Ini terdengar seperti yang kubutuhkan untuk mencapai peringkat satu.

“Kau benar-benar ingin mengajariku teknik ini?” tanyaku dengan hati-hati.

Takashi menatapku dengan serius. “Ya, tapi dengan satu syarat. Kau harus bersedia menjadi muridku dan mengikuti semua yang kukatakan. Aku tidak akan mengajarkanmu setengah-setengah. Jika kau ingin belajar Ruhangis, kau harus siap untuk menghadapi konsekuensi dan risiko yang datang bersamanya.”

Aku menatapnya dengan penuh keyakinan. “Aku siap.”

Takashi tersenyum, meski ada sedikit kekhawatiran di matanya. “Baiklah, Kaelan. Mulai hari ini, kau adalah muridku. Kita akan mulai dengan dasar-dasar pengendalian energi dan disiplin diri. Kau mungkin merasa kuat sekarang, tapi kekuatan sejati datang dari keseimbangan antara kekuatan fisik, mental, dan batin. Itu yang akan kita latih.”

Aku mengangguk dengan tekad yang membara. Ini adalah langkah pertama menuju perjalananku menjadi yang terhebat. Aku mungkin masih jauh dari peringkat satu, tapi dengan bimbingan Takashi dan teknik Ruhangis, aku akan semakin dekat dengan tujuan itu.

“Dan satu hal lagi,” tambah Takashi sambil mengeluarkan token miliknya yang berkilauan. “Ingat, Kaelan, peringkat tidak akan menentukan siapa dirimu. Peringkat hanyalah angka. Yang terpenting adalah bagaimana kau menggunakannya.”

Aku menatap tokennya, angka 3 yang terukir di dalamnya bersinar dengan anggun. Ini adalah dunia yang penuh dengan kekuatan, dan aku sudah siap untuk menaklukannya.

1
Hr⁰ⁿ
bagus Thor,tpi tolong di perbaiki aja si buat bicara dan untuk bicara dalam hati,agak pusing kalo baca lngsung kaya gitu,
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏
Raven Blackwood: masukkan yang menarik, di bab selanjutnya langsung saya pakai nih saran nya, thanks.
Raven Blackwood: siap, terimakasih masukannya
total 2 replies
Hr⁰ⁿ
mantap Thor lanjutkan
Shion Fujino
Merasuki jiwa
Mia001
semangat kak
Raven Blackwood: terima kasih 😁
total 1 replies
Mia001
Semakin di baca semakin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!