Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dejavu
"Kita harus segera merubah rencana sekarang juga. Kita pikirkan bagaimana caranya mengacaukan niat Kaisar untuk membuka kedok kita karena Kaisar telah mengetahui semuanya" Ucap menteri Wang dengan kecemasannya.
"Benar paman" Li Mei juga nampak begitu ketakutan. Ternyata dari kemarin Shun Yuan mengetahui tentang dirinya yang telah mencelakai Jian Ying.
Sikap Shun Yuan di depannya itu hanyalah kedok untuk menjebaknya. Kalau begitu saat ini Li Mei merasa sedang berada dalam bahaya.
"Kita tetap akan menjalankan rencana awal kita. Namun semua itu di lakukan besok malam tepat saat perjamuan. Dengan begitu semua orang bisa melihat sendiri bagaimana kejamnya Permaisuri Jian Ying. Dengan begitu para Menteri akan mendesak Kaisar untuk mencabut gelar Permaisuri Jian Ying dan memasukkannya ke dalam penjara. Jika begitu, Kaisar tidak akan bisa lagi melindungi Permaisuri. Dia juga tidak akan membahas masalah kita lagi karena perhatiannya telah terpecah oleh Permaisurinya itu" Pria yang sengaja menutupi separuh wajahnya dengan burka itu menjelaskan rencananya.
"Aku setuju dengan mu" Ucap Li Mei menatap pria itu.
"Baiklah, akan ku urus semuanya. Tapi ingat, kalian harus berhati-hati dalam setiap langkah yang kalian ambil sampai besok malam. Dan kau Li Mei, jangan gegabah dan gugup ketika di depan Kaisar. Bersikaplah biasa saja seolah kau belum tau apa-apa seperti biasanya"
"Baiklah Paman"
Rencana yang Shun Yuan susun ternyata telah bocor kepada Menteri Wang. Entah siapa yang menyampaikan pada Menteri Wang tapi sepertinya ada orang yang selama ini membelot dari Kaisar.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Malam perjamuan pun telah tiba. Saat ini Jian Ying ternyata telah tiba terlebih dahulu dan dia justru tetap memilih tempat duduk milik Selir Li Mei seperti bulan lalu. Dia tak ingin kembali berdebat tentang kepemilikan kursi itu dengan Kaisar. Sekarang dengan suka rela dia memberikan itu pada Li Mei.
Jian Ying heran kenapa malam ini semua orang orang datang terlambat. Padahal tak biasanya mereka seperti itu, terutama Li Mei yang biasanya paling rajin apalagi untuk acara penting seperti itu.
"Apa Permaisuri ingin kembali dulu?" Ucap Shuwan karena merasa di sana masih terlalu sepi.
"Tidak perlu Shuwren, tunggu sebentar lagi"
Jian Ying melihat ke sekelilingnya yang masih begitu sepi, hanya ada beberapa dayang yang sedang menyiapkan perjamuan di meja masing-masing Menteri dan para pejabat Kerajaan.
Tapi mata Jian Ying menyipit menatap seseorang, tepatnya seorang dayang yang di seberangnya. Dayang yang sedang menyiapkan hidangan milik Li Mei namun berada di meja miliknya.
"Dayang itu?" Gumam Jian Ying yang merasa familiar dengan wajah dayang itu.
Dia terus memperhatikan dayang yang tampak mencurigakan itu. Mata dayang itu tampak bergerak ke sana kemari seperti sedang melihat keadaan di sekitarnya.
Sementara itu Jian Ying langsung terkejut ketika melihat dayang tadi mengoleskan sesuatu ke mangkuk milik Li Mei. Dia sungguh merasa dejavu.
Sekarang dia ingat, dayang itu adalah dayang yang ia minta untuk meracuni Li Mei waktu itu. Ternyata kejadian itu akan kembali terulang namun kali ini bukan dia yang meminta dayang itu untuk menaruh racun di mangkuk Li Mei.
"Hey tunggu!!" Jian Ying berteriak menahan dayang itu. Namun sayang dayang tadi sudah terlanjur pergi.
"Ada apa Permaisuri?" Shuwen mengikuti Jian Ying yang sekarang berjalan menuju ke tempat duduknya setelah tadi meneriaki seorang dayang.
"Ada yang menaruh racun di sini Shuwen!" Jian Ying menunjukkan mangkuk milik Li Mei.
"Apa? Racun?"
"Benar, aku harus segera membersihkannya!!" Jian Ying kembali menggunakan hanfunya yang berwarna putih untuk mengusap racun itu.
"Tapi dari mana Permaisuri tau kalau dayang itu memberi racun pada mangkuk itu?"
"Aku melihatnya sendir Shuwan"
Kali ini Jian Ying membersihkan mangkuk itu dengan air minum yang juga tersedia di sana. Dia tak ingin mengulang kesalahan yang sama karena hanya mengusap dengan hanfunya saja.
Setelah menyiram mangkuk itu dengan air, Jian Ying kembali mengusap mangkuk itu lagi dengan hanfu berwarna putih campuran merah muda miliknya.
"Para Menteri sudah tiba Permaisuri, mari kembali ke tempat duduk Permaisuri"
Jian Ying pun segera meletakkan mangkuk itu kembali pada tempatnya. Dia juga kembali ke tempat duduk milik Li Mei yang saat ini menjadi miliknya.
Lagipula di tempat duduknya juga susah di pasang peralatan makan milik Li Mei yang memiliki ukiran bunga khusus dan berbeda dengan miliknya. Jadi untuk apa juga Jian Ying berpindah ke tempat duduk aslinya.
Jian Ying menundukkan badannya ketika berpapasan dengan Ibu Suri saat ingin kembali ke tempat duduknya.
Sekarang di wajah Ibu Suri terlihat senyum tipis yang tertuju kepadanya.
"Kaisar telah tibaaa!!"
Semua orang termasuk Jian Ying berdiri sambil menundukkan sedikit badannya untuk memberikan hormat kepada Shun Yuan.
Dia datang bersamaan dengan Selir kesayangannya yang berjalan di belakangnya.
"Silahkan duduk!" Ucap Shun Yuan setelah tiba di singgasananya.
Pria tampan itu menatap ke arah Jian Ying beberapa detik sebelum memulai acara peresmian itu.
Jian Ying tentu saja tau kalau Shun Yuan menatap ke arahnya, namun dia justru memalingkan wajah ke arah lain. Dia benar-benar enggan untuk menatap orang seperti Shun Yuan.
"Malam ini aku akan menyampaikan sesuatu di hadapan kalian semuanya. Tapi sebelum itu, mari selesaikan perjamuan malam ini terlebih dahulu untuk menghormati para leluhur kita"
"Baik Kaisar!" Sahut Para Menteri serentak.
Mereka pun mulai menyantap hidangan yang telah di sediakan di meja mereka masing-masing.Termasuk Jian Ying yang sesekali menatap ke arah Li Mei. Memastikan jika wanita itu tidak akan mati karena racun yang sudah ia bersihkan.
"Akkhhh..." Suara memekik Li Mei mengundang perhatian seluruh tamu yang ada di sana.
"Selir, ada apa Selir?" Yeyen langsung menghampiri junjungannya.
"Akhhh...perutku, perutku sakit sekali!!" Li Mei memegang perutnya dan terlihat begitu kesakitan.
"Ada apa ini?" Kaisar menghampiri Li Mei.
"Kaisar tolong, perutku begitu sakit. Aku takut terjadi apa-apa dengan anak kita!! Aaaa... tolong aku!!" Li Mei terus mengerang kesakitan di sana.
"Panggil tabib!!" Perintah Kaisar..
"Darah, ini darah Kaisar. Selir Li Mei mengeluarkan darah!!" Yeyen begitu panik saat tangannya tak sengaja menyentuh kaki Li Mei yang di aliri darah.
Semua yang ada di sana pun ikut terkejut dengan keadaan Li Mei.
"Kaisar, ijinkan saya memeriksa Selir Li Mei" Tabib yang di panggil tadi telah tiba di hadapan Shun Yuan.
"Cepat periksa keadaannya!!"
Suasana perjamuan itu menjadi begitu tegang karena melihat keadaan Li Mei. Mereka semua menunggu tabib yang sedang memeriksa keadaan Li Mei.
"Bagaimana Tabib?" Tanya Shun Yuan.
Brug...
Tabib tadi justru berlutut di hadapan Shun Yuan dengan wajah sendu dan ketakutan.
"Hamba mohon ampun Kaisar. Selir Li Mei telah kehilangan janin dalam kandungannya karena racun yang masuk ke dalam tubuhnya"
"Apa?? Racun??!!!!"
tetap semangat dan terus berkarya /Determined/
tapi apapun itu, terimakasih untuk cerita yg indah dan sangat sarat makna..
bahagia mmg hrs diciptakan bukan diangankan saja
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???
hayo Lo... bakal dihajar lagi nggak tuh...udah hamilin anak kesayangannya...