Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menangkal kutukan dan roh iblis rendahan
Dua hari setelah itu, reno telah berhasil mempelajari Formula sihir yang di kirim bangsa melalui suratnya, untuk menghilangkan kutukan yang ada pada diriku. Pada pagi ini kami bertiga berkumpul untuk melakukan pelepasan kutukan yang ada pada diriku.
"Mari kita lakukan pelepasan kutukan mulai, Ali" Ucap reno dengan serius.
"Baik guru" Jawabku,
"Persiapkan dirimu, dan kontrol auramu sebaik mungkin, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi, dan tidak tahu juga mengenai efeknya, jadi kita harus mengantisipasi hal itu" Ucap reno. Mendengar itu aku jadi sangat tegang dan gugup, aku sedikit takut dengan resiko yang tidak di ketahui ini, karena bisa saja menyebabkan sesuatu yang sangat buruk.
Akupun mempersiapkan tubuh dan mentalku semaksimal mungkin, dan mengontrol auraku.
"Kau sudah siap?" Tanya reno.
"Jangan takut Ali, kita ada disini bersamamu" Ucap Alaina menyemangati ku.
"Iya, jika seandainya kamu mati, masih luas tanah di sini untuk menguburmu" Celoteh reno.
"Jangan menakuti ku guru!" Ucapku.
"Bercanda, lagi pula itu tidak akan terjadi, yasudah ayo kita mulai". Ujar reno.
Aku pun membuka bajuku, dan sambil memegang punggungku dengan sayapnya, reno bersiap membacakan Formula penangkal sihir yang telah ia pelajari.
"Siap ya, apapun yang kau rasakan pada tubuhmu, kau harus bisa menahannya!" Ucap reno sebelum membacakan mantra sihir.
"Dengan menyebut nama Tuhan yang maha kasih dan lagi maha penyayang, aku memohon dan berlindung kepadamu dari godaan setan yang terkutuk, lepaskanlah sesuatu yang buruk pada tubuh ini.... "
"Aaaaa... " Teriakku, rasa sakit yang begitu teramat luar biasa kurasakan, tubuhku seperti tercabik-cabik dari dalam, dan aku merasakan ada aura aneh yang keluar dari dalam tubuhku.
"Tahan Ali, kamu pasti bisa!" Ucap Alaina.
"Aaaaa.....aaaaa... Aaaa.." Aaaa" Aku terus menggeram kesakitan, aku tidak menyangka akan sesakit ini, rasa sakit yang terus bertambah dengan sangat cepat , dan hawa panas yang sungguh luar biasa sekujur tubuhku, seperti terbakar.
"Alaina bantu aku, alirkan manamu kearahku, cepat, aku tidak sanggup jika sendirian dalam kondisiku yang seperti ini". Ucap reno,
"Baiklah!" Alaina pun langsung membantu reno dengan mengalirkan mananya ke reno.
"SURUH MEREKA DIAM," Aku mendengar suara yang keluar dari dalam diriku.
"HEI! KAU MENDENGARKU KAN! SURUH MEREKA DIAM, MAKA AKAN KU KABULKAN PERMINTAANMU, KAU INGIN KEKUATAN?". Bisikan-bisikan yang secara berulang.
"DIAM! DIAM! DIAM! DIAAAAAAAM! AAAAAAA........." Teriaku berulang kali sambil menggeram kesakitan.
"..... Hancurkanlah segala sesuatu yang ada pada diri ini, segala keburukan, kutukan iblis yang mengekang dan mengganggu, Ya tuhanku, tiada yang maha sempurna selain dirimu, berikanlah kekuatanmu pada hambamu ini untuk melawan kutukan iblis yang bersemayam di tubuh ini, musnahlah kau iblis! Pukulan surga!" .
Tubuhku tidak sanggup menahan rasa sakit yang begitu luar biasa, akupun tergeletak kejang-kejang di tanah, menahan rasa sakit dan panas di sekujur tubuhku, dan ku merasakan ada sesuatu yang keluar dari dalam diriku.
"HHHOOOOOOAAAAAAAHHHHHHH" Sosok iblis keluar dari dalam tubuhku, dan ia terbang diatas kami bertiga
"AKU TIDAK MENYANGKA ADA YANG BISA MEMBATALKAN KUTUKAN INI" Ucap roh iblis itu.
"TAPI AKU BERTERIMAKASIH PADA KALIAN, KARENA MENGELUARKAN KU DARI TUBUH ORANG ANEH ITU!" Ucap roh iblis itu.
"Aneh? Maksudmu apa!". Ucap reno dengan lantang.
"SIAPA DIRIMU!" Ucap Alaina dengan lantang, dan berniat untuk menyerang iblis itu, namun reno mencegahnya.
"HOAAAHHHH,... AKU TIDAK MENYANGKA ADA SOSOK YANG MENYEBALKAN". Ucap roh Iblis yang keluar dari tubuhku saat melihat Alaina. Ia tampak terkejut saat melihat sosok Alaina.
"AKU TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK MELADENI KALIAN, KARENA TEMPAT INI SANGAT MENGHABISI ENERGI KU, TAPI SEBAGAI UCAPAN TERIMAKASIH AKAN AKU BERITAHU KALIAN! AKU BERPINDAH TEMPAT DARI IBUNYA KE DALAM DIRINYA SAAT DIA BARU DI LAHIRKAN, AKU BERNIAT MENGAMBIL ALIH TUBUH ANAK INI SAAT DEWASA, NAMUN SAAT AKU MEMASUKI TUBUH ANAK INI, ENERGI ROHKU DILAHAP TUBUHNYA DIKIT DEMI SEDIKIT DAN AKU TIDAK BISA KELUAR DARI TUBUHNYA!" Ujar iblis itu, kami bertiga yang mendengar itu sontak terkejut.
"Terimakasih atas penjelasannya, sekarang aku akan memusnahkan mu!" Ucap Alaina.
"CAHAYA SUCI!"
"WHOOSSH!! Sekelibat cahaya terang menerjang sangat cepat kearah iblis , iblis itu hendak kabur dan terbang melesat dengan cepat, namun ia tidak bisa menembus penghalang dan sihir Alaina pun tepat mengenai tubuhnya.
."Hoaaaaaa..... Aaaaaa.... KAU MEMANG BENWR-BENAR MENYEBALKAN" Iblis itu langsung terbakar dan menggeram kesakitan.
"Bagus alaina!". Ujar reno.
"OH..., AKU TAHU SEKARANG,..PANTAS SAJA AKU MERASAKAN SEDIKIT MENCIUM AROMA TUANKU..., HEI MANUSIA, SEBELUM DIRIKU TERBAKAR HABIS, KUBERI TAHU KAU, BERUNTUNGLAH AKU HANYALAH IBLIS RENDAHAN, INGAT INI ! TUANKU AKAN DATANG MENCARIMU SETELAH KEBANGKITANNYA! KARENA KAU ADALAH TAKDIR YANG HARUS DIMUSNAHKAN! JANGAN HARAP KAU BISA LARI DARI TAKDIRMU!" Ujar iblis itu saat dirinya terbakar dan perlahan-lahan menghilang.
Kami bertiga terkejut mendengar ucapan iblis itu, dia menyebut soal tuannya, siapakah tuannya itu? Timbul pertanyaan-pertanyaan di dalam benak kami semua, sebenarnya apa yang terjadi?.
Beberapa saat kemudian setelah hilangnya iblis itu, tubuhku kembali merasakan sakit yang amat luar biasa, kepalaku pusing dan kesadaran ku berangsur-angsur hilang.
"Ali ! Sadarlah ali!" Ucap reno dan Alaina berulang-ulang kali yang aku dengar sebelum kesadaran ku benar-benar menghilang.
"Tidak ada yang tahu rencana Tuhan, yang kalian harus tahu adalah tetaplah lakukan yang terbaik untuk diri sendiri".
Beberapa jam kemudian aku terbangun akibat terkejut karena mendengar suara ledakan hebat beberapa kali "DWaaaAAAARRR!!,.....DWAAAAAAARRR,.....DWAAAAARRRR,.....!!!".
"apa iblis itu kembali menyerang? Dimana reno dan alaina?" Gumamku, akupun langsung beranjak lari mencari dari mana asal suara ledakan itu. Setelah keluar rumah aku melihat gumpalan asap dari arah bukit. akupun segera berlari mendekatinya, namun saat hampir tiba disana ada segumpal bola api yang cukup besar mengarahku.
"Aliiiii awas aliiii..." Teriak reno dan Alaina.
"WHOOOOSSSS!" Suara bola api didepanku, sontak akupun loncat untuk menghindarinya.
"DWaaaAAAARRR....!" Suara bola api yang meledak di dekat ku.
"Adudududuh,.. Bola api nyasar dari mana itu? Perasaan sebelum aku pingsan iblisnya sudah menghilang," Gumamku saat tersungkur di tanah.
"Ali kau tidak apa-apa?" Ucap Alaina.
"Tidak apa-apa, Alaina". Jawabku.
"Syukurlah". Ucap Alaina.
"Lagian kau ini, ngapain muncul tiba-tiba!" Celoteh reno.
"Eeehh,.. Aku mendengar suara ledakan, aku fikir iblis itu masih ada, jadi aku datang untuk mengeceknya". Jawabku.
"Oh begitu, saat ini aku sedang latihan dengan reno, oh iya kondisiku gimana sekarang?." Ucap alaina.
"Oh seperti itu, maaf menggangu latihan mu, iya aku sudah baik-baik saja". Ucapku.
"Hmmm,... Ali coba kau lihat auramu sendiri". Ucap reno.
"Eh emang ada apa?" Tanyaku.
"Tinggal liat aja, apa susahnya sih?!" Celoteh reno.
"Iya-iya" Akupun langsung memfokuskan fikiran ku dan melihat auraku sendiri, aku sontak terkejut, karena auraku begitu melimpah sama seperti saat aku melihatnya dibantu oleh sihir Alaina, sepertinya kutukannya telah hilang sempurna. Aku sangat senang sekali.
"Jangan senang dulu" Ucap reno yang melihatku menyeringai kegirangan.
"Meskipun, kutukannya telah hilang, akan tetapi mana dan sihirmu tetap menyatu bercampur tidak sempurna, sepertinya itu bukan dampak dari kutukan, akan tetapi bawaan lahir" Ujar reno.
"Eh bawaan lahir, terus gimana guru? Tanyaku,
" Iya engga tahu, aku juga baru kali ini menemukan fenomena ini," Ujar reni
"apa kau merasakan ada yang aneh dalam dirimu?" Tanya Alaina.
"Ehh tidak sih, sama saja seperti biasanya, malah saatibi aku erasa kondisinya lebih baik dari sebelumnya, dan lebih mudah saat aku menekan aura, bahkan aku bisa menghindari bola api tadi dengan cepat". Ujarku.
"Nah yaudah, selagi masih bisa hidup mah, gausah difikirin!" Celoteh reno.
"Heeh masa gitu, tapi,.. Mau gimana lagi sih". Ujarku.
"Yasudah kau lanjut latihan mu saja seperti yang aku minta sebelumnya, jika itu belum cukup untukmu, lakukan apa saja yang bisa menaikan fisikmu, aku hari ini ingin berfokus melatih alaina". Ujar reno.
"Oke baiklah guru, semangat latihannya ya alaina!" Ujarku.
"Baik Ali, kau juga ya!" Jawab alaina.
Akupun beranjak pergi dari bukit yang sedang dijadikan tempat latihan oleh alaina dan reno, menuju sahabat terbaikku Jaka dan jeki. Beberapa menit kemudian akupun tiba di tempat biasa aku berlatih, dan ketika aku mulai latihan betapa terkejutnya aku, saat kebingungan siapa yang akan menaruh Jaka dan jeki kepunggungku saat aku push up, karena sedang melatih Alaina. Akupun berfikir untuk mencoba mengangkat Jaka dan jeki dengan kedua tanganku, namun saat aku angkat keduanya , aku terkejut bila keduanya menjadi sangat jauh lebih ringan dari sebelumnya.
"Oh, ringan sekali kau sahabatku, apakah kalian diet?" Celotehku saat mengangkat keduanya, lalu akupun mencoba mengangkat Jaka dan jeki dengan satu tangan, ternyata aku bisa melakukannya, akupun langsung secara perlahan lahan mengambil pose untuk push up sembari menaruh Jaka dan jeki di punggungku. Setelah berhasil akupun push up seratus kali dengan mudahnya, setelah itu, sit up, squad jam sambil mengangkat Jaka dan jeki, hingga beberapa jam berlalu matahari telah tenggelam menandakan latihanku telah berakhir akupun segera pulang untuk beristirahat.
Keesokan harinya akupun melanjutkan latihan seperti biasa namun kali ini di temani dengan reno terlebih dahulu sebelum akhirnya nanti reno melatih Alaina.
"Sekarang aku ingin melihat perkembanganmu, katamu semalam kau sudah bisa mengangkat sahabatmu dengan mudah,Coba perlihatkan kepadaku" Ujar reno, akupun langsung mengangkat Jaka dan jeki dengan mudah.
"Oh kukira hanya bualan saja, ternyata benar, boleh juga" Ujar reno.
"Heheh hebat kan". Celotehku.
"Hmmmp,.. Sekarang coba tekan auramu seluruhnya" Ujar reno.
"Ehh tidak mungkin bisa guru" Jawabku.
"Aku sudah bilang, jangan bilang tidak bisa sebelum mencobanya!" Ucap reno dengan tegas. Akupun langsung mencoba menekan seluruh auraku, saat mencobanya ternyata tidak sesulit yang aku kira namun, saat setengah aku menekan auraku, tubuhku merasakan hawa panas seperti saat pertama latihan, dan semakin aku menambah jumlah aura yang aku tahan, tubuhku semakin seperti terbakar, hingga akhirnya aku mampu menekan seluruh auraku, namun tubuhku tidak bisa digerakan sedikit pun, bahkan hanya untuk sekedar menjentikan jari, aku hanya bisa berbicara itupun secara terbata-bata.
"A-aku telah melakukannya, t-tetapi a-aku t-tidak b-bisa b-bergerak g-guru!" Ucapku dengan kesulitan.
"Pertahankan seperti itu, kita lihat seberapa lama tubuhmu bisa bertahan, dan jika kau sudah tidak mampu menahannya jangan hempaskan secara mendadak,perlahan-lahan saja! Kalo tidak tubuhmu akan meledak!" Ujar reno.
"Meledak gak tuh! Jangan bikin panik dong!" Gumamku.
Beberapa menit berlalu aku menahan seluruh auraku, dan aku hanya mampu menahannya sekitar sepuluh menit.
"Oke bagus, segitu juga cukup, baiklah latihan mu hari ini adalah menahan seluruh auramu, kau latihan di air terjun seperti pertama kali latihan, dan bawa kedua sahabatmu kesana! Jangan pulang sebelum aku datang" Ucapku.
"Ehh kenapa Jaka dan jeki harus dibawa?" Tanyaku.
"Meninggalkan seorang sahabat adalah hal paling mengecewakan!" Ujar reno, ia pun langsung pergi untuk melatih Alaina, dan aku juga langsung pergi sambil membawa sahabatku ke air terjun.
Beberapa saat kemudian akupun tiba disana bersama Jaka dan jeki, akupun segera melakukan latihanku ditemani dua sahabatku di air terjun. Dari beberapa kali percobaan aku merasakan jika aku mampu menahan auraku sedikit lebih lama dan itu makin bertambah seiring aku mencobanya berulang kali hingga matahari terbenam, setelah aku merasa cukup akupun beristirahat dan melepaskan auraku secara perlahan-lahan dan menahannya setengah dari jumlah keseluruhan. Beberapa saat kemudian reno pun datang menghampiriku.
"Bagaimana latihan mu? Apa sudah lebih baik?" Tanya reno.
"Iya guru, aku bisa menahannya selama setengah jam" Jawabku.
"Bagus, lakukan itu sampai kau bisa menahannya sepanjang hari sambil bergerak, tidak mematung oke! Jangan ngeluh! Sekarang saja kau sudah bisa menahan setengahnya, sambil beraktivitas dan latihan! Ujar reno.
"Okee guru!" Jawabku.
"Tapi apa kau menyadari sesuatu?" Tanya reno.
"Tidak, emang apa itu guru?" Tanyaku.
"Coba lihat perutmu" Ucap reno.
"Hehh, sejak kapan warna hitam ini muncul di perutku?" Ujarku saat kebingungan ada bercak hitam di perutku, namun saat aku sentuh itu tidak menimbulkan rasa sakit.
"Sepertinya itu baru muncul saat kau latihan, mungkin itu adalah efek menahan aura sepenuhnya". Ujar reno.
"Heh,.. Apa ini berbahaya? Apa tubuhku semuanya akan menghitam?" Ujar ku sedikit panik.
"Tidak akan! Parnoan banget sih! Sekarang coba kau tahan seluruh auramu" Ujar reno, akupun lansgung melakukannya.
"Coba gerak maju" Ucap reno.
"T-tidak b-bisa guru!" Ucapku.
"Heleehh, nih aku beri tips lanjutan untukmu supaya tubuhmu cepat beradaptasi, sekarang lepaskan dulu setengahnya." Ujar reno.
"Saat kau menekan seluruh auramu, jangan terlalu fokus pada hal itu, kuncinya adalah di fikiran ku, jika kau berfikiran tidak bisa, itu akan terjadi, Yang mengontrol tubuhmu ada fikiran ku, jika fikiranmu tidak berjalan dengan baik, dan mengatakan hal itu mustahil untuk kau lakukan, maka itu akan menjadi sulit, tetapi jika fikiranmu mengatakan jika kamu bisa, kamu pasti bisa melakukannya, inti dari segala inti di dalam tubuh adalah otak, bukan jantung apalagi otot! Ngerti!" Ujar reno.
"Emm,.. ngerti guru!" Ucapku.
"Katakan dengan keras! Ngerti gak?!!" Tegas reno.
"SIAP! MENGERTI GURU!" ucapku dengan lantang.
"Oke bagus! Sekarang coba lakukan lagi". Ujar reno. Akupun langsung mengekang seluruh auraku lagi.
"Nah coba kau fikirkan kau bisa melangkahkan kakimu". Ujar reno.
"Lahkahkan kaki, langkahkan kaki,... Langkahkan kaki" gumamku berulang ulang, akupun dengan susah payah mencoba untuk melangkahkan kakiku, namun tetap saja itu terasa sangat sulit, kaki ku sangat kaku seperti beton, hingga beberapa menit kemudian akupun berhasil melangkahkan kaki.
"Etdah, selangkah aja butuh waktu lima menit, kau orang apa robot rusak!" Celoteh reno.
"Heheheh s-susah g-guru!" Ucapku.
"Gini aja deh, kau lepaskan asrama secara sedikit demi sedikit hingga kau bisa melangkah dengan normal,". Ujar reno. Setelah mendengar itu akupun mencobanya, dan ternyata aku bisa melangkahkan kakiku lebih mudah meskipun tidak normal.
"Nah begitu,.. Yasudah, lanjutkan saja besok lagi, hari udah mulai gelap". Ujar reno.
"Guru duluan saja, aku ingin melanjutkan ini sedikit lebih lama" Ucapku.
"Hmmm, yasudah tapi jika kau terbawa hanyut lagi seperti waktu itu, jangan salahkan aku ya!" reno pun langsung pergi setelah mengucapkan itu.
"Yee segala di ingetin lagi, kenangan pahit itu" Gumamku. Akupun melanjutkan latihan ku hingga larut malam, akan tetapi aku belum bisa melakukannya dengan baik, meski demikian setidaknya aku telah mengetahui cara yang lebih mudah. Setelah kurasa cukup dan malam pun sudah sangat gelap akupun lekas pulang untuk beristirahat.
"Jangan berhenti di tengah jalan, selain kesia-siaan itu juga bisa menyebabkan kecelakaan hingga kematian"