19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Perlawanan
Afrizal menunggu Andita hingga tengah malam namun tanda-tanda kehadiran nya tak terlihat. Lelaki itu sampai-sampai membawa pekerjaannya di ranjangnya.
Sudah dua gelas kopi dia habiskan, setelah mematikan laptop nya dia sedikit meregangkan otot-otot tubuh nya, melirik jam tangan yang mahal. Angka menunjukkan 01.32 Sudah lewat tengah malam, suasana hening.
Afrizal memutuskan untuk ke balkon menghirup udara segar. "Kau kemana? Mengapa kau menghindari ku? Maki aku seperti biasanya, mengapa kau pergi." Afrizal menatap jalanan sepi jauh disana. Setelah puas ia pun beristirahat karena letih di badan juga pikirannya.
Afrizal memutuskan menghampiri nya ke kantor dinas tempat Andita bertugas. Semalaman dia tak pulang hatinya resah ponselnya juga mati. Entahlah pikiran nya kacau. "Kita perlu bicara Andita!" Teriak lelaki itu lantang hingga terdengar ke seluruh peserta apel pagi yang baru saja membubarkan diri setelah kegiatan rutinitas tersebut.
Ada puluhan pasang mata melihat dan kasak kusuk yang terdengar, Andita melangkah menuju ke hadapan Afrizal. Menatapnya tajam,"Katakan apa yang kamu mau?" Tanyanya.
"Kenapa tidak mengabarkan kalau tidak pulang? Kemana saja kau seharian? Dengan siapa? Aku mencemaskan keadaan mu." Pertanyaan secara beruntut diajukannya membuat Andita melengos enggan menatapnya.
"Aku ada tugas investigasi dan penyergapan. Apa kau lupa aku kerja dimana? Bagian apa? Apa aku harus lapor ke kamu 24 jam? Ponsel ku mati tak sempat bukan tak ada waktu mencharge baterai, lalu apa? "
"Kau marah aku tahu faktanya? Kau marah aku mengabaikan mu? Ego mu terluka begitu?" Balik Andita bertanya kepada Afrizal yang hanya tertegun menatapnya.
"Aku di bayar masyarakat aku harus kembali. Bicara masalah ini di rumah jika aku pulang. Aku tak ada waktu untuk mendengarkan kisah cinta mu Tuan. Permisi." Andita berlalu menuju ke dalam markas besar.
Afrizal tertegun sejenak karena banyak yang memperhatikan mereka iapun segera meninggalkan tempat itu. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Begitu sampai di perusahaan ia berjalan menuju ke ruang kerjanya tanpa memperhatikan sapaan karyawan nya di sepanjang jalan yang dilaluinya.
"Pulanglah awal kita bicarakan tentang nya." Afrizal mengirimkan pesan singkat ke Andita. Lagi-lagi pesan itu di biarkan saja tak ada niatan untuk membacanya. Lelaki itu langsung mendengus kesal, langsung membuka berkas-berkas yang mesti di selesaikan.
Ia harus mengutamakan kepentingan perusahaan karena banyak orang yang bergantung hidupnya di sana. Tak mau dia rugi juga dia menghargai jasa para karyawannya semua saling membutuhkan.
Tak terasa jam menunjukkan pukul setengah tujuh, Afrizal bergegas menuju ke mobilnya. Tujuannya yakni bertemu Andita dan berbicara tentang keadaan yang sebenarnya terjadi. Semuanya dia harus tahu dan mengerti. Notifikasi pesan singkat dari Selina Kyle Walker, Afrizal memutuskan untuk menelpon.
"Selina?" Panggil Afrizal begitu mengangkat ponselnya.
"Afry, aku ingin kau menemaniku di sini. Ku mohon." Suara Selina Kyle Walker mendayu mencoba untuk merayunya.
"Maafkan aku tapi aku ada sesuatu yang sangat mendesak tak bisa ku tinggalkan."
"Tapi aku kangen, dan tidak mau sendirian di sini." Afrizal mencoba untuk menghindari ajakan Selina Kyle Walker.
"Aku tak bisa menemani mu. Kita tidak bisa berduaan terlalu lama. Akan ada fitnah. Ini Indonesia bukan." Afrizal mencoba untuk mengelak.
"Aku tahu, tapi aku sudah cerai dengan nya. Please, kita bebas karena singgel." Rayu Selina Kyle Walker.
"Maafkan aku, ini benar-benar mendesak. Nanti aku usahakan untuk bertemu okey?" Bujuk Afrizal.
"Kau janji ya, aku menunggumu disini." Bisik Selina Kyle Walker manja. Tak di jawab Afrizal memilih mematikan sambungan telepon dan berkosentrasi menuju ke rumah.
Andita baru keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaiannya, menyisir rambut nya tanpa menatap wajah sang suami yang baru saja masuk ke kamar mereka.
"Aku jelas kan ke kamu. Dia kekasih ku saat kami kuliah bersama, dan dia menikah dengan pria lain karena perjodohan. Orang tua nya menganggap aku, yang yatim piatu tak layak untuk menjadi suaminya. Makanya kita dipisahkan dengan perjodohan itu. Sebagai bayar hutang budi. Kau mengerti kan?"
"Kami baru bertemu dua hari lalu, dan kemarin adalah waktu pertama kali kita bertemu." Jelas Afrizal menatap wajah Andita yang hanya terdiam menatap Afrizal dari pantulan cermin rias di kamar mereka.
"Lalu aku harus sedih begitu, melow sampai mewek-mewek gitu? Meratapinya sebab aku jadi ban serep begitu?" Tanya Andita.
Wanita cantik itu duduk dengan menggunakan skincare rutin tiap kali sehabis mandi. Menatapnya tak berkedip.
"Aku tak ingin salah paham sama kamu. Dan kau harus tahu dia.."
"Masa depan mu, ibu dari calon anak-anak mu, aku harus tahu diri dan menyingkir. Bukankah aku harus mempersiapkan diri untuk itu? Asalkan uang kompensasi nya cukup maka aku pasti menyingkir." Ucap Andita meliriknya sepintas.
"Andita bisa tidak aku bicara dulu. Jangan suka menyela?" Afrizal geram menatapnya tajam.
"Bukannya kau cinta mati dengan nya dan tak mengharapkan apapun padaku? " Berganti dengan Andita bertanya membuat Afrizal tak bisa berkata-kata lagi.
"Aku tak akan menceraikan mu, cam kan itu! " Bentak Afrizal menatap wajah cantik Andita dengan tajam.
"Lalu kau mau punya istri dua layaknya para orang kaya yang angkuh begitu?" Ucapan sinis Andita membuat nya geram.
Dengan sekali sentakan Andita menatap tajam tak terima lagi Afrizal bertindak kasar. "Pengecut. Beraninya cuma dengan wanita, penjahat kelamin!" Desis Andita saat mereka bertatapan mata.
"Apa kau bilang."Afrizal membeliak matanya tak terima makian Andita
"Lalu apa sebutannya jika kau selalu melakukannya padaku tak kenal waktu juga tempat!" Serang Andita kesal.
"Itu hal wajar kita suami istri jadi sudah menjadi kebutuhan pokok untuk kita melakukannya, mengerti?" Afrizal menjawabnya dengan penekanan di setiap kalimatnya.
"Andita suka atau tidak kita sah menurut agama kau istri ku jadi lakukanlah hal itu dengan benar!" Sentak Afrizal bersama dengan nya ia bergerak mulai mencium bibir Andita.
Wanita cantik itu memberontak tak mau menerima nya. Melakukan perlawanan terhadap segala gerakan lelaki itu sehingga saat lemah ia berhasil membalasnya dengan tendangan beberapa kali.
Mereka berkelahi layaknya musuh, Andita mengenakan gaun tidurnya agak merepotkan nya namun gerakan nya lincah. Beberapa kali Afrizal terkena pukulan namun lelaki itu tak memukul balik hanya mengambil alih dengan mencium Andita.
Hingga akhirnya Afrizal tersungkur karena selakangan nya berhasil di tendang. Aset berharga berdenyut-denyut dan ia berguling di lantai Andita menyeringai menatap datar ke suaminya. "Rasakan kemampuan ku tak bisa kau anggap remeh tuan."
Andita duduk di tepi ranjang dengan puas menatap nya sinis. "Itu bayaran kau selalu merendahkan aku. Kau pikir kau lah segala nya?"
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin