Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26 Tindakan Gina
Dipta sekarang mengerti apa yang dimaksud oleh Azka sahabatnya itu, tapi dia berusaha menepis semuanya, Dia tidak yakin kalau Karina bisa lari bersembunyi darinya, yang dipta tau selama ini Karina tidak mempunyai teman yang banyak, kesehariannya hanya dirumah dan mengurus suaminya, jadi agak tidak masuk akal kalau Karina bisa melakukan ini.
“gw yakin ada yang membantu Karina, apalagi dia sekarang dalam keadaan hamil pasti agak berat baginya merencanakan semua ini” Jelas Azka
“tapi siapa ka yang telah membantu Karina, apa lo punya bukti ?” balas Dipta yang sebenarnya juga penasaran dengan apa yang dilakukan Karina.
“sekarang gw belum punya bukti, tapi gw rasa karina sudah mengatur semuanya, lo aja yang nggak tau Karina” cibir Azka dia sangat kesal dengan sikap Dipta yang berubah sejak menikah dengan Gina.
“gw akui beberapa bulan ini tidak terlalu memperhatikan Karina karena sibuk dengan kehamilan Gina” Sesal Dipta yang telah mengabaikan istri pertamanya itu.
“Karina sangat mencintai gw Ka dan dia sangat patuh, apa yang gw katakan dia tidak pernah membantah” Jelas Dipta.
“Nah karena semua sikap Karina itu lo jadi anggap remeh dia, lo terlalu pede kalau Karina tidak akan bisa berbuat apa apa, lo kan tau siapa karina, dia sangat cerdas dan pinter pergaulannya sebelum menikah dengan lo bukan dengan sembarangan orang, itu yang harus lo ingat!” Azka memberitahu Dipta siapa Karina sebenarnya yang selama ini dianggap lemah oleh Dipta.
Dipta menatap Azka yang kembali mengingatkannya tentang Karina, perempuan yang dulu dia kejar sampai mohon mohon agar Karina bersedia untuk dinikahinya, walaupun karina sangat mencintai Dipta Karina masih mau melihat kesungguhan Dipta. sampai akhirnya Karina mau menikah dengan nya, Dipta melakukan usaha yang sangat keras dan penuh perjuangan.
“karina pantas untuk diperjuangkan Dipta, lo aja yang sudah menyia nyiakan dia, gw sangat menyesali sikap lo tapi gw hanya orang luar didalam rumah tangga kalian” Azka menghela nafas panjang setelah mengeluarkan apa yang ada dipikirannya.
“Bagaimana dengan anak gw Ka, apa dia akan hidup baik dengan Karina?” tanya dipta sambil merenung
“gw percaya anak lo akan hidup bahagia dan terjamin dengan Karina, dia Wanita yang hebat lo bisa buktikan omongan gw dikemudian hari” Tukas Azka.
“gw menyesal Ka nggak ikut nasehat lo dulu, kini gw sadar ternyata gw mencintai Karina lebih besar dari rasa cinta gw pada Gina, apalagi sekarang karina sedang hamil anak gw” Mata Dipta berkaca kaca mengingat hal yang telah dilakukannya terhadap Karina.
“terlambat lo menyadari setelah karina pergi, Lo juga sudah menyakiti karina begitu dalam, apa lo nggak ada hati sedikit pun sampai enggan mempunyai anak dengan Karina, kesalahan lo terlalu besar Dipta, betapa hancur perasaan Karina mendengar semuanya” Azka sangat kesal, Karina diperlakukan seperti ini oleh sahabatnya itu.
“yang lebih menyakitkan lagi buat Karina, Gina yang memberitahukan semuanya tentang Lo yang tidak mau mempunyai anak dari karina, gila sih lo Dipta, gw aja yang mendengarnya sedih apalagi Karina” Azka mengusap wajahnya dengan kasar.
“Lo coba pikir, malu yang dirasakan Karina saat itu, sakit hati dan perasaan hancur saat mendengar itu semua dari Gina istri kedua lo, semua orang memandang rendah Karina, seorang istri yang tidak diinginkan suaminya” Sambung Azka menggebu gebu, Dipta yang mendengar semua perkataan Azka hanya bisa menangis saat ini, air matanya jatuh membasahi pipinya mendengar semua penuturan Azka.
Ditengah perdebatan Azka dan Dipta tiba tiba telpon Dipta berbunyi lagi dia mengabaikannya, kepalanya sakit sekali dia tidak mau diganggu saat ini, buru buru Azka mematikan telpon genggamnya dia juga tidak mau menjadi sasaran oleh Gina.
“dicariin tuh sama istri lo, gw nggak mau ikut ikutan masalah kalian, angkat telpon dari Gina dia nggak bakalan berhenti sampai lo angkat” Tukas Azka yang melihat kearah telpon Dipta yang dari tadi nggak berhenti henti berbunyi. Dipta segera mengusap air matanya lalu mengangkat telpon dari istrinya itu.
“Halo sayang, ada apa? Mas lagi ada tamu” Dipta terpaksa berbohong agar Gina percaya, kalau dia sedang sibuk saat ini.
“iya nanti, selesai meeting mas balik, sudah dulu ya sayang mas mau lanjut meeting lagi” Dipta langsung mematikan telponnya tanpa menunggu jawaban dari Gina. Kepalanya benar benar pusing saat ini rasanya mau pecah ditambah lagi nanti menghadapi tingkah Gina yang keras kepala.
Masalah surat cerai yang telah diurus Gina dipengadilan agama membuat Dipta makin frustasi, apa yang harus dia lakukan sekarang, dia tidak mau menceraikan Karina karena sekarang sedang mengandung anaknya, tapi dia juga sudah berjanji pada Gina.
Dipta menarik rambutnya dengan kasar, dia benar benar buntu saat ini ditengah kebingungannya saat ini Dipta mencoba memejamkan matanya untuk istirahat sejenak melepas kan penat dan lelah menghadapi masalahnya saat ini.
Azka yang melihat Dipta ingin istirahat meninggalkan sahabatnya itu dikamar sendiri, diapun berjalan kearah dapur untuk minum karena dia sangat haus sekali.
Azka termenung dipantry apartemennya itu, dia jadi kepikiran soal pertemuannya dengan Yuda tadi. Tidak ada yang mencurigakan dari gerak gerik Yuda tapi Azka merasakan ada sesuatu yang lain.
Hari sudah malam Dipta saat ini sudah bersiap siap untuk pulang kekediamannya, dia tahu setelah ini akan menghadapi masalah baru lagi. Ingin rasanya Dipta pergi jauh dari semua ini tapi dia tidak bisa, anaknya mau lahir dia tidak mau terjadi apa apa dengan anaknya nanti.
Setelah menempuh perjalanan menuju kerumahnya akhirnya Dipta memasuki halaman kediaman Darmawan, Dipta menghela nafas panjang lalu turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumah,dia disambut dua Wanita yang saat ini menatap kesal padannya tapi Dipta berusaha biasa saja, tanpa menyapa keduanya Dipta masuk kedalam kamarnya.
Membersihkan diri dikamar mandi cukup lama, Dipta berjalan keluar dari kamar mandi menuju walk in closet dikamarnya untuk berganti pakaian. Gina menatap tajam kearah Dipta yang baru keluar dari kamar mandi.
Tanpa menghiraukan Gina yang ada dikamar Dipta membaringkan tubuhnya di ranjang, Gina yang sudah geram dari tadi dicuekin langsung mendekati Dipta membawa amplop coklat yang didalamnya ada surat dari pengadilan agama.
“ini mas aku sudah urus semuanya, tinggal siding, kamu silahkan kirim ini kerumah bekas istrimu itu”. Tegas Gina sambil memberikan amplop ketangan Dipta. Dipta menatap tajam kearah Gina yang saat ini ada didepannya, Gina melihat ada kemarahan dimata Dipta menjadi takut.
“kamu sungguh keterlaluan Gina, aku sudah bilang nanti tunggu dulu, aku masih ada masalah yang harus dibereskan, tapi kamu bertindak lancang dengan mengurus semua ini tanpa sepengetahuan ku” Dipta melemparkan amplop tersebut keatas ranjang.
“kamu nggak niat buat ngurus nya mas, aku nggak mau jadi istri siri, anak kita mau lahir” Teriak Gina
“aku bilang sabar, pasti akan diurus tapi kamu tidak bisa menunggu, keras kepala sekali beda dengan Karina yang sangat patuh pada ku” Dipta membandingkan sikap Gina dan Karina, mendengar Dipta memuji Karina membuat Gina marah.