EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Rencana Langit
"Gagal ginjal, Pa." Langit hanya bisa mengucapkan lirih dengan helaan napas berat di depan sang Papa.
Deg...
Mendadak hati Bayu mencelos mendengar sebuah fakta mencengangkan baginya. Bibirnya terasa kelu untuk berbicara. Alhasil ia diam sejenak untuk mengucap doa dalam hati agar Binar segera sembuh seperti sedia kala.
"Selama ini keluarga Juna enggak pernah cerita apa pun ke Papa atau Mama mu soal Binar sakit,"
"Iya, Pa. Mereka enggak tahu. Binar menutupnya secara rapat," jawab Langit.
"Enggak mungkin Arjuna gak tahu tentang kehidupan anak-anaknya. Papa gak percaya hal itu. Papa sudah lama sahabatan sama dia," ucap Bayu.
"Beneran, Pa. Aku saja baru tahu Binar sakit pas beberapa bulan sebelum ia menikah sama kakak iparnya sendiri," ucap Langit dengan nada tak suka. Ia malas menyebut nama Dion. Sebab laki-laki itu telah merebut Binarnya sekaligus membuat wanita yang ia cinta menderita dan tidak bahagia.
"Papa sangat kenal Arjuna. Dia memang orangnya kadang bersikap dingin dan tenang. Tapi terkadang juga bisa frontal secara terang-terangan bila ada hal-hal yang tidak ia sukai atau masalah tertentu,"
"Kamu ingat kan saat dulu masalah Bisma yang ketahuan dekat sama gurunya waktu dia masih SMA. Arjuna langsung mindahin sekolah Bisma tanpa banyak bicara dan aba-aba terlebih dulu. Langsung Bisma di eksekusi pindah sekolah bahkan pindah kota di saat yang tepat," jawab Bayu.
"Gak tahu juga Pa kalau soal watak asli Om Juna. Papa tentu lebih tahu soal itu. Dan yang pasti sekarang aku mau sampaikan ke Papa satu hal yang penting kalau sudah ada donor untuk cangkok ginjal yang cocok buat Binar," tutur Langit.
"Alhamdulillah,"
"Binar kenal pendonornya, Lang?"
"Iya, Pa. Sangat kenal. Bahkan Papa juga kenal kok," jawab Langit.
"Siapa Lang?" tanya Bayu yang semakin penasaran.
"Putramu ini yang sekarang duduk di hadapanmu, Pa."
"Hah," respon Bayu terkejut.
"Ka_mu Lang?"
"Iya, Pa. Aku sudah melakukan serangkaian tes dan hasilnya cocok. Hanya saja Binar menolaknya. Aku mohon Papa bantu aku meyakinkan Dokter Meta, dokternya Binar, agar bisa segera melakukan operasi pencangkokan ginjalku untuk Binar secara diam-diam. Papa kan punya koneksi di Bandung. Terlebih kota itu kampung halaman Papa dulu. Bantu Langit sembuhkan Binar ya, Pa. Langit sangat mencintai Binar, Pa. Aku enggak mau dia meninggal," pinta Langit.
Keheningan pun terjadi. Bayu memijat pelipisnya. Pusing tiba-tiba menderanya. Walaupun ia tahu keinginan sang anak sangat baik pada wanita yang dicintai putranya itu. Tetaplah hati orang tua mana yang tega melihat anaknya nanti ke depan akan hidup dengan satu ginjal saja.
Banyak spekulasi negatif yang ia pikirkan juga. Karena kesehatan seseorang juga tidak selamanya berjalan mulus. Khawatir nanti ke depan satu ginjal yang tersisa itu bermasalah bagi kesehatan putranya. Terlebih Binar sudah memiliki suami. Sungguh dilema.
"Pa, gimana?
"Papa setuju kan dengan rencana Langit tadi?"
Sebuah helaan napas berat menyergapnya. Dirinya bingung memberi keputusan pada putranya. Ia sangat tahu putra sulungnya ini sangat mencintai Binar. Akan tetapi kondisinya saat ini tidaklah semudah dahulu saat Binar masih berstatus single.
Tanpa keduanya sadari, ada seseorang yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Karena terburu-buru ingin ke ruang kerja sang Papa untuk menyampaikan perihal Binar, Langit tak menutup secara rapat pintu tersebut.
Dan Langit berpikir para penghuni di rumah orang tuanya sudah pergi sekolah dan kuliah. Terutama adik-adiknya. Faktanya, Alea yakni saudari kembarnya masih di kamar. Saat Langit tiba, Alea masih tidur. Semalam Alea baru pulang dari pesta ulang tahun temannya larut malam sehingga pagi ini dirinya bangun kesiangan.
Saat terburu-buru ingin berpamitan dengan orang tuanya untuk pergi ke kampus, tanpa sengaja ia mendengar sayup-sayup suara dari dalam ruang kerja sang Papa.
"Jadi Langit sejak dulu mencintai Binar. Terus sekarang dia mau jadi pendonor ginjal untuk Binar. Gila. Bener-bener gila. Dan ini gak bisa dibiarkan. Aku harus kasih tahu Mama," batin Alea.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Hi, Sobat Safira.
Pengumuman Kuis Receh kemarin, ini dia pembaca setiaku yang beruntung :
Selamat buat Sobat Safira yang namanya tertera di atas, Mohon DM othor ya untuk ambil hadiahnya🙏
Buat Sobat Safira lainnya yang belum beruntung, semoga beruntung di lain waktu. Othor Tidak Solehot suka tahu bulat di goreng dadakan kalau menerbitkan kuis atau GA. Yang sudah lama menjadi pembaca setiaku pasti paham karakter Othor.
Jadi pantengin terus karya Othor Tidak Solehot dan jangan lupa like dan komen setiap chapternya💋
Haturnuhun🙏
msh blom puas?
cerdas dan pinter dan tanggap
kan sudah besar ditinggal binar aja umur a 3thn lah sekarng di+ 5 thn kemudian kn sudah besar🙏