"Apa yang kamu tahu?" tanya Aditya pada pria yang kepalanya berlumuran darah.
"Aku hanya lihat ada tiga orang pria datang lalu dia menyuntikkan sesuatu pada wanita itu. Setelah wanita itu tidak berdaya, mereka menggantungnya seolah dia bunuh diri."
Usai mengatakan itu, pria tersebut menghilang tanpa bekas.
Sebagai seorang polisi, terkadang Aditya menemui kesulitan ketika mengungkap sebuah kasus. Dan tak jarang dia sering meminta informasi dari makhluk tak kasat mata yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Aditya memanfaatkan indra keenamnya untuk mengungkap kasus kejahatan yang terjadi di sekitarnya. Tak sendiri, dia ditemani jin cantik bernama Suzy yang rela membantunya melakukan apapun, kecuali mencarikan jodoh untuknya.
"Haiissshh.. Tante Suzy.. yang benar dong kalau kasih info. Nyasar lagi nih kita!" kesal Adita.
"Kalau mau nanya alamat tuh ke Mbah Gugel! Bukan ke aku!"
Aditya hanya menepuk keningnya saja.
"Percuma ngajak jin dongo," gumam Aditya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cheryl
Kesibukan nampak di kantor J&J Entertainment. Rumah produksi sekaligus agency artis terkenal ini tengah menyiapkan sebuah film terbaru. Rencananya film ini akan mengambil seorang director dari negara Perancis dan mengusung tema romance action. Jiya pun terlihat tak kalah sibuk. Dia bersama timnya tengah menyiapkan materi untuk promosi film ini. Digadang-gadang film ini akan menghabiskan budget cukup besar, karena akan syuting di beberapa negara.
Nurul, salah satu teman kerja Jiya mendekati gadis itu dengan ponsel di tangannya. Dia memperlihatkan sesuatu di ponselnya pada Jiya. Dengan serius Jiya membaca berita tentang Cheryl. Artis yang berada di bawah naungan J&J Entertainment itu dituduh melakukan pembullyan pada temannya ketika sekolah dahulu. Berbagai komentar miring langsung muncul dan nama J&J Entertainment pun ikut terseret karenanya.
"Si Cheryl ngga ada kapoknya bikin masalah mulu. Bulan kemarin tim kita juga sibuk beresin masalah dia yang ketahuan mabuk-mabukkan di klub malam. Eh sekarang malah ada kasus kaya gini."
"Korbannya udah speak up belum?"
"Katanya korbannya tuh sampai bunuh diri. Dan kasih viral tuh Abangnya. Dia meminta Cheryl mendapat sanksi sosial karena ulahnya."
"Bisa ngga sih kita lepas tangan aja?" ujar Jiya setengah frustrasi. Mengurus materi promo film terbaru saja sudah menguras waktu dan pikirannya. Sekarang ditambah masalah yang ditimbulkan oleh Cheryl. Maka kata lembur akan terus menjadi nama belakangnya.
"Maunya sih kita lepas tangan. Tapi kita bisa apa. Dia kan masih artis di bawah naungan J&J Entertainment. Bentar lagi pasti Pak Dipa minta kita meeting."
Baru saja Nurul selesai berbicara, telepon di ruangan mereka berdering. Baik Nurul maupun Jiya saling berpandangan. Andra, teman satu divisinya segera mengangkat telepon ekstensi tersebut. Tak sampai dua menit, panggilan sudah berakhir.
"Gaaess kita diminta kumpul di ruang meeting. Pak Dipa mendadak minta meeting."
"Tuh aku bilang juga apa," bisik Nurul.
Dengan langkah gontai Nurul dan Jiya segera menuju lantai tiga, tempat di mana ruang meeting berada, disusul oleh Andra dan beberapa rekan lainnya. Di ruang meeting sudah ada Dipa dan Virzha, assiten Dipa. Wajah Dipa terlihat tidak senang. Dia baru saja membaca berita tentang Cheryl. Masalah tersebut langsung viral. Kabar ini muncul di tengah persiapan perusahaan menggarap film terbaru mereka. Dan Cheryl akan menjadi salah satu aktris yang membintangi film ini.
"Kalian sudah melihat berita yang beredar?" tanya Dipa tanpa basa-basi.
"Sudah, Pak. Saya sudah mencoba menghubungi Cheryl, tapi sampai sekarang dia ngga jawab panggilan saya," jawab Andra.
"Hubungi asistennya."
"Sama, Pak. Ngga dijawab."
"Keterlaluan! Pokoknya cari Cheryl dan bawa dia ke hadapanku secepatnya. Kalau tidak ada konfirmasi dari dia, maka putuskan saja kontrak dengannya!"
"Baik, Pak."
Semua tim divisi humas langsung membubarkan diri. Andra kembali mencoba menghubungi Cheryl. Jiya pun kebagian tugas menghubungi Nana, asisten Cheryl.
"Gimana? Udah bisa dihubungi?" tanya Andra.
"Belum."
"Kalian berdua datangi apartemen Cheryl gih," Andra melihat pada Jiya dan Nurul.
"Kamu bisa nyetir ngga?" kembali Andra bertanya pada Jiya dan Nurul.
"Bisa," jawab Jiya.
"Kalian bawa mobilku aja. Tahukan apartemen Cheryl di mana?"
"Apartemen Grand City kan?"
"Iya."
Jiya dan Nurul bergegas meninggalkan kantor J&J Entertainment. Setelah memakai seat belt-nya, Jiya segera menjalankan kendaraan roda empat tersebut. Nurul bertugas sebagai penunjuk jalan karena Jiya belum hafal jalanan kota Bandung. Gadis itu mengarahkan mobil menuju daerah Ciumbuleuit.
Setelah empat puluh menit berkendara, akhirnya mereka tiba di pelataran parkir gedung apartemen Grand City. Keduanya segera memasuki lobi apartemen, mendekati meja resepsionis.
"Mbak, kita mau ke lantai sembilan," ujar Nurul.
"Sebentar, Mbak."
Petugas resepsionis tersebut mengambil kartu akses kemudian memandu Nurul dan Jiya menuju lift. Dia menempelkan kartu akses ke panel lalu memijit tombol sembilan. Nurul menyempatkan diri mengucapkan terima kasih sebelum pintu lift menutup. Kotak besi tersebut segera bergerak naik. Tak sampai lima menit, mereka sudah sampai di tujuan. Nurul segera menuju unit nomor 0911 dan memijit bel di samping pintu.
Sampai lima kali Nurul memijit bel, barulah pintu unit terbuka. Dari dalamnya muncul seorang pria berambut keriting. Dengan gaya gemulainya dia menyambut kedatangan Nurul dan Jiya.
"Eh ada Mbak Nurul dan Mbak Jiya. Ada apa nih?"
"Ngga usah pura-pura bego. Kenapa telepon ngga diangkat? Mana Cheryl?" sembur Nurul.
"Cheryl ada kok. Dia lagi ngga enak badan."
Tanpa banyak bicara, Nurul segera masuk ke dalam apartemen disusul oleh Jiya. Buru-buru Nana menutup pintu dan mengikuti kedua wanita itu dari belakang. Pria gemulai itu sudah menyangka kalau pihak J&J Entertainment pasti akan mengirimkan orang untuk mengecek keberadaan Cheryl. Wanita itu memilih mengabaikan panggilan telepon dan juga melarangnya menjawab panggilan.
"Cher.. kenapa telepon kita ngga diangkat?"
"Maaf Mbak Nurul, aku lagi ngga enak badan."
"Segitu lemasnya emang sampai kamu ngga bisa angkat telepon? Terus si Nana kenapa ngga angkat juga? Sama ngga enak badan juga?"
"Ngga, Mbak. Hape ku disilent, jadi aku ngga tahu kalau ada panggilan."
"Ngeles aja udah kaya bajaj. Buruan siap-siap, kita ke kantor sekarang! Kalian ditunggu Pak Dipa!"
"Aku lagi ngga enak badan loh, Mbak."
"Lagi ngga enak badan tapi masih bisa nge-gym," sindir Nurul.
Cheryl menelan ludahnya kelat. Tak menyangka Nurul akan mendatanginya, Cheryl sampai belum sempat membereskan alat fitnesnya.
"Kalau kamu masih mau terdaftar sebagai artis J&J Entertainment, datang ke kantor sekarang dan jelaskan apa yang terjadi pada Pak Dipa. Kalau ngga, Pak Dipa bakal putusin kontrak denganmu."
"Ya ngga bisa gitu dong, Mbak. Aku bisa nuntut loh kalau Pak Dipa sampai putusin kontrak."
"Di dalam kontrak kan ada pasal, pihak pertama berhak membatalkan kontrak pihak kedua apabila pihak kedua melakukan hal yang merugikan pihak pertama. Kasus yang sedang menyeret namamu jelas merugikan J&J Entertainment," sambar Jiya. Sejak pertama bertemu, dia memang tidak menyukai Cheryl.
Mendengar itu, Cheryl bergegas masuk ke dalam kamarnya. Terdengar suaranya memanggil Nana, meminta asistennya untuk menyiapkan pakaian Cheryl. Sementara Nurul dan Jiya masih bertahan di tempatnya. Mereka akan tetap di sana dan memastikan Cheryl pergi ke kantor.
Sepuluh menit kemudian Cheryl sudah siap untuk pergi. Dia mengenakan kacamata hitamnya lalu meminta Nana membawakan tas miliknya. Dengan gaya angkuhnya Cheryl keluar dari unit apartemennya. Nurul dan Jiya mengikuti dari belakang. Setelah menutup pintu apartemen, Nana berlari menyusul tiga wanita di depannya.
***
Dua mobil berturut-turut memasuki pelataran parkir gedung kantor J&J Entertainment. Jiya menarik rem tangan lalu mematikan mesin mobil. Bersama dengan Nurul, dia keluar dari mobil. Di samping mobil milik Andra, Kurnia alias Nana memarkirkan mobil milik Cheryl. Masih dengan kacamata hitam yang menutupi matanya, Cheryl keluar dari mobil. Baru saja dia berjalan menjauh dari mobil, tiba-tiba ada orang yang melemparnya dengan telur.
"Aduh!"
Bau busuk langsung menyebar ketika telur mengenai punggung Cheryl dan pecah. Wanita itu berteriak kesal karena sekarang tubuhnya penuh dengan bau telur busuk. Orang yang melemparkan telur busuk segera berlari. Dua security uang bertugas segera mengejar pria itu. Nana segera menuju mobil. Dia mengambil pakaian ganti beserta peralatan mandi dan kosmetik milik Cheryl.
"Ayo mandi dulu, Beb," ujar Nana sambil menarik tangan Cheryl.
"Siapa sih tuh orang. Nyebelin banget!" kelutus Cheryl sambil masuk ke dalam gedung.
"Dih dia ngga ngaca apa? Dia sendiri sama nyebelinnya," celetuk Jiya.
"Hahaha.. maling teriak maling. Dulu waktu awal jadi artis, dia ngga gitu. Eh giliran udah naik daun jadi belagu."
"Biasa, kena star sindrome."
"Betul."
Keduanya segera masuk dan bergegas menuju lantai empat di mana mereka bertugas. Sepuluh menit kemudian Cheryl selesai dengan urusannya dan segera menuju ruangan Dipa. Sementara orang yang melempari Cheryl dengan telur busuk berhasil diringkus dan sekarang sudah diamankan di ruang keamanan.
"Cheryl, bisa kamu jelaskan apa yang terjadi?" tanya Dipa setelah Cheryl tiba di ruangannya.
"Itu cuma fitnah aja, Pak. Aku memang satu sekolah sama dia, tapi aku ngga pernah bully dia."
"Tidak ada asap kalau tidak ada api. Lagi pula orang itu juga mengunggah sejumlah bukti."
"Ini benar-benar fitnah, Pak."
Mata Cheryl nampak berkaca-kaca. Bagaimana pun juga dia harus meyakinkan Dipa kalau dirinya hanyalah korban fitnah. Jangan sampai cerita masa lalunya membuat karirnya hancur berantakan. Butuh waktu enam tahun baginya untuk sampai ke tahap ini dan Cheryl tentu saja tidak ingin semua kerja kerasnya berakhir sia-sia.
"Kalau begitu apa kamu siap untuk dikonfrontir dengan orang itu?"
"Be.. berani, Pak."
"Ok. Silakan kamu hubungi tim humas dan siapkan pembelaanmu, biar tim humas yang mengurus semuanya. Tapi kalau kamu berbohong, maka tangung akibatnya."
"Oh ya, Pak. Akhir-akhir ini Cheryl sering diteror. Beberapa kali dia mendapatkan hadiah berisi ancaman. Tadi waktu sampai ke sini, dia juga dilempar telur busuk. Apa Bapak ngga bisa bantu kasih keamanan buat Cheryl?" tanya Kurnia.
"Saya akan pikirkan itu."
Cheryl dan Kurnia segera keluar dari ruangan. Dipa segera menghubungi Sean. Dia ingin meminta bantuan pria itu untuk menyelidiki soal Cheryl. Dia curiga kalau apa yang dituduhkan pada salah satu artisnya benar adanya. Jika benar, maka Dipa tidak segan-segan akan menendang Cheryl.
***
Keesokan harinya Cheryl kembali mendatangi kantor J&J Entertainment. Dipa sudah menyediakan bodyguard yang akan menjaga wanita itu. Selama Cheryl masih bernaung di bawah J&J Entertainment, maka sudah kewajiban Dipa untuk menjaga keamanannya. J&J Entertainment baru saja menjalin kerjasama dengan Sentinel. Dipa memakai perusahaan jasa keamanan itu untuk menjaga artis yang berada di bawah naungannya.
Jiya baru saja selesai mengeprint press release yang dibuatnya. Gadis itu mendapat tugas membuat press release untuk menangkal gosip yang beredar tentang Cheryl. Sebenarnya press release yang dibuatnya lebih kepada menjaga nama baik J&J Entertainment. Wanita itu bersiap menuju lantai enam, lantai di mana ruangan Dipa berada. Dia harus mendapat persetujuan Dipa sebelum merilis press release.
Lift berhenti di lantai enam. Begitu pintu terbuka, keluar Ivan dan Gading dari dalamnya. Keduanya segera menuju ruangan Dipa. Kedatangan keduanya segera disambut oleh Dipa. Dia juga memperkenalkan keduanya pada Cheryl.
"Kenalkan ini Cheryl. Oh ya, siapa yang ditugaskan untuk menjaga Cheryl?"
"Ini Gading. Dia yang akan bertugas menjaga Cheryl."
Ivan memperkenalkan Gading yang berdiri di dekatnya. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya, tidak ada senyum di wajahnya. Hanya tatapan dingin saja yang diberikan olehnya. Cheryl sampai bergidik melihat penampakan Gading. Belum sempat mereka berbicara banyak, terdengar ketukan di pintu. Tak berapa lama pintu terbuka. Jiya masuk dengan membawa map di tangannya. Dipa menggerakkan tangannya meminta Jiya untuk mendekat. Jiya menaruh map berisi press release yang sudah dibuatnya.
"Saya akan membacanya nanti. Kamu kembali saja ke ruangan."
"Baik, Pak."
Jiya segera berbalik. Ketika gadis itu melintasi Gading, tanpa sengaja dia melihat lengan Gading yang terdapat luka panjang bekas jahitan.
***
Jangan lupa ditunggu komennya😉
menyusahkan tapi ujungnya baiklah 😂😂
waaah sean emang kmu punya orderan ala aja😆😆😆😆😆