Cinta Tak Pernah Salah
Dentuman keras terdengar suara musik menggema diantara lautan manusia di sana seseorang wanita cantik berjalan lenggak-lenggok dengan gaun hitam nya yang ketat dan seksi.
"Test.. Test.. Bagaimana penampilan ku?" Ucap si wanita cantik itu bergumam sendiri
"Perfek! Kau ratunya di sini." Sahutan di ear phone yang dikenakan oleh Wanita itu membuat lengkung menghiasi wajah cantik itu.
Mengikuti irama musik yang diputar wanita itu bergerak dengan gemulai. "Apa aku boleh menari di sana ? " Wanita itu bertanya dengan mata sayu menatap tiang untuk menari para penari striptis.
"Buat senatural mungkin!" Perintah ini dengan senang hati ia terima. Dia berjalan mendekati lelaki berpakaian hitam-hitam berbadan besar. Setelah beberapa saat berbicara lelaki itu memberikan kodenya.
Sang wanita mulai naik dan menunjukkan kebolehannya dalam menari. Sontak para lelaki itu mendekat bersorak kegirangan. Karena tariannya yang panas membakar libido.
"Guys, arah jam 9. Lihatlah woow.. " Suara Adam membuyarkan obrolan ke lima lelaki itu. Afrizal, Thomas, Dante dan Hisam menatap ke arah panggung yang ada penari striptis. "Wow, she so sexiest." Komentar Dante nyaring.
Thomas dan Hisam menelan ludah dan Afrizal hanya menatapnya dengan pandangan nyalang. Dia mengenali wanita itu.
Beberapa kali ia melihat wanita itu hilir mudik di kantornya juga di taman kota. Dengan pakaiannya cleaning servis. Walaupun rambutnya berbeda, namun wajahnya ia ingat.
wanita itu bekerja dengan kacamata tebal, dan berambut pendek sebahu. Bagaimanapun dia pernah melihatnya saat melepas kacamatanya saat wanita itu sendirian.
"Cantik, sudahi tariannya kau nanti dapat masalah jika keterusan!" Suara interupsi membuat wanita itu mengakhiri tariannya. Dia hanya menari dua lagu saja lalu turun.
"Pergilah ke kamar VVIP tempat kami." Suara perintah nya sekali lagi mampir di telinga sang wanita.
Wanita itu berjalan sedikit lebih cepat namun tak terkesan buru-buru, setenang mungkin ia naik ke lantai tiga. "Woi.. Lihat lah dia mendapatkan boking job langsung." Seru Dante.
Afrizal menatapnya kesal ke arah wanita itu pergi. "Aku duluan, ada yang kutemui dilantai atas." Pamit Afrizal. "Kau balik lagi kemari kan? " Tanya Thomas dan dijawabnya dengan anggukan kepala.
Lelaki itu langsung menuju tempat tujuannya sesekali celingukan mencari keberadaan wanita itu. Rasa penasarannya membuat nya mencari keberadaan nya.
Sementara itu dikamar di lantai yang sama. Tiga lelaki duduk dengan santai dengan headset dan ada yang mengenakan earphone juga.
"Target tak melakukan apapun. Dia hanya bersenang-senang dengan wanita." Seru Sena. Mereka menatap laptop layar lcd di depannya dengan santai. Wanita cantik penari striptis itu juga duduk tak jauh dari mereka. Menata rambutnya yang panjang juga makeup nya.
"Kurasa dia tak ada kaitannya dengan nya." Sahut sang wanita yang tak lain adalah Andita Prasetyo.
"Bagaimana kau seyakin itu?" Tanya Tama menatapnya dengan tatapan mata datar.
Tama adalah ketua tim mereka.
Tama yang sedari tadi berbicara dengan Andita Prasetyo lewat ear phone. Mereka adalah tim kepolisian bagian kriminal dan narkotika. Sena dan Bima duduk bersama, tadi nya bersama dengan Tama. Namun lelaki itu memilih berdiri menutupi Andita yang menata rambutnya.
Satu-satunya wanita di tim mereka. Wajahnya yang halus juga body nya sangat proporsional, kulitnya yang putih mengkilap jika bercampur keringat dan dibawah matahari sangat menggoda iman, sangat kontras jika dia masuk ke kepolisian.
Nyatanya dia tak menyerah dan masuk di tim inti dipimpin Tama Samudera. Gadis itu sangat pintar tak hanya strategi namun juga aktingnya jago. Beladiri itu pasti dia kuasai. Bahkan disela kesibukan bekerja di kepolisian wanita itu kuliah umum mengambil fakultas ekonomi.
"Jadi kita udahan ini aku balik duluan karena ibuku masih di rumah sakit." Sela Bima. "Kalian pulang aja, Kau dan Bima jalan bareng. Aku dan Sena jaga melihatnya. Nanti aku hubungi." Perintah Tama.
"Baik Pak. Saya undur diri." Pamit Andita meninggalkan tempat itu bersama Bima. Keduanya keluar dari ruangan itu. Bergandengan sesekali Bima merangkul pundak Andita saat turun ke lantai satu.
"Terimakasih kak. " Ucap Andita, Jujur saja ia khawatir karena penyamaran nya sebagai wanita nakal. Dandanan bold pada malam ini benar-benar menggoda iman lelaki.
"Sama-sama kita se tim harus saling menjaga. " Jawab Bima. Saat mereka tiba di depan halaman luar parkiran depan gedung itu.
Ponsel Bima berbunyi, "Maaf Andita dari rumah sakit." Katanya. Andita hanya tersenyum dan memberikan kode pamit dan di balas lambaian tangannya Bima.
Lelaki itu sudah tak memperdulikan Andita yang tertabrak lelaki dan menyeretnya masuk ke mobilnya. Ferrari merah itu melajulah secepat angin membelah jalanan.
Menuju ke bangunan apartemen tak jauh dari sana. Apartemen griya Tawang yang hanya pemilik tertentu yang bisa memiliki nya, tak ada tetangganya dan milik pribadi lengkap dengan parkiran mobil. Juga ada lift pribadinya, Andita memberontak dan melakukan perlawanan di perjalanan namun berhasil di pukul tengkuknya. Kini ia di gendong ala bridal style menuju ke kamar utama.
Apartemen berwarna puti abu-abu mendominasi hingga ke seluruh ruangan nya. Andita ditidurkan di ranjang besar itu. Lelaki itu langsung melepaskan pakaiannya dan mencumbuinya di setiap tubuhnya di tinggalkan bekas percintaannya.
Kiss mark bertebaran di mana-mana. Lelaki itu melepaskan hasratnya tanpa ada kendala karena Andita pingsan tak merespon dengan pergerakannya.
Andita tersadar saat merasakan ada sesuatu yang menghempas tubuh nya terasa sentakannya mengalirkan gelenjar nikmat dan perih, sakit bercampur satu.
Suara erangannya yang mampir ditelinga jelas suara lelaki, Andita membelalakkan matanya detik selanjutnya bibirnya diraup dengan brutalnya. Bersamaan dengan hentakan masuk ke dalamnya. Air matanya mengalir bersama erangannya yang tertahan, lelaki itu tak pernah berhenti bergerak, mengeksploitasi tubuhnya yang menerimanya dengan senang.
Ia merasakan banjir dibawah sana berkali-kali lipat saat tangannya hendak melakukan perlawanan terhadap lelaki itu dia dicengkeram diatas kepalanya dengan melesakkan serangan nya dengan kasar.
Setelah lelaki itu puas melampiaskan hasratnya, ia pun tergeletak di sampingnya Andita dan tertidur pulas. Wanita itu hanya mengerjap matanya letih, marah dan jijik.
Hari berganti cahayanya matahari yang masuk di sela tirai yang tertiup air conditioner, Alina terbangun dari pingsannya menatap sekeliling lalu mencoba mengingat nya. Matanya membulat mana kala mendapatkan seorang lelaki tidur membelakangi nya, di punggungnya ada gambar tato naga menghiasi nya.
Andita terpekik tertahan, antara takut, marah bercampur aduk. Dia ingat dia dipaksa jalan menuju ke mobil dan lalu di pukul tengkuknya pingsan seketika. Lalu berakhir dengan disetubuhi parahnya tubuh nya menyukai nya, sesekali ia mengerang nikmat.
Andita bermaksud untuk diam dan turun, naasnya tubuh nya terasa jelly. Dentuman keras suaranya nyaring membuat lelaki itu terjaga, Andita melihatnya dari sisi ranjangnya, menunduk menggapai baju yang berterbangan di depan nya.
"Kenapa tidak istirahat saja? Kau membuat ku kesal saja!" Gerutunya, lelaki itu adalah Afrizal Hutomo Wijaya.
Andita belum sepenuhnya menyadari lelaki itu siapa dia menunduk tanpa mau melihatnya. Mengancing kemeja putih itu di tubuhnya. Bunyi telepon seluler berbunyi dan jelas lelaki itu menjawab.
"Mhm.. Lakukan seperti itu. Jangan biarkan dia pergi! Lakukan sesuai rencana!" Afrizal meletakkan ponsel nya di meja samping lampu tidur. Berjalan memutari ranjangnya berdiri di hadapan Andita.
Berkacak pinggang menatapnya tajam, " Ini bayaran mu! " Lelaki itu melempar sebuah kartu hitam berlapis emas.
Dengan angkuh ia berlalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya. Andita kesal setengah mati. Tangannya mencengkram erat ujung kemejanya. Mencoba untuk berdiri lagi dengan tertatih ia mengambil dompet lelaki itu.
"Afrizal Hutomo Wijaya. Brengsek! Aku sudah menandainya, awas saja jika kita ketemu. Kau akan mati!" Geramnya.
Andita tidak mengambil apapun yang ada di dalamnya, hanya mengacak-acak mencari informasi tentang lelaki itu. Ia bahkan memotret foto-fotonya yang terselip di sana.
Dengan tertatih ia membawa clutch dan ponselnya saja. Mengenakan sepatu nya berjalan tertatih meninggalkan tempat itu, ia juga mengendarai mobilnya Afrizal Hutomo Wijaya.
Afrizal mengerutkan keningnya saat keluar ia menatap ranjangnya penuh isi dompetnya. Lelaki itu mengecek ulang dompetnya. "Tak ada yang hilang, bahkan kartu pembayaran nya juga ditinggalkan?" Batin nya
Matanya menatap tajam di samping ponselnya ada kunci mobil, benda itulah yang lenyap. "Cepat lacak dimana mobilku yang kupakai semalam. Seseorang membawanya!" Perintah nya pada orang di seberang sana
Dengan geram Afrizal mengenakan pakaian kerjanya. Ia melirik jam tangannya pukul 13.59. Ia terlambat bangun karena bercinta hingga pagi. "Semuanya karena obat sialan itu!" Umpat nya emosi. Matanya tak sengaja menatap ke arah ranjang lagi, banyak bercak darah di sana.
"Pantas saja dia nikmat, rupanya masih virgin." Batinnya sambil lalu. Mengambil kunci mobil Buggati miliknya. Ada dua mobil di apartemen miliknya yakni Ferrari yang dibawa kabur Andita dan Buggati yang dibawanya ke kantor hari ini.
Afrizal menyalakan sambungan telepon lewat earphone." Katakanlah! " Serunya.
"Mobilnya ditemukan tanpa pemilik di minimarket dekat apotek 24 jam. Wanita itu masuk ke apotek membeli tablet after morning. Lalu naik taksi online ke arah barat. Maaf kami kesulitan mencari pengemudi Taksi yang di sewanya."
"Beberapa titik cctv mati Tuan. Wanita itu meninggalkan nya begitu saja, kami sudah membawanya ke apartemen sekarang." Laporan yang diterima Afrizal membuat ego nya tertantang.
Wanita itu kan wanita bayaran kenapa juga dia menolaknya, apa dia mimpi jadi istri? Gila! Itulah yang dipikirkan Afrizal Hutomo Wijaya saat itu.
"Kerja bagus! Aku akan minta Doni mengirimkan bonusnya!" Afrizal memutuskan hubungan sepihak. Lelaki itu kesal menambah laju mobilnya.
Moodnya memburuk selama dia di kantor, ia mendapatkan informasi dan pekerjaan stafnya yang tak sesuai harapan nya
Semua terkena imbasnya di jadikan pelampiasan emosional nya yang tertampar oleh ulah Andita yang tak mau mengambil kartunya. Justru wanita itu terkesan melecehkan nya dengan meninggalkan mobil nya yang mahal di sembarang tempat tanpa di kunci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments