Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Sekolah Berhantu
Tahun 1962
Cerita Siti Nurhaliza
"Siti!!! Kemari!!! Dasar anak jalang!!!" Teriak arwah ibukku. Aku berlari sekuat tenaga karena ketakutan. Berlari menuju ke bangunan kuno bekas penjara di jaman kolonial Belanda. Tak hanya itu, arwah bapakku dengan luka bakarnya karena tersambar petir, dia terus-terusan mengerang kesakitan, dari tubuhnya tercium aroma lezat daging bakar. Mengingat itu, aku jadi merasa mual.
Gerbang bangunan kuno itu sangat tinggi, hampir empat meter tingginya. Seluruh area bangunan itu di kelilingi oleh tembok yang jauh lebih tinggi lagi. Di bagian atas dinding yang mengelilingi bangunan itu ada semacam besi lancip seperti ujung tombak yang di jejer rapi. Siapapun yang di tahan di sana, kecil kemungkinan bisa kabur dari penjara itu.
Ibuku, setan ibukku masih meraung-raung di belakangku. Gerakannya tidak cepat, tapi sekencang apapun aku berlari, dia tetap menjaga jarak yang sama di belakangku.
Aku harus sembunyi dari dia. Dia bukan ibukku lagi!! Di bangunan ini banyak sekali tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi! Aku harus bersembunyi di sana!
Aku memasuki gerbang itu dengan mudah, gemboknya tidak di kunci, hanya di gantungkan saja. Entahlah, mungkin saat meninggalkan tempat ini, siapapun dia pasti sedang terburu-buru sehingga lupa mengunci gemboknya.
Dari gerbang menuju pintu masuk bangunan itu ada lapangan yang sangat luas. Mungkin sekitar seratus meter persegi. Dan ternyata, bangunan itu membentuk huruf U ke arah depan. Sehingga, saat aku berada di tengah-tengah lapangan, aku seolah merasa kalau bangunan itu bisa menghimpit ku kapanpun dia mau.
Tapi, aku tetap berlari, karena setan ibukku masih ada di belakangku. Meneriakkan makian dan sumpah serapahnya terhadapku.
Pintu penjara peninggalan Belanda itu juga tidak terkunci. Aku bisa masuk ke dalamnya dengan leluasa.
Aman!! Aku bisa bersembunyi dari kejaran ibukku!!
Itulah yang aku pikirkan. Tapi, begitu aku masuk kedalamnya, aku di sambut oleh kegelapan total. Pintu dibelakang ku langsung tertutup dengan sendirinya dengan keras sehingga menciptakan suara ledakkan yang menggema di seluruh bagian dalam bangunan itu.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Aku bergumam sambil melihat ke sekeliling ku. Aku sama sekali tidak bisa melihat apa-apa. "Kenapa ini semua terjadi kepadaku?"
"Siiiitiiii....." Suara ibukku membuyarkan lamunanku. Ibukku masih berusaha untuk menangkap ku.
Sembunyi!! Pokoknya aku harus bersembunyi!!!
Aku kembali berlari, aku tidak peduli ada apa yang ada di depanku. Aku hanya berlari sekuat tenaga hingga akhirnya aku menemukan tangga menuju ke lantai dua. Aku naik tanpa ragu.
Di lantai dua, ada banyak jendelanya. Kini, aku bisa melihatnya keadaan di dalam sana walaupun itu hanya remang-remang saja. Aku tetap berlari, dan terus berlari. Hingga akhirnya aku telah sampai di lantai lima, di ruangan paling ujung.
"Kalau sudah sejauh ini, ibukku pasti tidak akan bisa menemukan aku!!" Aku berkata cukup kencang sehingga suaraku memantul di tembok ruangan itu.
Di sudut ruangan yang tertutup oleh bayangan, aku meringkuk di sana. Memeluk kakiku dengan erat, entah kenapa aku melakukannya, hal itu cukup membuatku merasa aman.
'Gluduk Gluduk Gluduk...' Petir menjerit di kejauhan. Kilatan cahaya menerangi seisi ruangan. Di setiap kilatan cahaya petir. Ada sosok yang mendekat.
Setiap kilatan tercipta, sosok itu semakin dekat.
Dekat
Dan....