NovelToon NovelToon
Sistem Pesugihan Modern

Sistem Pesugihan Modern

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Sistem / Anak Yatim Piatu / Anak Lelaki/Pria Miskin / Robot AI
Popularitas:63.9k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Tegar, pemuda dengan pembawaan ceria tapi hatinya penuh dengan dendam.

Di depan kedua matanya, Tegar kecil harus menyaksikan kedua orang tua meregang nyawa dan kakaknya digilir di rumahnya sendiri, oleh sekelompok orang.

Yang lebih menyakitkan, para penegak hukum justru tunduk pada orang-orang tersebut, membuat dendam itu semakin dalam dan melebar.

Beruntung, Tegar mendapat keajaiban. Sebuah sistem dengan misi layaknya pesugihan, Tegar menemukan jalan yang bisa dia gunakan untuk melampiaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengorek Informasi

Tegar masih berbincang dengan dua tamu wanitanya. Begitu mendengar kisah yang dialami dua wanita yang baru berusia sekitar lima belas tahun, Tegar langsung mengambil laptop.

"Apa wajah bos yang menculik kalian itu seperti ini?" Tegar menunjukan beberapa foto. Tentu saja itu adalah foto-foto musuhnya.

"Benar, Mas, mereka bosnya," salah satu dari dua gadis itu menjawab dengan antusias. Sedangkan gadis yang lain mendukung rekannya.

"Sudah aku duga," Tegar merasa puas dan kesal. "Pasti saat ini kalian sedang dicari oleh mereka."

"Kami tahu, Mas," jawab Rani. "Maka itu kami bingung. Kalaupun kami pulang ke rumah, kami takut, mereka akan mendatangi rumah kami dan menekan keluarga kami."

"Benar, Mas," sambung Puspa. "Tapi kalau kami di sini terus, kami nggak tahu harus ngapain. Cari kerja juga susah. Terus belum tentu juga ada yang mau percaya sama kami."

Tegar tercenung beberapa saat, mencerna ucapan kedua gadis itu. Beberapa detik kemudian, anak muda itu menganggukan kepalanya beberapa kali, sebagai tanda kalau mereka mengerti.

"Terus, selama kalian dikurung? Apa mereka pernah datang ke sana, dengan seorang aparat?" Tegar kembali bertanya karena memang dia sengaja memanfaatkan keadaan mereka untuk mengumpulkan informasi.

Kedua gadis itu menggeleng. "Kami tidak pernah tahu, Mas, soalnya, yang datang ke tempat itu, seringnya menggunakan pakaian biasa," ujar Puspa.

"Tapi kan mereka sering menakut-nakuti kita," Rani menimpali. "Katanya kalau kami kabur dan lapor aparat keamanan, tidak akan ada yang percaya pada kami. Apa lagi para aparat."

"Benar, Mas, kami sering ditakuti seperti itu," sahut Puspa. "Apa lagi tadi pagi kami mendengar berita, katanya ada kepala aparat keamanan yang viral sedang menerima suap. Kami jadi makin kalau kami memang tidak bisa melapor. Maka itu kami jadi bingung, harus kemana, kami meminta pertolongan."

Tegar mengangguk sembari tersenyum tipis. "Kalian masih ingat tidak, lokasi kalian ditahan?"

Puspa dan Rani seketika saling tatap sejenak.

"Untuk lokasi tepatnya sih kami kurang tahu, Mas. Tapi kami ingat, kalau di daerah itu sangat sepi dan ada bangunan bertingkat yang terbengkalai."

"Waktu kami pertama kali sampai di sana, mereka menggunakan mobil box, Mas. Kami diletakkan di dalam box. Saat itu ada sekitar 12 anak termasuk kami."

"Setiap siang hari, kami biasanya dilepaskan, Mas. Kaya dipenjara gitu lah. Kami di tempatkan di area luas. Yang kami lihat tuh hanya beberapa bangunan, tapi kaya sudah nggak digunakan gitu."

Tegar menyimak dua cerita wanita itu dengan serius. "Ada tanda khusus nggak? Misalnya, gini, kalaupun itu gedung tak terpakai, biasanya kan kaya ada ciri khas. Entah itu nama toko, atau bekas hotel apa rumah sakit. Ada nggak kira-kira?"

Kedua wanita itu kembali mencoba mengingat-ingat.

"Oh, aku ingat!" Seru Puspa. "Aku sempat melihat, di salah satu gedung itu, ada tulisan Amara text apa gitu, di sisi gedung. Tulisannya udah karatan."

"Amara Text?" Tegar pun ikut berpikir. "Itu sebuah ruko apa gimana bentuknya?"

"Kayanya bukan deh, Mas. Kayanya bekas pabrik atau rumah sakit. Soalnya bentuknya itu memanjang ke belakang."

Tegar mengangguk samar dan bergumam lirih. Lalu dia mencoba mencari nama tersebut menggunakan internet.

"Coba tunjukan, seperti apa bentuk gedung yang kalian lihat?" Tegar menunjukan hasil pencariannya.

Dua gadis itu langsung menatap layar laptop dengan serius dan memperhatikan beberapa gambar yang terpampang di sana.

"Ini, Mas," tunjuk Puspa. "Tulisannya tuh persis kaya gini."

Tegar sontak ikut memperhatikan gambar gedung yang ditunjuk. Agar lebih jelas, Tegar pun langsung memperbesar gambar tersebut untuk memastikannya.

"Benar, Mas, ini gedungnya," seru Puspa tanpa keraguan. Begitu juga dengan Rani. "Kaya bekas pabrik."

"Benar, itu bekas pabrik tekstil," balas Tegar.

Senyum tipis Tegar langsung terkembang. Sekarang, dia sudah mendapat tambahan informasi yang berguna untuk terus menekan Gunawan dan antek-anteknya.

Di saat mereka sedang serius berbincang, telinga mereka mendengar ketukan pintu dan suara sapaan dari luar. Tegar langsung menyahuti dan beranjak untuk membuka pintu.

Ternyata yang datang berkunjung adalah Pak rt beserta istri serta dua tetangga yang rumahnya paling dekat dengan rumah Tegar. Mereka sengaja datang untuk melihat keadaan dua gadis itu sembari mengirim makanan.

"Bagaimana keadaan kalian? Udah lebih baik kan?" tanya Bu Rt setelah mereka dipersilahkan duduk. Kedua gadis remaja itu pun menjawab dengan sopan dan jawabannya cukup melegakan.

"Ya syukurlah, kalau begitu," Bu rt dan yang lain nampak senang mendengarnya.

"Oh iya, Bu Rt, di tempatnya Bu Darmo, masih menerima kost nggak ya?" Tanya Tegar tiba-tiba.

"Kayanya masih, Gar," balas Bu Rt. "Emang siapa yang mau ngekost?"

"Begini, Bu, Pak..." Tegar lantas menjelaskan alasan dirinya menanyakan kost. Yang pasti itu ada hubungannya dengan dua gadis yang dia tolong. Tegar menceritakan secara detail keadaan dua gadis itu sesuai dengan yang dia bicarakan sebelum Pak Rt datang.

"Owalah, jadi kalian masih takut untuk pulang?" Ujar Bu Dewi, salah satu tetangga Tegar.

"Iya, Bu, kami takut, mereka datang mencari kami di kampung dan menekan keluarga kami serta memaksa kami untuk ikut mereka," jawab salah satu gadis.

"Benar juga sih," sahut Pak Rt. "Para penculik itu pasti takut kalau kalian sampai lapor aparat."

"Tapi kan kalau ngekost, paling tidak mereka harus ada pemasukan, Gar," ujar Bu Rt.

"Aku tahu, Bu," balas Tegar. "Sebenarnya, aku punya rencana, aku akan meminta mereka untuk berjualan jajanannya Bu Tatik menggantikan aku."

"Emang kamu udah berhenti jualan?" tanya Bu Ratna, tetangga yang satunya lagi.

"Aku lagi berhenti sejenak, mau fokus bikin usaha sendiri, Bu," jawab Tegar. "Kalau mereka mau, nanti biar aku ngomong sama Bu Tatik. Nanti mereka jualan keliling, sambil mencoba mencari kerja. Untuk urusan kost, dua bulan pertama biar aku yang bayarin."

"Wahh! Itu sih ide bagus, Gar," ujar Pak Rt. "Gimana? Apa kalian mau? Untuk urusan pakaian, nanti biar Ibu-ibu pkk yang mengusahakannya. Meskipun pakaian bekas, yang penting masih layak pakai, nggak apa-apa kan?"

Dua gadis itu mengangguk setuju. Mereka justru sangat bersyukur karena mendapat pertolongan sebanyak ini.

"Emang kalau kalian ketangkap lagi? Hukuman apa yang bakalan kalian terima dari orang-orang itu?" tanya Bu Dewi, mewakili rasa penasaran orang-orang yang ada di sana.

"Kami akan dinodai oleh bos para penculik, lalu kami akan digilir oleh anak buahnya."

"Astaga...!"

1
Roewina
pasti itu ulah Fiza yg nyamar jadi tuan besar , 🤭 betul ga Thor ?
Eckho Mbahkokz
Luar biasa
Dedy
Kobam = maboK....
Mabok Corporate...Miras dong...
ᗪᗩᗰᗩᖇ
enak banget lu gar ,
udh main celup gretong ,dpat duit
itu ciwi palsu kaga bisa bunting ye ,
bisa pesen juga ngga kotak ajaib nya
🤣🤣🤣
ALFU NAUFAL Rohmana
Luar biasa
Yusri Gepeng
iklan lgi cape deh
Roewina
lanjut
Yusri Gepeng
uda doong iklan nya k bayakan
Yusri Gepeng
kelamaam iklan nya jdi cepet bosen nunggu nya
𝒯ℳ
terimakasih thor atas suguhan karyanya,,,, tetap semangat berkarya 💪💪💪💪💪
Apriyanti
akhirnya ngikutin jg sampe tamat
terimakasih thor uda setia stiap hari update trus🙏💪😘
Was pray
gak ada kelanjutannya kisah tegar dan fiza thor?
Wong Ngapak: belum ada ide bos 🙏😁
total 1 replies
Inyoman Raka
kaya wartawan saja banyak tanya padahal punya
Inyoman Raka
diberi makan dulu baru dicerca pwrtanyaanlah
Inyoman Raka
sibuk dendam lupa dengan misi isi jadiah
Inyoman Raka
rencana rencana
Inyoman Raka
terlalu. dram Balas dendamnya
Apriyanti
lanjut thor
Saeful Anwar
.
Rhaka Kelana
kopi....kopiii..kopi thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!