NovelToon NovelToon
Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Petualangan / Tamat / Supernatural / Contest / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Petualangan Fantasi-Penyeberangan dunia lain / Mengubah Takdir / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:17M
Nilai: 4.8
Nama Author: PenaKertas

Genre : TimeTravel, Action, Adventure

Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.

Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.

"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19 : Gerakan 2 Tuan Muda

Mo Lian turun dari mobil, ia memasuki gerbang sekolah, pandangan seluruh siswa tertuju padanya. Mereka semua keheranan dengan penampilannya yang telah berubah drastis, bahkan dapat disandingkan dengan aktor terkenal di China, dan Keempat Tuan Muda Kota Chengdu juga harus bertekuk lutut di hadapannya jika bersaing dalam segi penampilan.

"Apakah kau Mo Lian?"

Mo Lian menghentikan langkah kakinya, ia menolehkan kepalanya ke sumber suara. Terlihat pemuda berambut hitam pendek acak-acakan bersandar di pilar gerbang, memakai kaus putih tanpa lengan dengan jaket kulit berwarna hitam, pemuda itu menghisap sebatang rokok dengan beberapa tindik di telinganya.

Pemuda itu menghampiri Mo Lian dengan langkah kaki sombong, ia berhenti saat jarak antara keduanya tersisa satu meter. "Kau! Ikuti aku," ucapnya menatap tajam Mo Lian.

Mo Lian terdiam sejenak, ia melihat jam tangannya kemudian mengikuti arahan dari pemuda yang tak diketahui namanya saat ia telah memastikan bahwa masih ada waktu sebelum bel berbunyi.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua telah sampai di gang kecil yang tak jauh dari sekolahnya. Terlihat lebih dari tiga puluh orang memegang senjata dan berbadan kekar, dari semua orang itu ada yang dikenalnya. Orang itu adalah pria botak yang pernah ia patahkan kakinya.

"Kakak Hong. Dialah orang yang mematahkan kakiku dan seluruh bawahan ku." Pria porak berkursi roda melaporkan Mo Lian pada pria kekar berambut pirang, memakai kaus tanpa lengan berwarna orange dan celana panjang loreng, untuk tingginya sendiri, hampir mencapai 2 meter.

Pria yang dipanggil Hong mendengus dingin, ia menatap tajam Mo Lian. "Dari yang ku dengar kau adalah seorang Pejuang. Aku tidak tahu trik apa yang kau gunakan untuk dapat menahan peluru. Tapi karena kau membuat orangku terluka, maka kau harus menanggung akibatnya," ucapnya dengan tatapan membunuh.

Hong terdiam sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya, "Bersujud padaku tiga kali, kemudian patahkan tangan dan kakimu. Maka kau akan ku ampuni, jika tidak, kematianlah yang menantimu."

Mo Lian hanya diam tak menanggapi perkataan itu, ia memejamkan matanya sejenak mengedarkan kesadarannya ke sekitar untuk mencari tahu apakah ada CCTV atau tidak. Ketika ia membuka matanya, senyum masam terlihat di wajahnya, ia ingin sekali membunuh semua orang di depannya, namun sangat disayangkan terdapat beberapa CCTV.

Meski CCTV itu berada di luar gang, tapi pastinya jika ia membunuh semua orang ini, kepolisian akan merasa curiga mengenai hilangnya orang yang masuk ke dalam gang ini. Dan tentunya ia yang akan di salahkan, sungguh merepotkan.

"Oh! Kau masih bisa tersenyum saat kematian mu sudah dekat!" Hong berkata dengan penekanan disetiap kata-katanya. Ia memasang kuda-kuda dengan kedua tangan ditekuk di samping pinggangnya, kemudian melompat cepat ke arah Mo Lian dengan dua tinju diselimuti energi kuat bercahaya kuning. "Pukulan Pembunuh!"

"Fase Fondasi tahap Akhir. Menarik." Mo Lian mengamati pria kekar itu tanpa bergerak dari tempatnya berdiri, ia sendiri tidak menyangka akan ada pria yang lebih muda dari Qin Tian, namun telah menembus Fase Fondasi tahap Akhir.

Sepertinya pemikirannya tentang orang-orang kuat di Bumi memang ada benarnya.

Mo Lian mengangkat kedua tangannya, menangkap kedua pukulan yang dilancarkan oleh pria bernama Hong.

Bam!

Dentuman keras dapat terdengar serta embusan angin menyebar, dengan kedua orang itu sebagai pusatnya.

Hong menggertakkan giginya saat melihat serangannya di tahan oleh Mo Lian. Ia mengayunkan kaki kanannya menendang perut Mo Lian dengan tenaga penuh.

Dengan senyum tipisnya, Mo Lian melepaskan genggamannya pada kedua tangan Hong dan melompat berputar ke belakang untuk menghindari serangan itu, ia mendarat dengan kaki kanan menyentuh tanah terlebih dahulu.

Mo Lian menginjak kakinya kuat di tanah, kemudian secara tiba-tiba menghilang dari pandangan semua orang dan muncul kembali tepat di depan Hong. Dengan santainya ia menyentuh dada Hong menggunakan telapak tangannya.

Bam!

Hong terlempar menuju puluhan orang di belakangnya, saat hendak mengenai orangnya, secara tiba-tiba Mo Lian kembali menghilang dan muncul lagi tepat di belakang Hong dengan tinju diselimuti energi kuat bercahaya biru.

Bam! Crack! Boom!

Tinju Mo Lian mengenai punggung Hong, terdengar suara retakan kasar dari dalam tubuh Hong, menandakan bahwa tulang punggung Hong patah seketika terkena pukulan Mo Lian.

Tidak puas disitu saja, Mo Lian mengarahkan tangannya dan membanting tubuh Hong ke tanah, membuat lubang dengan radius 2 meter dan retakan yang membentuk seperti jaring laba-laba.

Puluhan orang yang berdiri di belakangnya terperangah tak percaya saat melihat Ketua mereka dikalahkan hanya dengan beberapa gerakan. Wajah mereka menghitam ketakutan dengan keringat dingin membasahi wajah, mereka semua ingin meninggalkan gang ini, namun tidak bisa karena mereka sekarang berada di gang buntu.

Dengan kecepatannya yang telah melebihi kecepatan peluru, Mo Lian mematahkan seluruh anggota tubuh dari bawahan Hong, atau lebih tepatnya orang-orang dari Keluarga Long.

"Ka- Kau! Be- Beraninya! Aku ... adalah anggota dari ... Pasukan Taring Naga. Kau! Akan diburu oleh seluruh pasukan!" Hong merangkak ke arah Mo Lian, ia menatap tajam Mo Lian dengan seringai lebar.

Mo Lian terdiam sejenak dengan sebelah alisnya yang terangkat. "Taring Naga? Aku tidak peduli!" jawabnya mematahkan anggota tubuh Hong.

Setelah cukup memberikan pelajaran pada puluhan orang ini, Mo Lian menyelimuti seluruh tubuhnya dengan energi qi kemudian lari dengan kecepatan tiada tara keluar dari gang kecil, melewati beberapa CCTV dan kembali ke gerbang sekolah.

Beberapa jam kemudian, bel terakhir berbunyi, menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar telah berakhir. Ia berangkat ke sekolah di mana adiknya bersekolah dengan mobil yang biasa digunakannya.

Selang berapa lama, mobil telah tiba di depan gerbang SMA 2 Chengdu. Terlihat banyak sekali kerumunan orang yang mengelilingi sesuatu, entah mengapa Mo Lian merasa tidak enak saat melihat ini. Dengan sigap ia keluar dari dalam mobil, berlari membelah kerumuman orang.

Seketika mulut Mo Lian sedikit terbuka dengan mata tajam menatap orang-orang yang berada di tengah-tengah kerumunan. Terlihat di depan matanya tiga pria berpakaian hitam rapi mengenakan kacamata hitam memegang tangan kirinya yang terluka, dan terlihat beberapa luka lebam di wajah, orang-orang ini adalah pengawal dari Keluarga Qin, di belakang ketiga pria itu ada seorang wanita muda berusia 16 tahun tengah meringkuk ketakutan.

Di seberang keempat orang itu berdiri belasan orang yang berpakaian sama, namun bukan berasal dari Keluarga Qin, dengan pria muda tampan bercelana hitam panjang. Berkemeja putih dengan jas di selempangkan di kedua bahunya.

"Fang Tian!" Mo Lian mengumpat kesal saat melihat orang itu, ia menolehkan kepalanya melihat wanita itu. Seketika napsu membunuh yang kuat keluar dari dalam tubuh Mo Lian saat ia melihat wajah dari wanita muda, Mo Fefei terluka.

Tiba-tiba Mo Lian muncul di tengah-tengah kerumunan, ia berjongkok di hadapan Mo Fefei dan mengusap lembut rambut Adiknya itu. "Fefei."

Mo Fefei terdiam sejenak, ia mendongakkan kepalanya, seketika tangisnya pecah tak dapat dibendung lagi. "Ka ... kak. Kakak, lari ... hiks ... hiks."

Mo Lian tersenyum pahit, ia mengusap kembali rambut Adiknya kemudian berdiri dan berbalik menatap belasan orang di depannya.

"Oh! Ada bocah yang berlagak jadi pahwa— ugh!" ucap pria dari kubu seberang terpotong saat merasakan tulang rusuknya telah patah.

Kejadian ini terjadi sangat cepat, lebih cepat dari laju peluru. Semua orang yang melihat ini hanya dapat diam dengan mulut terbuka lebar, beberapa detik kemudian belasan orang kembali tersadar dan menyerang Mo Lian dari kedua sisi.

Mo Lian masih diam saat merasakan serangan, ketika kedua pukulan hendak mengenai pakaiannya. Mo Lian menyilangkan kedua tangannya menangkap dua pukulan itu, kemudian menariknya secara bersamaan.

Kedua kepala dari pria itu saling berbenturan dengan sedikit retakan kasar, seketika kedua orang itu tersungkur tak sadarkan diri. Bukannya takut, orang-orang yang tersisa bergegas menyerang Mo Lian secara bersamaan dari segala arah.

Mo Lian menundukkan kepalanya mengindari pukulan, kemudian dengan siku kanannya, ia menyerang leher dari orang yang baru saja menyerangnya. Lalu memukul orang di sebelah kiri mengunakan telapak tangan yang telah diselimuti energi kuat.

Dari depannya pria yang lain mengayunkan kakinya menendang tubuh bagian bawah Mo Lian, tentunya dengan sigap ia menangkisnya dengan telapak tangan kiri, kemudian meninju paha pria itu dengan tangan kanan sekuat tenaganya hingga terdengar suara retakan kasar.

"Aaarrrgghh!"

Tidak berhenti disitu saja, Mo Lian memukul dagu pria itu dengan telapak tangan bagian pangkal sekuat tenaga, membuat pria itu terbang beberapa meter kemudian tersungkur di jalanan.

Mo Lian merasakan ada pukulan dari belakangnya, dengan sedikit gerakan, ia menghindari pukulan itu. Kemudian dengan sikut tangan kanannya, ia memukul dada pria itu lalu meluruskan lengannya hingga punggung tangan kanannya mengenai kepala dari pria yang menyerangnya dari belakang.

Mo Lian melakukan gerakan ini dengan sangat cepat membuat keempat orang yang mengepungnya tak sadarkan diri. Ia kembali menghajar lainnya yang tersisa sepuluh orang, seluruh orang ini tidak ada yang sadarkan diri, mereka semua tergeletak di depan gerbang dengan beberapa patah tulang.

Setelah menghajar belasan orang ini, Mo Lian menolehkan kepalanya menatap tajam Fang Tian. "Giliranmu!"

Fang Tian tersentak, ia melangkah mundur mencoba untuk menyelamatkan dirinya dan berlari sekuat tenaga.

Tentunya Mo Lian tidak tinggal diam, ia berlari mengejar Fang Tian, meraih kerah bajunya dan membantingnya keras di jalanan dengan kuatnya. Ia memukul wajah Fang Tian dengan ganasnya hingga wajahnya membengkak dan terlihat darah mengalir deras.

Mo Lian menegakkan tubuhnya, ia melihat kedua tangan Fang Tian. Terlihat di salah satu tangannya sedikit bekas gesekan, ia menginjak lengan yang terdapat bekas dan menekannya keras hingga terdengar suara retakan kasar, menandakan bahwa lengan dari Fang Tian telah patah.

"Aaarrrgghh!" Fang Tian berteriak kesakitan seraya memegangi tangannya yang telah patah. Ia menatap tajam wajah Mo Lian. "Kau! Keluarga Fang tidak akan melepaskan mu!"

Mo Lian menaikkan sebelah alisnya, ia kembali menginjak lengan lainnya dan menekannya keras hingga patah. Setelah ia memberikan pelajaran pada orang-orang ini, Mo Lian melangkahkan kakinya menuju Mo Fefei yang terdiam memandangnya dengan mata terbuka lebar. "Semua sudah selesai," ucapnya mengusap puncak kepala Mo Fefei untuk menenangkan Adiknya.

"Bawa Adikku ke dalam mobil." Mo Lian memerintahkan ketiga orang tanpa melihat mereka, ia berbalik melihat kerumunan orang. "Aku tahu kehidupan Adikku di sekolah tidak menyenangkan, ini adalah sedikit pelajaran bagi kalian. Jika aku mendengar ada yang mem-bully-nya lagi ... orang itu akan mengalami hal yang lebih buruk dari ini," ucapnya pelan namun penuh penekanan pada setiap katanya.

Tubuh semua orang bergetar hebat saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Mo Lian, entah mengapa mereka semua merasa apa yang dikatakan Mo Lian akan terjadi jika mereka mencelakai Mo Fefei kembali, dengan cepat mereka semua menganggukkan kepalanya berkali-kali.

Merasa tidak ada lagi yang perlu dilakukannya, ia berbalik menyusul Mo Fefei yang telah masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, kemudian memerintahkan sopir untuk kembali ke Mansion Bai Long.

...

***

*Bersambung...

1
Heru Dwiyantono
lanjutkan membaca author
Muhamad Hifni
Kalimantan banyak kuyang
Muhamad Hifni
hati hati mo lian di Kalsel banyak kuyang 😁😁
Heru Dwiyantono
rehat dulu author
Heru Dwiyantono
lanjutkan membaca author
Anonymous
next thor
Heru Dwiyantono
mantap gan
rehat dulu author
Heru Dwiyantono
bgus sekali ya hebat
Heru Dwiyantono
lanjutkan membaca author semakin seru
Heru Dwiyantono
rehat dulu author
Heru Dwiyantono
lanjutkan membaca author
Heru Dwiyantono
rehat dulu author
Heru Dwiyantono
lanjutkan lagi bang mantap nih
Heru Dwiyantono
lanjutkan membaca author semakin seru
Alfa DM
Luar biasa
gempi
k
Agusmar Agus
Luar biasa
Heru Dwiyantono
lanjutkan lagi bang mantap
Heru Dwiyantono
melanjutkan membaca author
noName
gitu dong klu pemeran utama jgn ragu2 tenaga full cerita kkutanya jgn lemah melulu hemat tenaga itu Uda lama cerita gitu skrng power full dong kyk ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!