NovelToon NovelToon
MENGAMBIL KEMBALI

MENGAMBIL KEMBALI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Berbaikan / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:730
Nilai: 5
Nama Author: Vandelist

Segalanya yang telah ia hasilkan dengan susah payah dan kerja keras. lenyap begitu saja. kerja keras dan masa muda yang ia tinggalkan dalam menghasilkan, harus berakhir sia-sia karena orang serakah.borang yang berada di dekatnya dan orang yang ia percayai, malah mengkhianatinya dan mengambil semua hasil jerih payahnya.

Ia pun mulai membentuk sebuah tim untuk menjalankan rencana. dan mengajak beberapa orang yang dipilihnya untuk menjalankan dengan menjanjikan beberapa hal pada mereka. Setelah itu, mengambil paksa harta yng dikumpulkan nya dari mereka.

"Aku akan mengambil semuanya dari mereka, tanpa menyisakan sedikitpun!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vandelist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

“Iya tahu kok, Aurel udah minta kerja sama dengan mereka. Tapi aku nggak tahu nanti ke depannya gimana.”

“Iya iya tahu, nanti kalau udah ada kabar aku bakalan kasih tahu.”

“Iya.”

Helaan napas kasar dan dengusan terdengar beberapa kali setelah ia menyelesaikan pembicaraan teleponnya. Sambungan telepon pun ia matikan. Cacian yang dilontarkan oleh peneleponnya benar-benar membuat kepalanya pusing.

Saat ini, ia sedang dalam perjalanan menuju tempat hiburan malam untuk merilekskan diri.

Kemelut hidup yang ia jalani sejak pagi benar-benar menguras tenaganya. Terlebih lagi, ia harus berhadapan dengan orang-orang yang selalu menggodanya dan berusaha menyeretnya ke ranjang. Ia benar-benar kelelahan dalam menghadapi mereka semua. Tubuhnya butuh waktu untuk bersenang-senang dan melupakan rumitnya kehidupan sejenak.

Dan waktu senggangnya hanya ketika di malam hari, setelah ia menyelesaikan semua pekerjaannya.

“Awal banget datangnya, tumben?”tanya barista itu yang sudah hafal dengan kedatangannya. “Berhasil ya dapetin umpannya?”

Dia mengikat rambutnya yang terurai sejak pagi, tak peduli dengan ikatannya rapi atau tidak. Yang jelas ia sangat ingin mengusir stresnya dengan awal mengikat rambut. “Gagal, susah banget dapetin nya. Pake gaya kalau setia sama pasangannya lagi. Kayak biasa ya”ucapnya sekalian pesan yang biasa ia minum.

“Gue kira orang kaya kagak bisa setia sama pasangannya, ternyata masih ada juga yang bisa setia sama pasangannya.”

“Sama. Gue juga ngiranya kayak gitu, nggak tahunya masih ada orang baik di tengah para brengsek.”

“Mulut lo, kagak bisa difilter apa? Gue juga laki ini.”

“Bodo amat, kalau lo brengsek ya pantes dong kalau gua ngatain kayak gitu.”

“Serah dah kalah mulu kalau debat sama lu, nih.”

Ia menerima minuman itu. Minuman yang sering dipesannya ketika berada di club Euforia. Tempat dimana dia melepaskan penatnya dan mendengar kan alunan musik klasik untuk mengiringi tempat ini.

Club yang didatanginya ini bukanlah tempat hiburan malam dengan suara musik yang keras. Dan lampu neon sebagai cahaya di dalam ruangan ini. Untuk hal seperti itu, tempatnya ada di lantai yang berbeda. Di lantai yang didatanginya ini, bisa dibilang tempat yang sering didatangi olehnya. Kepenatan hidup yang selalu menderanya setiap saat. Menjadikan tempat ini sebagai penghilang stresnya. Dan juga segelas alkohol sebagai pendampingnya.

“Oh iya Rel, besok tempat ini bakalan di renovasi. Jadi Lo nggak bisa datang kesini untuk sementara waktu”ucap bartender itu padanya.

“Kenapa direnovasi lagi? Bukannya baru beberapa bulan lalu udah direnovasi?”tanya wanita itu pada bartender.

“Karena banyak yang komplain tentang keamanan tempat ini. Apalagi kemarin tuh ada bapak-bapak marah karena toilet nggak aman. Dan masih banyak lagi, makanya bakalan direnovasi ulang lagi”jelas bartender itu padanya.

“Aneh banget, masak cuman karena toilet di permasalahin segitunya.”

“Yah namanya juga bisnis, konsumen adalah yang utama daripada yang lain. Makanya bakalan di renovasi ulang lagi, buat mastiin benar-benar aman apa nggak.”

“Emang masalahnya apa sampai toilet dikomplain? Perasaan gue liat tempatnya bersih-bersih aja.”

“Katanya karena bidetnya nggak sesuai dengan yang ada di rumahnya, terus ada lagi tuh ibu-ibu yang bilang nggak ada tisunya di dalam toilet. Padahal kalau tuh ibu-ibu lebih teliti lagi nyarinya, pasti ketemu tuh tempat tisunya dimana.”

“Lah emangnya tempat tisunya modern banget kah sampai nggak tahu tata letak tisunya dimana?”

“Nggak juga, waktu dikasih tau. Ternyata orang nya nggak bawa kacamata, makanya nggak tahu tata letaknya dimana. Dan juga sulit buat baca tulisan yang kecil. Makanya gue mau renovasi nih tempat lagi “

“Anjirlah kagak jelas banget alasannya, lagian ibu-ibu ngapain ke tempat kayak gini” dia tertawa mendengar alasan yang diajukan pelanggan club ini. Benar-benar tak masuk akal, dan juga ia heran dengan ibu-ibu yang masih keluar masuk ke dalam club.

Di usia senja seperti itu, seharusnya orang tua sudah sadar diri akan kematian yang kian mendekat. Namun, beberapa pelanggan yang ia lihat di tempat ini benar-benar berbeda dengan pengunjung klub malam lainnya. Mereka benar-benar menikmati sisa hidup mereka untuk bersenang-senang. Kecuali orang tuanya. Mereka sangat berbeda dengan kedua orang tuanya yang lebih nyaman dengan dunia mereka sendiri. Dan juga... mereka lebih nyaman untuk terus menyiksanya.

“Dahlah, gue mau ke lantai bawah. Pengen cari suasana baru”pamitnya pada bartender itu. Dan langsung pergi ke lantai bawah.

Dimana tempat ini, suara musik yang begitu kencang dan juga banyak orang sedang menari dengan iringan lagu yang dibawakan oleh DJ. Sangat berbeda dengan lantai yang ia kunjungi tadi. Serta beberapa orang yang sedang melakukan ciuman di pinggir-pinggir tempat ini. Dan melakukan hubungan dewasa tanpa melihat keberadaannya dimana.

Pemandangan seperti ini, menurutnya sangat lah hal biasa bagi setiap orang yang berada di sini. Meskipun tidak semuanya, namun menurutnya orang-orang yang ada disini pasti pernah melakukan hal itu. Dan tempatnya bukan disini, melainkan di tempat lain.

“Dateng ke sini juga lo, kagak nyangka gue seorang burung merpati bisa datang ke sini.”

“Lagi cari suasana baru, jenuh juga kalau tempat nya masih itu-itu aja.”

“Kirain lo bakalan alergi di lantai ini, karena setiap lewati tempat ini muka lo kayak kagak suka suasana ramai?”

“Bukan kagak suka, tapi lebih nggak berminat. Karena gue lagi pengen cari suasana tenang.”

Deru musik yang memekakkan telinga memaksa keduanya berbicara dengan suara tinggi.

“Lalu sekarang lagi pengen cari suasana yang ramai gitu?”

“Iya, suntuk juga kalau lama-lama di tempat yang sama.”

Hari yang semakin malam, dengan banyak orang yang turun ke lantai dansa. Dari yang sebelumnya duduk, menjadi berdiri dan ikut bergabung di lantai dansa. Di sana pembawa acara mengumumkan puncaknya malam ini, di hari yang akan berganti. Dan akan membawa orang-orang yang ada disini melakukan experience dunia malam yang sesungguhnya.

“Gue kesana dulu ya! Mau ikutan!”pamitnya dengan nada teriak karena banyak nya orang.

Dia pun turun bersama dengan yang lain, ikut melakukan pesta club yang sesungguhnya. Setelah musik dimainkan, ia ikut berjoget dengan yang lain. Sendirian, dengan keadaan yang sudah mabuk, serta melampiaskan semua keluh kesahnya seharian ini. Di lantai ini. Menari ria bersama dengan yang lain. Mau ia kenal atau tidak. Dia tak perduli. Yang penting baginya adalah, ia melakukan ini untuk melepaskan semua kepenatan nya.

“Burung dara dalam sangkar”gumamnya di sela-sela tariannya.

Julukan itu sering dilontarkan oleh orang-orang terdekatnya. Julukan yang selalu ia iyakan dari setiap mulut yang keluar dari orang yang dikenalnya. Ia tidak menampik hal itu, karena julukan itu memang pantas melekat pada dirinya. Dia seperti burung dalam sangkar, dikendalikan oleh pemiliknya. Entah pemiliknya merawat burung itu dengan baik atau tidak, yang jelas setiap pemilik burung memang harus menjaganya dengan baik agar tidak mati.

Namun, sebagian orang yang memiliki burung, mereka menganggap bahwa burung itu hanyalah seekor hewan yang dimiliki agar bisa dijual kembali. Jika sakit, burung itu akan diambil kembali, dirawat hingga sembuh, dan setelah sembuh, burung itu akan dijual kembali. Hal ini sangat identik dengan dirinya yang tak bisa terbang bebas. Dia seperti burung dalam sangkar yang harus dijaga dan dirawat. Jika ada yang berminat, dia akan diberikan kepada orang itu. Jika sakit, dirinya akan diambil kembali dan dirawat dengan baik.

Dan setelahnya, ia akan dimanfaatkan lagi untuk kepentingan pribadi.

μμ

Tidurnya yang terlelap dengan nyaman, harus terbangun akibat gorden kamarnya terbuka lebar. Pencahayaan silau, membangunkannya dari tidur nyenyak nya. Ia pun mendudukkan tubuhnya dengan memegang kepalanya yang pusing akibat kegiatannya semalam. Lelah tapi menyenangkan. Itulah ungkapan yang ingin diucapkannya hari ini.

“Apakah nyaman tidurmu tadi malam?”tanya seorang wanita dugaannya pelaku yang membuka gorden kamarnya.

Dia mengedarkan pandangannya yang masih berkunang-kunang. “Jam berapa sekarang?”tanyanya pada wanita itu dengan suara khas seperti orang baru bangun tidur.

“Jam 10, dan kamu melewatkan rapat dengan dengan para pemegang saham akibat aktivitas malam mu itu!”ucap wanita itu dengan nada tajamnya.

Wanita itu mendekati nya dan mencengkram dagu erat dengan kuku panjangnya. “Kalau kamu masih terus seperti ini setiap malam, jangan harap kamu akan bisa keluar malam lagi. Karena ulahmu tadi malam, perusahaan sedang melakukan rapat besar-besaran untuk menyingkirkan mu. Kamu tau!!”

Wanita itu menatapnya dengan tajam dan mencengkram dagunya kuat-kuat. “Mama nggak mau tahu, kamu harus memperbaiki citra kamu setelah ini!!”

Wanita yang bernama Kanaya itu pun melepaskan cengkeramannya dan menampar pipinya dengan keras. Tak peduli yang dirasakannya sakit atau tidak. Yang jelas Kanaya hanya ingin memberi pelajaran anaknya agar tidak mengulang kesalahan lagi ke depannya.

Kanaya mengatur napasnya yang tersengal akibat amarahnya menggebu. Dan merapikan pakaiannya yang tertarik ke atas. Ia menatap tajam ke arah anaknya. “Bangunlah dan bersiaplah pergi ke kantor. Mama nggak mau tahu kamu harus memperbaiki citra kamu agar tidak terlengser dari perusahaan”ucapnya. Setelah itu ia meninggalkan kamar anaknya dan bersiap untuk pergi ke tempat tujuan.

Dia menarik napasnya. Perkataan orang yang menjadi mamanya itu, adalah perkataan yang akan selalu diucapkannya ketika ia melakukan kesalahan. Dan dia sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Semacam rutinan baginya.

Bagi mamanya, dia tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun. Dan harus menjaga sikap agar tidak mencoreng nama keluarganya. Dan juga, agar ia tidak dipandang buruk oleh beberapa orang yang akan dipasangkan padanya nanti.

Dia harus terlihat sempurna dan tak boleh melakukan hal yang dilarang oleh keluarganya.

“Kak Aurel nggak papa?”tanya Raynar dengan wajah khawatir. Adik angkatnya.

Aurel tersenyum pada adiknya. “Kakak nggak papa. Kamu nggak sekolah?”tanyanya balik.

“Sekolahku libur kak, dan juga aku minta cuti sama mama hari ini untuk nggak les. Jadi aku punya waktu istirahat sekarang,”jelas Raynar. “Oh iya aku tadi juga minta sama bibi untuk buat sup. Untuk hilangin pusing kakak, kakak beneran nggak papa kan?”

Aurel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kepalanya memang sangat pusing sekarang. Namun ia masih bisa menahannya untuk sementara waktu, lagi pun setelah ini dia harus pergi ke kantor untuk menyelesaikan masalah yang dibuatnya hari ini. Dan dia tidak bisa berada di atas ranjang lama-lama.

Ia pun bangkit dari duduknya dan langsung menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Meskipun ia sangat tidak ingin berangkat, namun hal itu harus ia enyahkan dari pikirannya. Karena ia juga tidak akan mungkin mengabulkan keinginannya itu.

“Kakak beneran nggak papa?”tanya Raynar untuk kesekian kalinya.

“Kakak nggak papa Ray,”minumnya sup yang telah dibuatkan oleh bibi “kakak pergi dulu ya. Kamu istirahat”pamitnya.

Burung dara yang akan keluar dari kandangnya ketika pergi bekerja. Dan kembali lagi ke sarang ketika selesai bekerja. Burung dara yang harus dijaga agar tetap sempurna dan dimanfaatkan ketika membutuhkan pameran.

μμ

“Saya minta maaf karena ketidakhadiran saya pagi ini dalam rapat, harus menjadi penghalang dalam kerja sama ini_”

Pidato singkat yang dilakukan Aurel untuk meluruskan semuanya. Padahal dalam hal ini, Rapat yang dilakukan mereka tidak seharusnya terjadi pagi ini. Tapi karena beberapa pemegang saham ingin melakukan rapat hari ini. Membuatnya tidak bisa hadir dalam rapatnya, dan beberapa dari mereka menjelekkan dirinya karena tidak bisa bersikap profesional.

Setelahnya, ia mematikan rekaman yang dilakukannya tadi. Menyandarkan kepalanya di kursi dan menghirup udara ruangan dengan pelan. Memejamkan matanya sejenak. Tubuhnya benar-benar butuh istirahat dari kegiatan rutinnya. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah mengalami liburan untuk sekedar merilekskan diri.

Hidupnya selalu dituntut untuk belajar banyak hal dan bekerja. Merefreshkan diri, adalah sesuatu hal yang tak mungkin pernah terjadi dalam hidupnya. Hidupnya, penuh dengan aturan dan dia harus menjalaninya dengan sempurna tanpa cacat sekalipun. Jika ia melakukan kesalahan maka dia harus menjalani hukuman berat dari kedua pasangan suami istri yang mengaku sebagai orangtua nya.

Aurel berjalan ke arah jendela ruangannya. Melihat pemandangan kota yang terlihat dari ruangannya. Berjejer rumah dengan manusia yang terlihat kecil dari atas. Hal seperti ini, adalah kegiatan rutin yang dilakukannya setiap dirinya jenuh dengan pekerjaan. Kegiatan sederhana untuk mengalihkan pikirannya dari pekerjaan.

Aurel tersenyum ketika melihat pemandangan yang dilihatnya.

Jika seperti ini, dia jadi teringat dengan seseorang yang membuatnya bahagia sesaat. Seseorang yang membuatnya tersenyum dengan bahagia untuk pertama kalinya di tengah hidupnya yang ketat. Seseorang yang membuatnya merasakan hidup sebenarnya, seseorang yang membuatnya merasakan kebahagiaan dengan hal sederhana.

“Bagaimana dengan kabarnya sekarang ya? Apakah dia baik-baik saja? Dan… apakah dia sudah menemukan orang baru dalam hidupnya?”

Dia merindukan seseorang itu. Seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Seseorang yang sulit untuk dilupakannya. Dan seseorang yang ingin sekali ia menjadi satu-satunya di dalam orang itu.

Dia menatap langit dengan harapan yang ingin sekali terkabulkan. Ada satu pertanyaan yang terlintas dari pikirannya saati ini ketika mengingat seseorang itu. Apakah seseorang itu masih mencintainya sampai sekarang?

“Bagaimana kabarmu sekarang? Semoga kamu selalu diberi kebahagiaan setiap saatnya, dan… aku berharap kita bisa bertemu kembali.”

1
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!