Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.
Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.
Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.
Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Assalamu'alaikum"
Anton , Mirna dan juga Intan mengucap salam saat sudah memasuki ruang tv ,tempat dimana Andi tengah melamun.
"Wa'alaikumsalam"
Jawab Andi yang tersadar dari lamunan nya , Andi melihat sosok yang asing bersama Anton dan Mirna.
"pa ini Intan, pacar Aris" Anton mengenalkan Intan kepada Andi.
Andi memandang gadis cantik itu , yang tengah mengandung anak Aris.
" Intan ikut saya, kalian berdua istirahat saja ,terimakasih sudah bawa Intan ke rumah ini"
Andi berjalan ke arah ruang kerjanya untuk mengajak Intan bicara empat mata.
Anton memberi kode kepada Intan untuk mengikuti Andi, begitupun dengan Mirna, Intan sedikit takut ,namun tak ada pilihan lain , Intan berjalan mengikuti Andi menuju ruangan nya.
"duduk ! "
perintah Andi , Andi tak tersenyum sama sekali ,membuat Intan sangat grogi dan takut.
"jadi sudah berapa bulan? "
Andi mulai bertanya perihal usia kandungan Intan.
" ti.. tiga bulan om"
jawab Intan bergetar.
"kamu yakin itu anak Aris?"
Andi kembali bertanya , Andi belum sepenuh nya percaya dengan Intan, bisa saja Intan berhubungan dengan laki - laki lain dan pada akhirnya menyalahkan Aris.
deg..
Intan mengepalkan tangan nya, Intan tak pernah tidur dengan siapapun selain Aris , dirinya kini benar - benar merasa terhina di depan ayah dari pacar nya itu.
"Kalau memang om gak percaya , setelah anak ini lahir nanti , om bisa tes DNA sekalian ! "
Jawab Intan seraya menatap tajam ke arah Andi , Andi menghela nafas , ia masih belum sepenuh nya menerima kenyataan ini.
"kamu mau melahirkan anak itu? "
Andi bertanya kembali ,kali ini dengan nada bicara yang lebih rendah dari pada sebelum nya, Intan mengangguk .
Andi terdiam sebentar, memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan.
"sebutkan saja berapapun yang kamu minta, miliyaran pun akan saya bayar , saya gak mau anak saya punya aib , setelah kamu menerima uang, terserah kamu mau melahirkan anak itu atau menggugurkan nya"
Andi seolah kehilangan akal sehat nya, Andi yang terkenal bijaksana dan adil , kini menawarkan sesuatu yang tercela.
Intan berdiri , emosi nya sudah memuncak ,mendengar tawaran Andi.
"Saya memang miskin , tapi saya gak akan bunuh darah daging saya dan menukarnya dengan uang anda , anda tidak mau ada aib? lalu bagaimana dengan saya dan keluarga saya? "
Intan membentak Andi ,dan bergegas pergi meninggalkan ruangan Andi.
Aris yang tengah berada di dapur mendengar suara yang tak asing lagi baginya , suara Intan yang menggema di rumah besar itu , begitupun dengan Anton dan Mirna yang juga mendengar suara Intan.
Brakk.. !!
Intan menutup pintu ruangan Andi dengan sangat keras , menggunakan semua tenaga yang ia punya.
Aris berlari menghampiri Intan, tak menyangka pacar nya ada di rumah nya dan baru saja keluar dari ruangan Andi.
"sayang !" Aris memeluk Intan yang mulai menangis ,hati nya terasa sangat sakit.
Aris yang bingung melihat pacar nya menangis ,dengan segera menarik tangan Intan memasuki ruangan papa nya , Aris mengerti , Andi pasti sudah melakukan hal buruk kepada Intan, Anton dan Mirna yang khawatir juga mengikuti nya.
"papa ! "
Aris menghampiri Andi dengan amarah nya yang membara.
"Aris ! sadar Aris ,kamu sebentar lagi selesai kuliah , biarin gadis ini pergi , papa bakal tanggung semua biaya sampai anak kamu lahir ,atau biar dia menggugurkan kandungan nya"
Andi masih tetap pada kehendak nya, biasanya tak akan ada yang beranti membantah Andi , hati Intan seolah di cabik - cabik saat kembali mendengar apa yang Andi katakan.
"oh jadi ini sikap asli seorang papa yang selalu Aris jadikan panutan ! "
Ucap Aris yang benar - benar kecewa.
Anton dan Mirna tak bisa berkata apa - apa , papa nya benar - benar keterlaluan kali ini.
Aris berlari meninggalkan ruangan Andi ,menuju kamar nya.
beberapa saat kemudian Aris kembali, Aris melempar kunci mobil , ponsel , kartu ATM dan juga kartu kredit yang di berikan Andi sebagai fasilitas untuk Aris.
"Aris udah gak butuh ini semua , Aris gak butuh harta papa ,papa jadi buta karena harta , papa sudah buang Annisa jauh dari rumah ! dan sekarang papa ingin cucu papa mati?"
Aris sudah benar - benar muak dengan Andi.
"Ayo sayang" Aris menggandeng tangan Intan meninggal kan ruangan Andi.
"Aris !" Andi memanggil anak keduanya itu ,namun Aris tak menggubris nya.
"Anton, cepat kamu tahan Aris ! "
Anton mengangguk lalu menyusul Aris yang hendak pergi.
"Ris ,papa lagi emosi , kita bisa bicara lagi setelah semua membaik yah?"
Anton mencoba menahan dan membujuk Aris.
"kak , cukup kak ,papa gak akan pernah berubah , sekarang jangan tahan Aris , Aris bakal tanggungjawab dengan anak ini, Aris gak bawa harta apapun ,tapi Aris bisa nyari kerja sendiri"
kali ini tekad Aris sudah bulat, ia tak sesabar kakak nya dalam mengahadapi sikap Andi , Aris lebih memilih melawan dan meninggalkan Andi.
Anton tak berkutik , ia tak bisa lagi menahan Aris , namun Anton membiarkan itu , Anton berharap setelah keadaan membaik , Aris akan kembali dan Andi juga akan berpikir lebih sehat lagi dan membiarkan Aris dan Intan untuk menikah.
..
"Loh? Aris , Intan kok kalian kesini"
buk Retno membukakan pintu setelah mendengar ada orang yang mengetuk pintu rumah nya, buk Retno bingung melihat Intan dan Aris datang , ditambah Intan yang masih menangis.
Buk Retno mempersilahkan keduanya untuk masuk dan duduk di sofa ,buk Retno menutup dan mengunci pintu rumah nya , tak ingin ada siapapun yang mendengar atau pun melihat apa yang terjadi ,buk Retno sudah memiliki firasat yang tidak baik kala melihat Intan yang menangis.
"Ada apa ini ?"
Buk Retno mulai bertanya.
"Intan hamil anak Aris buk , maafin Aris buk"
Aris akhir nya mulai mengakui kehamilan Intan , Aris menunduk dan terduduk dilantai meminta maaf sedalam - dalam nya atas apa yang telah Aris perbuat.
Buk Retno terdiam , mencoba mencerna apa yang Aris katakan, buk Retno menampar pipi nya sendiri untuk memastikan bahwa ia tak bermimpi, Intan kembali menangis setelah melihat respon buk Retno.
"maafin Intan buk"
Intan menghampiri buk Retno, lalu bersujud dan menangis di kaki nya ,buk Retno lagi - lagi tak berkata apa - apa , ia benar - benar shock ,anak semata wayang nya harus menanggung aib seperti ini.
Buk Retno mulai mengontrol diri nya ,mau bagaimana pun , Intan adalah satu - satu nya keluarga yang ia miliki , setelah kepergian sang suami beberapa tahun yang lalu.
Buk retno mendudukan dirinya dan membangunkan Intan yang masih menangis.
"Nak , kamu hamil? mama bakal jadi nenek?"
Intan dan juga Aris mendongak , mendengar kata - kata yang terucap dari mulut buk Retno itu.
"Apa yang harus ditangisi? " buk Retno memeluk Intan, namun dirinya tetap menangis , pasrah menerima nasib yang menimpa anak perempuan yang selalu ia doakan, buk Retno selalu berdoa agar Intan mendapat kebaikan setiap hari nya.
"ibuk memang serakah , ibuk sudah memiliki anak perempuan cantik dan pintar, anak perempuan yang bisa kuliah tinggi dengan beasiswa , ibu serakah jika ibu masih mengharapkan kebaikan yang lain nya"
buk Retno sebenar nya kecewa dengan semua ini , tapi buk Retno tak akan menuntut apapun lagi ,ia hanya ingin Intan dan Aris melanjutkan hidup mereka.
"Aris akan menikahi Intan buk"
ucap Aris .
"harus ! buat Intan jadi istri pertama dan terakhir, jaga anak kalian baik - baik nantinya " buk Retno mengajak Aris dalam pelukan nya.
Aris sangat bersyukur dengan buk Retno ini, walau buk Retno pasti kecewa dengan perbuatan Aris ,namun buk Retno tetap merestui mereka untuk menikah dan melahirkan anak nya.
..
Harapan Anton tak terwujud , kini sudah seminggu Aris meninggalkan rumah tanpa memberi kabar apapun, Andi setiap harinya menunggu kedatangan Aris ,menyesal dengan apa yang ia kehendaki sebelum nya.
"Kita ke rumah Intan aja yah? "
Mirna setiap hari mengajak Anton untuk datang ke rumah Intan, namun Anton selalu menolak dengan alasan ingin membiarkan Aris tenang terlebih dahulu.
"Tunggu sebentar lagi , Aris pasti datang"
ucap Anton menenangkan Mirna.
..
"Sebaiknya kalian segera menikah, walau ibu restui , tetap saja ibu gak mau ada yang curiga,sebelum perut kamu membesar , kalian harus segera menikah" buk Retno berbicara serius kepada Intan dan Aris , Aris setiap hari selalu datang ke rumah intan untuk menjaga Intan dan bayi dalam kandungan nya.
"aku benci papa kamu sayang"
ujar Intan yang masih belum bisa memaafkan Andi.
"maafin papa aku yah sayang, aku juga udah muak " Aris yang juga belum bisa memaafkan Andi mencoba untuk menenangkan Intan.
"mau bagaimana pun beliau tetap papa kamu nak, minta restu beliau untuk menikah yah"
buk Retno yang sabar dan pengertian mencoba meluluhkan hati Intan dan Aris, buk Retno ingin semua keluarga baik - baik saja.
"iya buk nanti sore Aris ke rumah papa"
Aris pasrah , ia harus tetap kembali ke rumah nya untuk meminta restu dan izin menikahi Intan.