NovelToon NovelToon
PEMBALASAN ISTRI GENDUT

PEMBALASAN ISTRI GENDUT

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Pelakor / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dae_Hwa

BADANMU ITU KAYAK GAPURA DESA!

Itulah kalimat yang sering di dengar Berryl, seorang wanita karir bertubuh gemuk yang selalu berpenampilan sederhana dan nerd.

Ia selalu tak beruntung dalam kehidupan sosialnya. Wanita itu acap kali mengalami pembullyan dan pengkhianatan.

Dihina, direndahkan dalam lingkungan kerja, bahkan difitnah oleh orang yang ia percaya. Parahnya, keluarga sang suami ikut memperlakukan nya dengan semena-mena.

Pada akhirnya, Berryl berusaha bangkit, ia bertekad akan membalas semua perlakuan buruk yang ia dapat.

Akankah Berryl berhasil membalas mereka semua?

Hallo Readers, saya ingin menginfokan bahwa novel PEMBALASAN ISTRI GENDUT merupakan novel yang pernah saya rilis di akun saya yang lain dengan nama pena Zindvl. Novel ini sudah saya hapus di akun lama dan saya rilis kembali di akun baru saya dengan nama pena Dae_Hwa yang memiliki makna mutiara yang berkilau. Saya harap di akun baru ini, saya dapat berkilau bak mutiara yang indah ✨
Mohon dukungannya 👊🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIG 5

Ku dorong pelan-pelan daun pintu, dengan mengendap-endap kaki ku melangkah masuk ke ruang tamu yang sudah gelap. Pasti ibu mertua dan adik ipar ku sudah tertidur karena sekarang sudah nyaris tengah malam.

"Jam segini baru pulang?"

Degh! Jantungku berdegup kencang saat mendengar suara ibu mertua dalam kegelapan. Aku bergegas menyalakan kontak lampu, jantungku semakin terpacu ketika melihat ibu mertua tengah duduk di kursi goyang favoritnya sambil menyilangkan kedua kaki.

"Ibu, belum tidur?" tanyaku gugup seperti maling ayam yang tertangkap basah.

"Gimana bisa tidur kalau menantu gak pulang-pulang? Tingkah mu itu mirip sekali dengan wanita murahan yang menjajakan tubuhnya di luar sana. Bedanya mereka cantik, sedangkan kamu jelek dan bengkak." Ibu menatapku dengan sorot matanya yang begitu tajam.

Aku menghela nafas kasar. "Bu ... bisa tidak, sekali saja berbicara yang lembut padaku? Selama ini aku selalu bertanya-tanya, kenapa Ibu selalu jahat padaku? Kenapa, Bu? Apa karena aku tidak cantik? Apa karena aku gendut?"

Sebenarnya aku tidak ingin mempertanyakan hal ini, tetapi suasana hatiku malam ini benar-benar kacau. Aku bahkan sengaja pulang lebih larut malam agar tak bertemu ibu mertua di saat suasana hatiku sedang seperti ini. Namun, di luar dugaan, beliau malah menungguku pulang.

Ibu berdecak kesal. "Dasar menantu bodoh, hal seperti itu saja dipertanyakan. Kenapa? Kamu mau tau? Karena kau perempuan mandul. Sudah mandul, jelek pula ...!"

Aku menatap tajam wanita tua di hadapanku saat ini. Rasanya, aku ingin menelannya hidup-hidup agar berkurang satu manusia jahat di bumi. Ku tarik nafasku dan ku hembuskan perlahan.

Sabar Berryl, sabaaar ...! Aku bergegas menuju kamar. Inilah cara jitu satu-satunya untuk mengakhiri perdebatan dengan manusia yang unfaedah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aku menatap keluar jendela kamar, lalu menatap pada jam dinding yang sudah menunjukkan hampir pukul dua belas malam. Sudah tengah malam, tetapi batang hidung Mas Ibnu tak kunjung muncul. Sepertinya lelaki brengsek itu tak akan pulang.

Aku melirik pada ponselku yang bergetar, rupanya ada pesan masuk dari Mas Ibnu.

Mas Ibnu : Bilang ibu, aku gak pulang. Lagi mancing ikan sama si Arga. Mobil aku bawa, jadi besok kamu naik angkot saja berangkat kerjanya. Angkot ya, jangan taksi, mahal. Dan jangan maksain diri naik ojol, kasihan nanti ban motor ojolnya bisa kempes kalau ngangkut kamu.

"Omongannya itu seolah-olah selama ini gue pergi kerja pakai mobil, emang hari-hari gue naik angkot! Gue yang punya mobil, gue yang tiap pagi luntang lantung cari kendaraan!" ucapku sedikit berteriak.

Enak banget hidup lelaki ini, hanya modal dusta. Dia kira aku tidak tau di hotel mana kini dia berada?

Aku membanting ponselku ke kasur. Kesal, kecewa, sedih, marah semuanya bercampur menjadi satu. Namun, aku harus berusaha tenang. Ya, untuk membalaskan mereka semua, aku harus tenang. Bersikap tenang sambil mengumpulkan bukti lainnya.

Ponselku kembali bergetar, tangan ku lekas meraih benda pipih itu. Ada pesan masuk dari adik ku. Ya, aku memiliki adik lelaki yang tengah menyelesaikan pendidikan akhir nya di Aussie.

Alby : Kak, lo baik-baik aja kan? Maybe, bulan depan gue udah balik nih. Gue tinggal wisuda doang soalnya. Meet up yuk, bareng Papa dan Mama.

Aku dan Alby adalah dua saudara kandung. Setelah tamat SMA, Alby memilih melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Tidak seperti aku, yang melanjutkan pendidikan di universitas dalam negeri dan selalu memilih hidup mandiri. Meskipun hal itu di tentang keras oleh papa dan mama ku, tapi akhirnya aku bisa membuktikan dengan meraih karir yang cemerlang. Ah, Tak sadar air mataku pun menetes, tiba-tiba aku merindukan keluargaku.

Aku segera merebahkan tubuhku di ranjang, aku menoleh pada tempat di mana biasanya Mas Ibnu berbaring. Air mataku kembali menetes. Aku tak menyangka kehidupan rumah tangga ku harus seperti ini.

Papa dan mama pasti sangat puas melihat ku kena batunya seperti ini. Aku sangat merasa bersalah karena tak mengindahkan ucapan mereka saat aku ingin menikah dengan Mas Ibnu.

Papa dan mama sangat membenci Mas Ibnu, padahal mereka belum bertemu sama sekali. Namun, bukan hal yang sulit bagi mereka untuk mencari tau seperti apa calon suami dari anak mereka. Mungkin itu lah yang membuat mereka menentang keras keinginan ku.

Mas Ibnu pun sampai kini juga tidak tau bahwa aku berasal dari keluarga konglomerat. Aku sengaja menutupi semuanya. Jika dia tau, sudah pasti aku tidak akan mendapatkan perlakuan seperti ini darinya maupun dari keluarganya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Selamat pagi, Bu Berryl." sapa ramah salah satu karyawan magang saat aku menunggu pintu lift terbuka.

"Pagi." Aku tersenyum ramah.

Kaki ku bergegas melangkah masuk saat lift terbuka, dan berdiri di tengah kerumunan.

"Beuhh! Langsung penuh kalau Bu Berryl masuk lift," canda Arga teman Mas Ibnu yang menurut ku terdengar tidak lucu.

Saat pintu lift hendak tertutup, ku lihat Mas Ibnu dan Kanaya berlarian mengejar pintu lift yang nyaris tertutup. Tangan ku yang baik hati ini menekan tombol open, selamat lah mereka dari pemotongan gaji.

Kanaya dan Mas Ibnu tampak kikuk saat menatap wajahku, mereka berdua berdiri membelakangi ku. Karena ruangan begitu sempit dan tubuhku yang memepet pada mereka berdua, aku dapat mencium jelas aroma shampoo yang sama dari rambut mereka berdua.

Abis keramas bareng toh! batinku menahan sakit di dada.

Begitu pintu lift terbuka, satu persatu dari mereka mulai keluar, termasuk aku dan dua pezinah itu. Arga mengekori kami dari belakang, membuat Mas Ibnu semakin gugup. Tentu saja dia gugup, karena dia beralasan bersama Arga tadi malam, tapi paginya dia malah muncul bersama Kanaya. Sungguh lelucon yang menggelikan.

"Ryl, lo diet kenapa. Biar kita-kita gak sesak kalau ada lo di dalam lift." ejek Arga tepat di telingaku.

Setelah mengejekku, Arga berjalan santai meninggalkan ku. Sekian detik aku dapat melihat Kanaya tersenyum saat Arga menghina fisik ku. Hatiku tiba-tiba memanas.

Ini kah sifat aslimu, Kanaya? Batinku.

Aku berjalan dengan cepat, berusaha menyusul Arga. Begitu tepat di belakang pria nyinyir itu, aku melayangkan tanganku setinggi-tingginya.

Bugh! Aku menampar kepala pria nyinyir itu dari belakang.

"Apa-apaan kau, Gend-"

"Kalau kau berani tidak sopan lagi padaku, ku pastikan kau akan menjadi gelandangan setelah keluar dari kantor ini!" ancam ku sinis sambil berlalu, tak lupa aku melayangkan tatapan tajam pada Mas Ibnu dan Kanaya yang matanya nyaris melompat keluar.

Orang-orang di sana yang menyaksikan kejadian itupun mulai berbisik-bisik. Mereka pasti sangat terkejut, karena ini pertama kalinya aku merespon hinaan dari orang lain kepadaku. Entahlah, aku tak peduli.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Mau jadi Mike Tyson lo tadi, Ryl? Main hantam hantam aja ubun-ubun anak orang." Renata memegangi perutnya yang keram karena mentertawakan aksi ku pagi tadi.

Secepat itu gosip menyebar ke segala kalangan karyawan, namun anehnya aku tidak di panggil oleh atasan untuk masalah ini. Harusnya aku dan Arga sudah di mediasi bersama para atasan. Seolah ada yang melindungi ku.

Aku menyeruput segelas es jeruk, "Emosi gue. Eh iya, itu bukti-bukti simpan bener-bener ya. Kalau bisa lo cari lagi itu bukti-bukti lainnya. Gue bakal bayar itu orang dua kali lipat. Dan ada bonus juga buat lo."

"Miliarder lo? Perasaan duit lo kagak abis abis, Ryl!" Renata kembali tertawa.

Dia gak tau gue Miliarder beneran, eh gak deng. Orang tua gue maksudnya, ha ha. Tawa ku dalam hati.

"Noh udah datang, kadal beracun." Renata menatap ke belakang ku. Aku bisa menebak, siapa kadal beracun yang dia maksud.

"Lo gak pergi, Ren?" tanyaku.

"Lo ngusir gue?" Renata balik bertanya.

"Biasa kalau ada dia kan lo pergi," ujarku.

"Kali ini enggak akan." jawabnya ketus.

Renata mengaduk-aduk minumannya sambil memainkan gawainya.

"Hai, Ryl." Kanaya mengusap pelan pundak ku.

"Hai." Aku berusaha mengulas senyuman hangat.

Kanaya menarik kursi di sampingku dan mendudukinya. Wanita itu menatapku, seolah menunggu aku untuk mengajaknya mengobrol. Sementara Renata hanya fokus pada gawainya.

"Lo gak pergi?" tanya Kanaya pada Renata.

Renata dengan senyum jahil mengabaikan pelakor di sampingku itu, matanya tetap menatap layar ponselnya.

Kanaya mulai menunjukkan wajah jengkelnya. "Hey! Hellooooooo~", Kanaya menjentik-jentikkan jarinya di depan wajah Renata. "Lo denger gue kan?"

"Oh, ngomong sama gue?" Renata segera menyimpan ponselnya di saku celananya.

"Lo gak pergi?" tanya Kanaya sekali lagi.

"Kenapa gue harus pergi?" jawab Renata datar.

"Lo tuh gak pernah nyadar diri ya?" Kanaya menatap remeh Renata.

"Emang Renata kenapa, Nay? Wanita murahan? Perebut suami orang?" Tanyaku sekaligus menyindir nya.

Dapat ku lihat ekspresi kaget dari Kanaya. Namun, wanita itu selalu lihai untuk segera menyembunyikannya.

"Dan lo juga kenapa tadi pagi jadi kampungan gitu sih, Ryl?" gantian Kanaya menyerang ku.

"Apanya?" tanyaku pura-pura tidak mengerti.

"Ya ngapain tadi pagi lo ngeladenin si Arga? Bikin malu tau gak." cicit Kanaya.

"Jadi maksud lo, gue harus diam aja di saat dia terus-terusan ngehina gue? Lo tau kan, ini bukan yang pertama kalinya? Dan maksud lo, gue harus diam aja saat orang lain diam-diam tersenyum saat ngelihat gue di hina?" sindir ku.

"Gue gak ada senyum loh, Ryl!" sangkal Kanaya.

"Dan gue gak pernah bilang kalau orang itu lo, Nay." sahut ku dengan nafas berat.

Wajah Kanaya seketika merah bak kepiting rebus. "Tapi kan."

"Udah, kali ini biarin gue pakai cara gue sendiri," Aku memotong ucapan Kanaya dan aku jamin pasti dia sangat kesal.

Sementara di kolong meja, aku dan Renata saling menendang kaki kami berdua. Berusaha menahan tawa melihat wajah masam Kanaya.

Aku merogoh ponselku yang bergetar di dalam saku celana. Mataku menyipit saat melihat notifikasi pesan masuk.

Calix : Kapan kau akan membalas perbuatan mereka?

Aku segera membalas pesan Calix.

Aku : Entah lah, saat ini aku hanya ingin memperbaiki mental ku lebih dulu.

Awalnya, aku memang menggebu-gebu untuk membalas dua pengkhianat itu. Namun, setelah banyak hal yang aku pertimbangkan, jujur saja niat untuk membalas dendam pada suamiku seperti memudar begitu saja. Apalagi saat mengetahui Mas Ibnu berselingkuh dengan Kanaya. Mental ku benar-benar rusak dan aku saat ini hanya ingin semua ini cepat selesai.

Ponselku kembali bergetar, mataku mengernyit saat membaca balasan dari Calix.

Calix : Sepertinya kau membutuhkan dorongan yang lebih sadis.

"Apa sih maksudnya?" gumam ku.

"Engh?" Renata terlihat bingung melihatku.

Aku hanya menggeleng, memintanya untuk mengabaikan ku. Sedangkan Kanaya menatapku dengan sinis karena aku hanya fokus pada ponselku.

"Fokus banget sih sama hp, selingkuh lo?" tanya Kanaya sinis.

"Yang ada dia yang di selingkuhin!" sahut Renata yang sudah mulai hilang kesabaran.

Duh, Renata keceplosan!

"Hah? M-maksudnya?" Kanaya terlihat gugup.

"Ember lu, Ren. Gak kok, Nay. Cuma dugaan gue doang." Aku berkilah.

"Ada yang lo curigain?" tanya Kanaya penuh selidik.

"Mungkin, Mirna ....!" Aku sengaja mempermainkannya.

"Iya, pasti Mirna. Soalnya dia kan ganjen banget sama suami lo, Ryl." Kanaya mengkambinghitamkan Mirna.

Kanaya, ku akui dia benar-benar cerdik alias cerdas sekaligus licik. Seluruh karyawan di kantor ini menganggap Mirna sebagai wanita tak bermoral karena kerap mengganggu Mas Ibnu yang sudah beristri. Namun, aku kini mengerti bahwa ini hanya sebagian dari rencana Kanaya untuk menutupi perselingkuhan nya dengan Mas Ibnu. Menonjolkan peran Mirna untuk mengelabui para mata pengamat. Benar-benar pintar. Andai Mirna tau bahwa Kanaya jauh lebih dulu mencicipi tubuh suamiku, pasti wanita itu akan menggila.

Aku kembali menatap layar ponselku yang kembali bergetar.

Mas Ibnu : KEMARI KAU! DASAR ISTRI GENDUT BODOH!

*

*

*

1
Katarina Istinganah
saya baru mulai menbaca
elizabeth erni riyanti
Menarik👍
Dae_Hwa💎: Terimakasih 💖
total 1 replies
Mariyatul Fitri
haha ha......
Ct Echah
sahhh
Christy Imeh
Biasa
Christy Imeh
Kecewa
Dae_Hwa💎: thanks utk penilaian mu yg maha luar biasa 💖
total 1 replies
Anggun Peratiwi
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih untuk penilaian positif nya kakak💖
Sehat dan berkah selalu 💖
total 1 replies
Mas Chairudin
Kecewa
Mas Chairudin
Buruk
Dae_Hwa💎: tidak suka? tinggalkan. jangan berbusuk hati meninggalkan rating yang merusak nilai karya orang lain.
total 1 replies
Zachary
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih kakak 💖
total 1 replies
Zachary
suka Thor. 🩷🩷🩷
Dae_Hwa💎: /Kiss/
total 1 replies
Zachary
🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: /Joyful/
total 1 replies
Yhatiekitty Kosmetik
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih penilaian nya kakak 💖
total 1 replies
Fitri Irmawati
each perceraian q yg dlu GC kyk gni mind🤣🤣coba Klo kyk gini seru kalee ea
Dae_Hwa💎: 💖💖💖💖💖
Fitri Irmawati: 🤕🤕tp bner2 nyesek asli x mah🤦‍♀️🤦‍♀️aamiiin ya Allah🤲🏻makasih ea doa x🥰
total 3 replies
Fitri Irmawati
eh eh eh..nntut harta goni gini..kok kyk mantan q ea..JD inget masa lalu gw Thor🤣🤣
mB€|6€D€§
cukup puas & terhibur... ada greged dipembalasannya.. jg gak terlala bertele- tele😊👍💪
mB€|6€D€§
si nela kasusnya apa ya thor???
kyknya ga ada keterangannya... 😁😁
Dae_Hwa💎: ada di bab bab sebelumnya.
ikut kerja sama bareng kanaya dan rani dlm ngebuat berryl jd gendut
total 1 replies
Fitri Irmawati
each ..Klo q jujur,hbs baca ea like...krna buat q critax menarik sich..menguras emosi wkwkwk
mB€|6€D€§
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih 🙏🏼
total 1 replies
mB€|6€D€§
menyalaaaa...🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!