Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 17 MALAM PANJANG
Segera pengawal Dion yang tubuhnya kekar berotot mulai mendekati Doni dengan wajah yang menakutkan.
"Tunggu bos Dion, ini bisa kita bicarakan baik-baik, aku akan segera membawa wanita itu kembali dan mengantarkannya ke ranjang bos Dion," ujar Doni yang ketakutan.
Namun Dion yang terkenal sebagai orang yang keji dan kejam tanpa kompromi langsung memberikan perintah kepada pengawalnya.
"Buk," sebuah pukulan keras menghantam wajah Doni dengan keras.
Seketika dua buah gigi Doni lepas dan jatuh ke jalan.
"Buk," sebuah tendangan lagi langsung menghantam tubuh Doni.
Seketika Doni langsung terjatuh ke jalan sambil memegangi perutnya yang sakit. Darah segar keluar dari mulut Doni membasahi jalanan.
Bukannya selesai, dua pengawal itu mulai menginjak-injak Doni secara membabi buta hingga akhirnya Doni pingsan tidak sadarkan diri karena kesakitan.
Setelah itu Dion pergi ke rumah sakit dengan kedua pengawalnya meninggalkan Doni yang sedang tergeletak begitu saja.
Sementara itu Adrian telah sampai di depan rumah Angel. Adrian langsung membopong tubuh Angel dan membawanya masuk ke rumah.
Kebetulan di rumah Angel tidak ada siapapun, karena siang hari tadi Rita pulang kampung untuk ziarah ke makam suaminya dan beberapa hari lagi baru kembali.
Adrian membawa Angel menuju ke kamarnya. Tubuh Angel langsung Adrian baringkan di atas ranjangnya dengan perlahan.
"Setelah ini, sebaiknya aku segera pergi," ucap Adrian.
Tapi tiba-tiba saja Angel terbangun dan memeluk Adrian dari belakang sehingga membuat Adrian kaget.
"Adrian tubuhku panas sekali, bisakah kamu membantuku," ujar Angel berbisik di telinga Adrian sambil meniupnya.
Efek obat yang di berikan oleh Dion sebelumnya mulai bekerja. Obat itu adalah obat terbaik dengan efek mujarab dan harganya sangat mahal, sehingga efeknya tidak ada siapapun yang bisa menahannya.
Perlahan Angel mulai membuka kancing baju Adrian. Adrian yang sebagai pria normal juga mulai tidak bisa mengendalikan dirinya. Hingga akhirnya malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka.
Pagi hari waktu menunjukkan pukul 7 pagi, Adrian mulai membuka matanya perlahan. Begitu terbangun Adrian tampak kaget melihat tubuhnya yang tidak menggunakan pakaian.
Adrian mengingat kejadian semalam dan seolah tidak percaya dia telah melakukannya kepada Angel. Hati Adrian sekarang menjadi campur aduk dan bingung harus bagaimana kedepannya.
Adrian mulai memakai pakaian dan melihat bercak darah di atas seprai.
"Angel masih suci..." ucap Adrian.
Bukankah selama ini Angel telah bersama dengan Doni, bagaimana mungkin mereka tidak pernah melakukannya. Di tambah lagi Adrian pernah melihat Doni membeli obat kejantanan di toko obat tradisional.
Adrian semakin bingung dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Adrian mulai keluar dari kamar Angel sambil melihat-lihat keberadaan Angel.
Adrian hendak pergi dari sana secara diam-diam tanpa di ketahui oleh Angel. Tapi Adrian tidak tahu bahwa Angel telah muncul di belakangnya.
"Adrian kamu sudah bangun," ujar Angel.
"Eh..." seketika Adrian menjadi canggung.
"Itu... semalam..." sambung Adrian sulit untuk mengatakannya.
"Ehem..." wajah Angel juga memerah.
"Semalam aku di beri obat, kita juga sudah sama-sama dewasa, aku harap kita tidak membahasnya," sambung Angel malu.
"Ya," balas Adrian.
"Adrian aku minta maaf kepadamu atas kejadian sebelumnya, sebenarnya aku..." ujar Angel.
"Aku sudah tahu semuanya, aku juga tidak bisa menyalahkan mu," balas Adrian.
"Kamu sudah tahu...?" Angel tampak terkejut mendengarnya.
"Ibumu sudah menceritakan semuanya, kamu juga punya alasan untuk melakukan itu," jelas Adrian.
"Hanya saja aku kecewa kamu tidak mau jujur kepadaku," sambung Adrian.
Angel merasa bersalah sekali kepada Adrian. Namun semuanya sudah terjadi, dirinya hanya bisa meminta maaf kepada Adrian.
"Adrian mau tidak kita balikan seperti dulu?" tanya Angel.
"Aku masih tetap mencintaimu selama ini dan tidak pernah berubah," sambung Angel.
"Maaf Angel, untuk saat ini aku lebih ingin sendiri," balas Adrian.
"Baiklah, aku mengerti," ujar Angel pasrah.
Angel hatinya terasa begitu hampa sekarang melihat Adrian yang sekarang sudah mengacuhkannya. Angel hendak berjalan masuk kembali ke kamarnya, tapi tubuhnya tampak sempoyongan.
"Kamu baik-baik saja kan," ujar Adrian yang melihat itu.
"Apa tubuhmu baik-baik saja?" sambung Adrian bertanya.
"Adrian, jika bukan karena kamu semalam begitu gila, pinggang ku tidak akan sesakit ini," jawab Angel dengan malu.
Adrian membatu beberapa saat dan mulai merasa canggung. Adrian merasa malu dengan dirinya sendiri yang tidak dapat menahan hasrat dalam hatinya tadi malam.
"Ini untukmu," Adrian mengeluarkan sebuah pil emas dari sakunya.
"Ini apa?" tanya Angel.
"Ini adalah pil ajaib, ibumu juga meminumnya, setelah meminumnya tubuhmu akan kembali sehat bahkan terasa beberapa tahun lebih muda lagi," jelas Adrian.
"Ya, terima kasih," ujar Angel.
Adrian mengendarai mobilnya untuk menuju kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan menuju kembali ke rumahnya Adrian melewati sebuah rumah sakit.
Adrian melihat sosok Doni dengan luka yang parah sedang di papah oleh seorang perawat pria. Kemudian dengan sendirinya mata hebat Adrian menembus tubuh Doni secara spontan.
Terlihat selain luka luar akibat pukulan, Doni ternyata juga mempunyai penyakit yang sangat menyiksa dirinya.
"Ternyata dia impoten," ucap Adrian.
Dengan kekuatan mata hebatnya Adrian langsung mengetahui bahwa Doni mengalami impoten sejak lama.
"Pantas saja Angel..." ucap Adrian memikirkan kejadian semalam dengan Angel.
Ternyata Angel belum pernah melakukannya sama sekali bersama Doni. Dan tadi malam adalah pertama kalinya bagi Angel yang di buktikan oleh bercak darah di atas tempat tidurnya.
Di tambah lagi Adrian pernah melihat Doni membeli obat kejantanan ternyata untuk mengobati penyakitnya dan bukannya untuk berhubungan dengan Angel.
Adrian semakin merasa bersalah dan tidak enak kepada Angel. Walaupun Angel lah yang memaksanya, tapi seharusnya dia bisa menolaknya.
Memang kelemahan seorang pria adalah menahan hawa nafsunya sendiri.
Sementara itu di kamarnya Angel menelan pil pemberian Adrian dan langsung meneguk segelas air. Tanpa menunggu lama, pil ajaib itu langsung bereaksi ke tubuh Angel.
Seketika tubuh Angel terasa begitu hangat, rasa sakit di pinggang nya juga langsung menghilang. Kulit Angel terlihat semakin halus dan cerah bahkan jug ikut mengencang.
Angel mulai berkaca dan mendapati dirinya jauh lebih cantik dari sebelumnya.
"Pil ini hebat sekali, aku tidak menyangka pil ini juga bisa membuatku bertambah cantik," ucap Angel.
Angel semakin di buat takjub oleh pil pemberian dari Adrian ini. Angel tidak menyangka Adrian bisa sehebat ini.
"Adrian apa kamu menyembunyikan semua ini kepada dahulu?" pikir Angel.
"Aku harus mendapatkan mu kembali," pikir Angel lagi.
Adrian kini telah sampai di rumahnya dan melihat sebuah mobil sport sudah terparkir di sana. Ternyata mobil sport yang terparkir itu adalah milik dari Vanesa.
Adrian segera masuk dan mendapati Vanesa sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Kamu dari mana saja, aku menghubungi mu juga tidak bisa?" tanya Vanesa.
"Aku ada urusan, kebetulan ponselku kehabisan baterai," jawab Ardian.
"Aku sudah menunggumu di sini hampir 1 jam tahu," ujar Vanesa.
"Memangnya kamu ada perlu apa datang mencari ku?" tanya Ardian.
"Apa kamu lupa, kamu berjanji mentraktirku makan, aku menunggumu menghubungi ku, tapi sepertinya kamu lupa, kamu sungguh menyebalkan," jelas Vanesa.
"Aku tidak lupa, hanya saja sedang sibuk," balas Adrian.
Kemudian Vanesa mulai bangkit dan mendekati Ardian. Vanesa seperti melihat sesuatu yang aneh dari diri Ardian.
Vanesa mulai membuka sedikit kerah baju Ardian untuk dapat melihat lehernya.
"Ardian kamu..." Vanesa seketika terlihat begitu kesal.
Di leher Ardian terdapat tiga buah bekas merah.
Ardian juga langsung sadar dan segera membetulkan kerah bajunya kembali.
"Gawat, bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya, ini pasti perbuatan Angel semalam," ucap Adrian dalam hati.
"Vanesa ini tidak seperti yang kamu pikirkan, leherku di gigit semut, aku menggaruknya secara terus menerus hingga menjadi merah seperti sekarang ini," ujar Adrian.